Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meskipun akun media sosial bersifat pribadi, tetapi pada kenyataanya apa yang kita unggah bisa memengaruhi diterima atau tidaknya kita di perusahaan yang diincar, demikian ditulis dalam situs Boldsky.
Menurut survei yang dilakukan situs pengembangan potensi remaja, Rahwide.org, jumlah perekrut yang mencari tahu profil calon karyawan melalui media sosial naik hingga 500 persen dalam satu dekade terakhir. Sedangkan jenis industri yang mempertimbangkan profil kandidat melalui media sosial ; antara lain IT (76 persen), Sales (65 persen), Jasa Keuangan (61 persen), Kesehatan (59 persen), Retail (59 persen), Manufaktur (56 persen), serta Profesional dan Bisnis (55 persen).
Pertanyaanya, hal-hal apa saja yang biasanya dilihat atau dicari HRD dari media sosial para pelamar kerja? Untuk mengetahui jawabannya, kumparanWOMAN berbincang dengan psikolog, Cherry Zulviyanti Riadi Lukman, S. Psi., CBA., CPC dari Divisi Assessment Center, Pertamina Training & Consulting.
ADVERTISEMENT
Simak percakapan kami berikut ini:
Apa pandangan Anda soal fenomena ini (HRD yang mencari informasi calon karyawannya di media sosial)?
Saat ini memang banyak HRD atau headhunter yang memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi soal calon karyawan. Tapi, itu bukan semata-mata untuk tool requirements (persyaratan) saja, melainkan hanya sebagai penambah informasi. Intinya, para perekrut itu ingin mengetahui bagaimana keseharian calon kandidatnya, hingga lingkungan sosialnya.
Apa yang dilihat atau dicari perekrut dari media sosial para pelamar kerja?
Lihat dari unggahan-unggahannya di media sosial. Makanya hati-hati kalau mau update di media sosial, apalagi saat sedang melamar pekerjaan. Sebab, apa yang tertera di media sosial bisa menjadi refleksi dari pribadi kita. Maksudnya, refleksi bagaimana kita dalam melihat lingkungan sosial dan dalam memberikan respons terhadap lingkungan tersebut. Tak jarang, perekrut juga akan melihat bagaimana interaksi calon karyawan di media sosial; seperti interaksi dengan pengguna media sosial lain lewat kolom komentar. Tujuannya ingin melihat apakah calon kandidat itu sering menebarkan kebencian atau justru dia memanfaatkan media sosial untuk branding dirinya dan kemampuan yang dimilikinya.
Lalu, media sosial apa saja yang saja biasanya sering dilihat para perekrut kerja?
ADVERTISEMENT
Anak milenial, kan, lebih banyak menggunakan media sosial seperti Instagram dan Twitter, ya paling dua media sosial itu. Terus paling, kalau mereka aktif di LinkedIn, ya paling itu juga di-check.
Apa yang harus diperhatikan dan tidak boleh di-update di media sosial saat sedang melamar pekerjaan?
Tampil di media sosial itu sebetulnya wajar saja. Cuma harus tau saja apa yang mau diunggah. Yang pasti, cobalah untuk tidak mengunggah atau mengomentari hal-hal yang berbau SARA, makian atau kebencian. Intinya, jangan gunakan media sosial untuk hal-hal yang negatif dan tidak penting, sebab itu bisa memengaruhi proses perekrutan Anda.
Kalau HRD atau headhunter melihat kejanggalan di media sosial, apakah mereka bisa membatalkan penerimaan calon karyawan?
ADVERTISEMENT
Yang pasti media sosial itu hanya sebagai informasi penunjang saja bukan tool requirements (persyaratan), bagaimana keseharian si calon pelamar, dan bagaimana dia menjaga image-nya untuk positioning di kehidupan sosial, yang nanti terkait dengan perusahaan. Sebetulnya, media sosial bisa menjadi peluang untuk calon kandidat untuk branding dirinya agar bisa mendapat nilai lebih di mata HRD atau perekrut kerja.