Bantu Tangani Corona, Peneliti Perempuan Ini Bikin Lab Darurat di Rumah

29 Mei 2020 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Fatmawati, S.Si, M.Sc, Ph.D. Foto: dok. Instagram/ @srifatmawati_its
zoom-in-whitePerbesar
Sri Fatmawati, S.Si, M.Sc, Ph.D. Foto: dok. Instagram/ @srifatmawati_its
ADVERTISEMENT
Sejak virus corona masuk ke Indonesia pada awal Maret lalu, banyak pihak, terutama peneliti dari berbagai universitas yang melakukan berbagai upaya untuk membantu menangani pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi salah satu universitas yang telah aktif memasok hand sanitizer dan desinfektan untuk 13 rumah sakit, 34 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), 10 klinik, 3 yayasan sosial seperti yayasan kanker dan panti jompo, serta Perhimpunan Dokter Indonesia Surabaya.
Salah satu peneliti perempuan yang terlibat dalam upaya penanganan virus corona adalah Sri Fatmawati, S.Si, M.Sc, Ph.D. Ia merupakan bagian dari tim edukasi Satgas Covid-19 ITS untuk para akademisi dan masyarakat sekitar. Perempuan yang lebih akrab disapa Fatma ini bekerja sama dengan tim satgas ITS untuk memberikan kontribusi dalam penyediaan hand sanitizer dan desinfektan ribuan liter kepada tim medis. Tak hanya itu, Fatma juga mendukung pembuatan face shields ITS yang saat ini sudah mencapai ratusan ribu paket dan diserahkan kepada tim medis di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sama seperti perempuan lain, bagi Fatma menjalani hari-hari di tengah pandemi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi ia harus menjalani dua peran sekaligus, yaitu menjadi peneliti dan ibu dari empat anak-anaknya. Ia mengaku, selama masa work from home, ia terpaksa harus membuat laboratorium darurat di rumah. Hal ini ia lakukan supaya bisa tetap bekerja maksimal tanpa harus meninggalkan anak-anaknya.
“Awalnya karena harus kerja di laboratorium, saya mencoba untuk bertahan satu sampai tiga hari untuk tetap bekerja di lab. Tapi setelah itu saya enggak bisa karena kebetulan saya punya empat anak dan semua masih sekolah. Jadi karena situasinya cukup menantang, akhirnya saya mengubah sebagian dapur dan kamar anak saya menjadi lab sederhana,” ungkap Fatma dalam acara wawancara eksklusif bersama L’Oreal Unesco For Women in Science Indonesia pada Jumat (29/5)
ADVERTISEMENT
Cara ini ia lakukan supaya tetap bisa bekerja dengan maksimal dan mendampingi anak-anak yang juga harus menjalani sekolah di rumah. Fatma menuturkan bahwa kegiatan lab yang ia lakukan di rumah juga sangat sederhana dan tidak melibatkan bahan-bahan kimia berbahaya.
Untuk melengkapi laboratorium daruratnya di rumah, Fatma juga membawa pipet, gelas ukur, dan peralatan pendukung lainnya supaya pekerjaannya bisa tetap akurat.
“Jadi misalnya waktu itu saya dan tim ITS harus membuat hand sanitizer, nah itu bisa saya kerjakan di rumah karena tidak berbahaya. Hanya menggunakan etanol 80 persen dan essential oil. Selain itu, kalau harus mengekstrak suatu bahan, selagi bahan tersebut tidak berbahaya, saya juga akan lakukan di rumah,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Agar ia bisa bekerja dengan nyaman, Fatma juga mencoba mengubah ruang tamunya menjadi kelas mini untuk anak-anaknya. Ia berusaha menciptakan suasana ruang kelas supaya anaknya betah belajar dan Fatma bisa fokus bekerja.
“Untuk anak-anak, saya membuat semacam kelas sendiri supaya mereka bisa belajar lebih nyaman. Saya beli kursi-kursi kecil, buku gambar, alat melukis, mewarnai, dan semua yang mendukung proses belajar mereka saya sediakan. Sementara saya biasanya akan bekerja dari pagi sampai siang atau sore sambil mengawasi mereka,” jelasnya.
Kini, seiring dengan berjalannya waktu dan adanya banyak penyesuaian, Fatma sudah bisa kembali bekerja di laboratorium di kampus ITS. Saat ini ia tengah fokus melakukan kolaborasi bersama dengan teman-teman sesama peneliti dari L’Oreal For Women In Science untuk membuat proposal riset mengenai penggunaan bahan alami seperti jamu sebagai pencegahan dan anti-virus, serta untuk meningkatkan imunitas.
ADVERTISEMENT
Sebagai ahli di bidang kimia organik bahan alam, Fatma berpendapat bahwa potensi bahan alami Indonesia dalam pandemi ini sangat baik untuk dikembangkan.
Tak hanya itu, Fatma bersama tim ITS dan universitas lain tengah mengembangkan desinfektan dan hand sanitizer dari bahan alami untuk membantu menekan angka penyebaran COVID-19 di Indonesia.