Annisa Pohan hingga Dian Sastro Bicara soal Pentingnya Pendidikan bagi Perempuan

18 Agustus 2020 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pentingnya pendidikan untuk perempuan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pentingnya pendidikan untuk perempuan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap perempuan berhak mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki. Namun sayangnya, masih banyak orang Indonesia yang belum menyadari hal ini.
ADVERTISEMENT
Perempuan cenderung dipandang sebelah mata dan dianggap tak perlu mengenyam pendidikan terlalu tinggi. Hal ini terjadi lantaran banyak stigma yang beredar bahwa perempuan hanya akan berakhir di sumur, dapur, dan kasur. Yang artinya, setinggi apapun pendidikan mereka, pada akhirnya mereka hanya akan mengurus kebutuhan rumah tangga saja.
Padahal, perempuan memiliki peran yang penting untuk mendidik generasi penerus bangsa. Seperti sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa kalau kita mengedukasi perempuan, maka kita akan mengedukasi semua generasi bangsa.
Hal ini pun menjadi topik bahasan dalam talkshow virtual yang diselenggarakan oleh ForMIND Institute (ForTi) yang bertajuk 'Kalau Besar Mau Jadi Apa?' pada Sabtu, (15/8) lalu.
Hadir dalam talkshow yang menarik ini di antaranya adalah Prof. Nizam (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Budaya), Dr. Sastia Putri (Dosen sekaligus peneliti di Osaka University Jepang dan Managing Director dari ForTi), Melanie Masriel (Director of Communications, Public Affairs & Sustainability PT. L’Oreal Indonesia), Tissa Aunilla (Co-Founder Pipiltin Cocoa), Andini Effendi (Jurnalis Independen), dr. Arti Indira, MGz, SpGK (Dokter Spesialis Gizi Klinis), Dian Sastrowardoyo (Selebriti sekaligus Founder Beasiswa Dian), dan Maudy Ayunda (Musisi dan Mahasiswi Stanford University).
ADVERTISEMENT
Menurut Prof. Nizam, saat ini kesetaraan gender di Indonesia memang sudah relatif baik dibanding dengan dulu. Sebab menurut data dari Studi JICA 2011 tentang Country Gender Profile di Indonesia dan juga statistik pendidikan di Indonesia tahun 2018, jumlah perempuan dalam pendidikan sudah lebih banyak dan cukup mendominasi. Namun angkanya jadi menurun saat sudah memasuki dunia kerja.
Ia juga menyampaikan, ada banyak dampak positif jika perempuan bisa mendapatkan pendidikan tinggi. Mulai dari mengurangi angka kematian ibu melahirkan, meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial, mengurangi angka perkawinan anak, menurunkan laju pertumbuhan penduduk, mengurangi malnutrisi, meningkatkan partisipasi politik, hingga dan mengurangi angka KDRT dan pelecehan seksual.
Menurutnya, semua ketimpangan gender atau lingkungan yang kurang ramah perempuan bisa diatasi dengan menghadirkan ekosistem belajar dan budaya yang lebih inklusif, serta penting juga dunia pendidikan menghadirkan buku-buku yang tidak bias gender dan guru juga harus bisa menjadi sosok role model atau panutan bagi generasi muda.
Prof. Nizam Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Budaya. Foto: dok. YouTube
Hal ini juga diamini oleh para perempuan yang menjadi narasumber dari acara talkshow virtual dari ForTi ini. Mereka meyakini bahwa perempuan Indonesia memang sudah selayaknya mendapatkan pendidikan tinggi, sebab menurut Dr. Sastia Putri, pendidikan bisa membuka banyak pintu bagi banyak kesempatan sehingga perempuan bisa meraih impian mereka dalam bidang.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, dr. Arti Indira, MGz, SpGK, menyatakan bahwa pendidikan perempuan juga bisa mempengaruhi pertumbuhan anak sejak dalam kandungan. Menurutnya, jika seorang perempuan atau ibu memiliki tingkat pendidikan tinggi, maka anak yang dilahirkan akan memiliki status gizi yang jauh lebih baik.

Kepedulian selebriti tentang pentingnya pendidikan untuk perempuan

Pentingnya pendidikan bagi perempuan tidak hanya menggugah kepedulian bagi organisasi atau pemerintah. Tetapi juga menggerakkan sesama perempuan yang sudah lebih dulu mendulang kesuksesan di dunia profesional, termasuk para selebriti.
Oleh karena itu, ForTi mengundang beberapa tokoh perempuan ternama dan pebisnis sukses seperti Dian Sastrowardoyo, Maudy Ayunda, Annisa Pohan hingga pebisnis perempuan, Tissa Aunilla, dalam acara talkshow virtual ini.
Acara talkshow virtual ForTi, Kalau Besar Mau Jadi Apa? Foto: dok YouTube
Dalam talkshow virtual tersebut, para perempuan ini membahas mengenai pentingnya pendidikan bagi perempuan. Menurut Dian Sastrowardoyo, selebriti sekaligus pendiri Beasiswa Dian, platform penyedia edukasi dan beasiswa untuk perempuan, perempuan merupakan ujung tombak bagi masa depan generasi penerus bangsa.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menambah wawasan dan membuka banyak peluang, perempuan yang memiliki pendidikan tinggi juga akan lebih bisa untuk mandiri, berdiri di kakinya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain, seperti orang tua atau suami. Sebab mereka akan memberdayakan dirinya sendiri agar bisa meraih kesuksesan.
Dian Sastrowardoyo dalam acara talkshow virtual ForTi, Kalau Besar Mau Jadi Apa? Foto: dok. YouTube
Hal ini juga disampaikan oleh Maudy Ayunda, musisi yang kini tengah menempuh pendidikan S2 di Stanford University, California.
"Menurut saya pendidikan itu penting sekali untuk perempuan Indonesia karena memberikan kemandirian dalam berpikir dan memberdayakan perempuan untuk bisa mandiri secara finansial juga. Perempuan sangat dekat dengan generasi penerus bangsa, oleh karena itu penting untuk perempuan bisa mendidik generasi penerus," pungkas Maudy dalam video singkat yang dikirimkan khusus untuk acara talkshow ini
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, di era modern seperti sekarang ini, perempuan tak perlu lagi khawatir untuk meninggalkan kewajibannya mengurus keluarga seperti yang diungkapkan oleh stigma yang selama ini menghantui perempuan. Karena perempuan terlahir dengan kemampuan multitasking yang lebih tinggi daripada pria. Sehingga mereka bisa melakukan berbagai hal dalam satu waktu.
Oleh karenanya, perempuan Indonesia harus berani memiliki mimpi yang besar dan meraih pendidikan tinggi. Tak masalah jika semua harus dimulai dari langkah-langkah kecil. Tak lupa, perempuan Indonesia juga harus saling mendukung sebab anak-anak perempuan atau generasi muda akan mengalami kesulitan tanpa adanya bantuan dari sesama perempuan yang sudah lebih sukses dan memiliki networking tinggi.