Apakah Quiet Quitting di Pekerjaan Bermanfaat buat Kesehatan? Ini Kata Para Ahli

10 September 2022 9:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apakah Quiet Quitting di Pekerjaan Bermanfaat buat Kesehatan? Ini Kata Para Ahli. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Apakah Quiet Quitting di Pekerjaan Bermanfaat buat Kesehatan? Ini Kata Para Ahli. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, apakah kamu tengah mengalami stres dan burn out yang cukup berat akibat pekerjaan? Ketika rasa kelelahan yang luar biasa ini menyerang, perasaan ingin berhenti dari pekerjaan dan mencari peruntungan di tempat lain memang terlihat menggiurkan.
ADVERTISEMENT
Dalam survei yang dilakukan oleh Deloitte, burnout atau rasa kelelahan berlebih tercatat sebagai salah satu faktor kuat yang memicu generasi muda untuk berhenti dari pekerjaan. Dalam survei dengan cakupan global itu, 40 persen dari para Gen Z (orang-orang usia 19–24 tahun) dan 24 persen dari para milenial (usia 28–39 tahun) akan meninggalkan pekerjaannya dalam kurun waktu dua tahun.
Namun, resign dari pekerjaan juga tidak mudah dilakukan, Ladies. Banyak hal yang harus dipertimbangkan matang-matang. Selain itu, proses pengunduran diri dari kantor juga membutuhkan proses yang cukup rumit, sehingga justru berpotensi menambah beban kamu.
Nah, di tengah kebingungan soal bagaimana merespons burnout, tren baru pun muncul dan viral di media sosial: quiet quitting. Secara umum, istilah quiet quitting bermakna berhenti bekerja terlalu ekstra, dan cukup bekerja sesuai dengan porsi masing-masing. Fenomena ini viral berkat video TikTok yang diunggah oleh pengguna @zaidleppelin pada Juli lalu.
Ilustrasi overthinking. Foto: Shutter Stock
Dikutip dari VeryWell Mind, banyak penyebab orang memutuskan untuk melakukan quiet quitting. Faktor terbesar adalah keinginan untuk bisa mengembalikan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka (work-life balance), yang dirasa telah hilang akibat terlalu mendedikasikan diri untuk pekerjaan. Selain itu, fenomena quiet quitting juga dilihat sebagai strategi bertahan yang dilakukan untuk melindungi diri dari kerja berlebih dan burnout.
ADVERTISEMENT

Adakah manfaat quiet quitting untuk kesehatan?

Kendati terdengar menarik untuk diikuti, apakah fenomena quiet quitting ini baik untuk dilakukan? Apakah quiet quitting bermanfaat untuk kesehatan mental? Simak penjelasan beberapa ahli yang sudah kumparanWOMAN rangkum berikut ini, Ladies.

1. Quiet quitting membantu menciptakan batasan untuk kita

Ilustrasi karyawan kecapekan kerja. Foto: CrizzyStudio/Shutterstock
Dilansir Healthline, seorang psikolog asal Inggris, Lee Chambers, mengatakan bahwa quiet quitting merupakan metode untuk menciptakan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
“Quiet quitting memiliki potensi untuk meningkatkan pengaturan batasan (boundary), serta membantu banyak orang untuk menjauh dari produktivitas yang toksik,” ungkap Lee, dikutip dari Healthline.
Lee pun mengutip sebuah penelitian tahun 2021, yang menjelaskan keberhasilan para tenaga kesehatan dalam mencegah burnout selama pandemi COVID-19 berkat menerapkan batasan antara hidup pribadi dan pekerjaan.
ADVERTISEMENT

2. Work-life balance yang terjaga baik untuk kesehatan mental

Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutter Stock
Dikutip dari The Conversation, seorang dosen senior program studi Ilmu Pengetahuan Sosial di University of Bristol, Nilufar Ahmed, mengatakan bahwa keseimbangan antara hidup pribadi dan pekerjaan (work-life balance) memang berkaitan dengan kesehatan mental.
“Hal yang dianggap sebagai kegagalan di pekerjaan, seperti tidak mendapatkan promosi atau pengakuan atas pencapaian, bisa dimaknai oleh diri sendiri sebagai kegagalan pribadi. Ini dapat menyebabkan kecemasan, membuatmu khawatir tentang bagaimana kamu harus meningkatkan kinerjamu,” kata Nilufar.
Work-life balance yang buruk mampu menyebabkan kecemasan, dan ini bisa berkaitan langsung dengan kesehatan mental. Pada akhirnya, quiet quitting bisa menjadi solusi atas masalah ini, mengingat tujuan dari quiet quitting adalah mengembalikan keseimbangan tatanan hidup.

3. Quiet quitting bantu mencegah burnout

Ilustrasi burnout. Foto: Chaay_Tee/Shutterstock
Burnout merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para pekerja. Kelelahan bekerja dan buruknya work-life balance bisa menjadi penyebab kamu mengalami burnout. Saat burnout sudah terjadi, bekerja menjadi hal yang sangat berat dilakukan. Tak jarang, penderita burnout justru jadi membenci pekerjaan mereka. Ini tentunya tidak baik untuk kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Nah, menurut Nilufar Ahmed, quiet quitting bisa menjadi solusi menangani dan mencegah burnout. Contohnya, ketika melakukan quiet quitting, kamu akan berani menolak pekerjaan yang bukan di luar porsi kamu. Kamu juga tidak akan mengecek email kerja di luar jam kerja, sehingga waktu pribadimu tidak dihabiskan dengan memikirkan pekerjaan.
“Quiet quitting dapat menciptakan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi yang lebih baik, sehingga dapat mencegah terjadinya burnout sebelum fenomena itu terjadi,” kata Nilufat Ahmed, dikutip dari The Conversation.

4. Quiet quitting memberikan waktu untuk berkumpul dengan orang tersayang

com-Ilustrasi menghabiskan waktu bersama orang tersayang. Foto: Shutterstock
Tidak bisa dipungkiri, menghabiskan waktu dengan orang tersayang mampu meningkatkan kesejahteraan seseorang. Ketika kesejahteraan terjamin, kesehatan mental pun akan mengikuti. Nah, menurut seorang psikoterapis dan penulis asal Inggris, Tania Taylor, quiet quitting bisa menjadi metode untuk mencapai kesejahteraan itu.
ADVERTISEMENT
Dilansir Healthline, Tania mengatakan bahwa quiet quitting mampu memberikan lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti berkumpul dengan orang tersayang.
Quality time yang dihabiskan bersama dengan teman dan keluarga merupakan resep utama dalam meningkatkan kesejahteraan mental kita,” jelas Tania.
Tak hanya itu, Tania menegaskan bahwa quiet quitting dapat mengingatkan bahwa pekerjaan bukanlah satu-satunya hal yang menentukan nilai diri kita sebagai manusia.
Dari penjelasan ketiga ahli di atas, bisa disimpulkan bahwa quiet quitting ternyata bermanfaat untuk kesehatan mental. Sebab, jika dilakukan dengan benar, quiet quitting mampu memperbaiki work-life balance. Ini pun mampu mencegah terjadinya burnout serta meningkatkan kesejahteraan.
Nah, itulah manfaat yang bisa didapatkan dari melakukan quiet quitting, Ladies. Apakah kamu tertarik untuk melakukannya?
ADVERTISEMENT