Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Apa Itu Red String Theory, Legenda soal Cinta yang Sedang Viral di TikTok?
19 Oktober 2024 12:46 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Marriage, “red string theory” juga dikenal sebagai “red thread of fate”. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini bermakna “benang merah takdir”. Jadi, secara umum, tali merah ini adalah perwujudan dari takdir manusia, terlebih soal percintaan antara dua orang.
Legenda soal benang merah ini berakar dari cerita rakyat Asia. Benang merah yang tak kasatmata ini dipercaya menghubungkan dua orang yang ditakdirkan untuk bertemu dan memengaruhi kehidupan satu sama lain. Takdir pertemuan dua orang ini tidak memandang waktu, tempat, dan situasi. Mungkin, istilah dalam bahasa Indonesia yang hampir serupa adalah “jodoh”.
Dilansir Marriage, benang merah yang menghubungkan dua orang ini bisa ditarik dan menjadi kusut. Namun, benang merah ini tidak akan pernah terputus. Benang ini pun menjadi simbolisasi dari ikatan antara dua orang yang sangat kuat.
ADVERTISEMENT
Menurut Mochi Magazine, benang merah ini tidak selalu lurus. Pergerakan benang merah ini membentuk pola yang unik, menyimbolkan jalan hidup yang rumit dan tidak selamanya mulus. Namun, pada akhirnya, benang tersebut tetap akan berujung pada orang yang sama.
Asal muasal red string theory
Menurut Your Tango, red string theory ini muncul di cerita rakyat China dan Jepang. Dalam mitologi China, benang merah ini dipercaya diikat oleh Yuè Xià Lǎorén, dewa pernikahan dan cinta . Benang tersebut diikat di pergelangan kaki dua sejoli yang ditakdirkan akan bertemu dan menjalin cinta.
Sementara itu, dalam cerita rakyat Jepang, benang merah ini diyakini terikat di kelingking salah satu orang dan terhubung ke jari telunjuk orang lainnya. Dilansir Mashable, di belahan bumi Barat, teori ini lebih dikenal sebagai “invisible string theory” atau teori benang tak kasatmata.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Mashable, legenda ini juga hadir di mitologi Yunani kuno. Dalam buku The Symposium karya filsuf Yunani Plato, manusia awalnya diciptakan sebagai makhluk dengan dua kepala serta empat tangan dan empat kaki.
Kemudian, Dewa Zeus memerintahkan agar manusia tersebut dibelah menjadi sosok berkepala satu dengan dua tangan dan kaki. Manusia tersebut akhirnya ditakdirkan untuk berjuang mencari belahan jiwanya.
Menurut legenda-legenda ini, dua orang yang saling terhubung akan merasakan ikatan yang kuat antara satu sama lain. Padahal, keduanya bisa saja baru berjumpa untuk pertama kalinya.
Cerita orang yang merasa mengalami red string theory
Dilansir Mashable, tak sedikit orang yang merasa mengalami teori benang merah ini. Ada kalanya, sebelum pasangan kekasih berjumpa dan menjalin hubungan, mereka ternyata pernah bertemu satu sama lain, tapi tak pernah menyadarinya.
Salah satu contohnya adalah cerita seorang perempuan bernama Chloe dan pasangannya, Marcus. Suatu ketika, Chloe tengah berlibur di Las Vegas, Amerika Serikat, dan menonton pertunjukan sihir. Ia pun mengambil foto di samping sebuah air mancur. Tanpa ia sadari, Marcus—yang saat itu belum berkenalan dengan Chloe—juga berada di tempat dan jam yang sama, bahkan berfoto di samping air mancur yang sama.
ADVERTISEMENT
Chloe akhirnya berkenalan dengan Marcus lewat aplikasi kencan online, dua tahun setelah kejadian tersebut.
“Saat kami berada di Vegas, kami sedang menjalin hubungan dengan pasangan masing-masing. Ketika akhirnya kami berkenalan, kami berada di waktu yang tepat dalam hidup kami. Jadi, tak peduli apakah ini adalah takdir atau kebetulan yang membahagiakan, saya sangat mensyukurinya,” ucap Chloe, sebagaimana dilansir Mashable.
Ladies, apakah kamu percaya dengan legenda benang merah ini? Apakah kamu juga pernah mengalami pertemuan unik seperti ini?