Asal-usul Foundation, Dulunya Terbuat dari Bubuk Timbal Beracun

28 Juli 2019 17:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan makeup Foto: dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan makeup Foto: dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Foundation atau alas bedak saat ini menjadi salah satu produk kecantikan andalan para perempuan. Digunakan hampir setiap hari untuk menunjang penampilan dan makeup wajah, foundation hadir dalam berbagai warna, tekstur, dan bentuk yang disesuaikan dengan masing-masing warna kulit serta jenis kulit para perempuan.
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang foundation, rupanya alas bedak ini memiliki sejarah perjalanan yang cukup panjang. Ya, foundation ternyata sudah digunakan sejak zaman Yunani dan Mesir Kuno, tepatnya pada tahun 200 Sebelum Masehi.
Berdasarkan laporan dari New Beauty, saat itu, para perempuan di zaman Yunani dan Mesir Kuno menggunakan bubuk timbal dan kapur putih di wajah untuk mencerahkan kulitnya. Sejak dahulu kala, memiliki kulit berwarna putih dianggap sebagai daya tarik tersendiri. Maka tak heran, para perempuan di zaman Yunani dan Romawi Kuno menggemari tampilan wajah yang terlihat pucat.
Ilustrasi foundation powder. Foto: dok. Wikimedia Commons
Tak hanya perempuan saja, para pria juga menggunakan foundation yang terbuat dari bubuk timbal, kapur dan krim dari lemak hewan, tepung kanji dan timah. Seluruh bahan-bahan ini dicampur menjadi satu hingga berbentuk pasta dan digunakan untuk memutihkan wajah mereka.
ADVERTISEMENT
Teknik merias wajah ini berlangsung hingga pada abad pertengahan dan zaman Renaissance. Kabarnya foundation yang terbuat dari campuran timbal dan cuka sempat digunakan oleh Ratu Elizabeth I untuk menutupi bekas luka pada wajahnya sekaligus memberikan tampilan yang pucat.
Dilansir National Geographic, sayangnya foundation yang memiliki kandungan 'mengerikan' ini mengandung racun dan memiliki efek samping signifikan seperti rambut rontok, gigi membusuk, warna kulit berubah secara permanen, hingga menyebabkan kematian. Pada abad ke-17, banyak kasus kematian yang disebabkan oleh keracunan timbal akibat penggunaan bubuk timbal dan cuka sebagai foundation.
Karena hal inilah, foundation mulai mengalami pergantian formula pada abad ke-19. Foundation di abad ini terbuat dari zinc oxide, glycerin dan calamine lotion yang hadir dalam warna putih, pink dan kemerahan. Manfaatnya tetap sama, untuk menutupi warna kulit yang tidak merata.
Ilustrasi alas bedak Foto: dok. Thinkstock
Foundation semakin lama semakin mengalami perkembangan. Pada akhir 1800-an, seorang pria asal Jerman bernama Carl Baudin yang merupakan pemain opera di Leipziger Stadt Theather, Jerman, menciptakan pasta berwarna-warni yang terbuat dari zinc, ochre dan vermillion dalam lemak babi. Formula foundation ini sangat populer hingga akhirnya Baudin memproduksinya secara massal. Periode ini dikenal juga dengan lahirnya makeup teatrikal.
ADVERTISEMENT
Foundation berbentuk pasta ini terus digunakan dan menjadi standar makeup hingga akhirnya pada 1914, seorang makeup artist bernama Max Factor menciptakan foundation yang bisa memantulkan cahaya alami untuk keperluan syuting film. Produk pertama yang dikenalkan adalah Pan-Cake, yakni foundation padat yang ditaruh di dalam wadah bulat. Awalnya, foundation ini hanya digunakan oleh para aktris saat syuting film, tetapi banyak pula yang meminta Max Factor memproduksi lebih banyak foundation untuk digunakan sehari-hari.
Tak lama setelah itu, Max Factor juga mempopulerkan formula makeup terbarunya, yakni foundation dan bedak 2in1. Produk ini juga digunakan para bintang film pada wajahnya agar lebih tahan lama dan menyerap minyak pada wajah. Cara pengaplikasiannya pun tidak dengan tangan, tetapi dengan spons yang telah dibasahi.
ADVERTISEMENT
Max Factor mematenkan produk-produknya pada tahun 1937 dengan label yang sama dengan namanya, Max Factor. Dan saat itu, Pan-Cake menjadi satu dari sekian banyak produk kecantikan yang cukup sukses meskipun kondisi perekonomian Amerika saat itu sedang tidak stabil, karena hampir seluruh perempuan di Amerika menggunakan Pan-Cake. Dan berdasarkan perusahaan yang kini menaungi Max Factor, Procter and Gamble, formula original Max Factor yang dibuat pada awal 1900-an masih digunakan hingga saat ini.
Perkembangan foundation di zaman modern
Perempuan pada tahun 40-an sempat merasa tidak nyaman untuk mengenakan stocking. Mereka mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menutupi ketidaksempurnaan pada kaki mereka. Di sinilah lahirnya foundation berbentuk cair yang hanya dikhususkan untuk menutupi kaki serta diformulasikan dengan bahan-bahan yang anti keringat dan anti luntur.
ADVERTISEMENT
Foundation cair semakin lama semakin berkembang dan tak hanya untuk kaki saja, tetapi juga untuk wajah. Pada 1952, brand kecantikan Coty merilis foundation cair bernama Instant Beauty dengan tekstur yang ringan, tidak lengket dan tetap lembap yang hadir dalam enam warna dengan kemasan di dalam botol. Tak lama kemudian, dominasi foundation cair semakin marak di pasaran. Beberapa brand kecantikan yang turut merilisnya adalah Revlon, Elizabeth Arden dan Helena Rubinstein.
Rekomendasi foundation dengan harga di bawah Rp 200 ribu. Foto: dok. NYX
Semakin berkembangnya teknologi dan perkembangan di dunia kecantikan, foundation kini hadir dalam bentuk yang beragam. Foundation padat atau compact, cair, stik, cushion hingga airbrush. Tak tanggung-tanggung, foundation di masa sekarang juga hadir dalam puluhan warna yang disesuaikan dengan warna kulit masing-masing perempuan.
ADVERTISEMENT
Dari segi formula pun disesuaikan dengan jenis kulit perempuan. Ada yang dikhususkan untuk pemilik kulit berminyak, kering dan normal. Ada pula yang aman digunakan untuk pemilik kulit sensitif dan berjerawat, hingga foundation dengan tingkat coverage sangat tebal untuk keperluan photoshoot atau syuting film.
Rekomendasi cushion lansiran brand kosmetik lokal. Foto: dok: istimewa
Sejak awal tahun 2000an, kehadiran foundation di dunia kecantikan sedikit tergeser dengan hadirnya BB Cream yang dipopulerkan para perempuan Korea Selatan. BB Cream adalah pelembap berwarna yang teksturnya jauh lebih ringan dari foundation serta mengandung skin care di dalamnya. Namun hal tersebut tidak membuat eksistensi foundation meredup. Justru, semakin banyak brand kecantikan yang merilis foundation, salah satunya adalah brand makeup milik Rihanna, Fenty Beauty, yang menghadirkan foundation dalam 40 warna.
ADVERTISEMENT