Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Balenciaga Jadi Merek Fashion Pertama yang Hapus Akun Twitter
18 November 2022 7:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kamu tentu sering mendengar tentang rumah model asal Prancis, Balenciaga . Ya, Balenciaga bukanlah produk yang asing untuk kamu yang up to date tentang high fashion . Merek fashion asal Perancis ini memiliki banyak penggemar di berbagai mancanegara, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, nama Balenciaga menarik perhatian publik. Balenciaga secara resmi menghapus akun media sosial Twitter mereka setelah CEO Tesla, Elon Musk, menjadi pemilik baru Twitter.
Kepada Vogue, pihak Balenciaga telah mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut, meskipun menolak menjelaskan alasannya secara terbuka. Aksi ini membuat Balenciaga menjadi merek fashion terverifikasi pertama yang hengkang dari Twitter dan meninggalkan satu juta pengikutnya.
Sebelumnya, model yang sempat diisukan menjalin hubungan dengan Leonardo DiCaprio, Gigi Hadid, memilih untuk tidak lagi menggunakan Twitter. Bahkan, Whoopi Goldberg dan Shonda Rhimes pun melakukan hal yang sama.
Sejumlah merek ternama menghentikan sementara pemasangan iklan di Twitter setelah platform berlambang burung biru itu berganti kepemilikan. Di antaranya, General Motors, Dyson, United Airlines, dan Pfizer.
ADVERTISEMENT
Keputusan yang dibuat Balenciaga ini mengundang prediksi dari banyak pihak bahwa akan ada gerakan yang lebih besar. Bagaimana tidak, ada kemungkinan merek fashion besar lainnya akan mengikuti jejak yang sama.
Pada minggu lalu, Elon Musk mengadakan Twitter Space dalam upaya untuk menenangkan ketakutan pengiklan ini. Ia membagikan niatnya untuk menangani akun palsu dan ujaran kebencian di aplikasi.
Nama Elon Musk memang menjadi sumber pemberitaan baru-baru ini lantaran minatnya terhadap Twitter. Tampaknya drama kepemilikkan, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, serta masalah dengan para pemegang saham dan para petinggi tak cukup meski akhirnya Twitter resmi dimilikinya.