Banyak Perempuan Depresi saat Pandemi, Pemerintah Jepang Tunjuk Menteri Kesepian

19 Februari 2021 19:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan depresi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan depresi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Masa pandemi COVID-19 saat ini memang telah memberikan dampak luar biasa bagi semua masyarakat di seluruh dunia, terutama perempuan. Perempuan menjadi kelompok paling rentan karena menanggung lebih banyak dampak negatif pandemi, seperti kehilangan pekerjaan, mengalami kekerasan hingga menanggung beban berat rumah tangga. Hal ini tentu bisa memberikan tekanan tersendiri bagi perempuan.
ADVERTISEMENT
Salah satu negara yang menghadapi krisis terkait perempuan selama pandemi adalah Jepang. Menurut laporan terbaru, perempuan di Jepang banyak yang merasa kesepian dan sendiri di masa pandemi ini. Kondisi tersebut berujung pada depresi yang akhirnya membuat mereka berusaha untuk mengakhiri hidupnya atau melakukan bunuh diri.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. Foto: Dita Alangkara/Pool via REUTERS
Menurut laporan BBC, untuk pertama kalinya dalam 11 tahun, pada 2020 angka bunuh diri di Jepang meningkat cukup drastis. Lebih mengejutkan lagi, angka kematian karena bunuh diri perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Pada 2020, angka kematian perempuan karena bunuh diri meningkat hampir 15 persen. Bahkan pada Oktober lalu, jumlah perempuan yang melakukan bunuh diri bertambah lebih dari 70 persen dalam satu bulan.
Peningkatan angka tersebut diduga terjadi karena masa social distancing selama pandemi COVID-19. Banyak perempuan merasa kesepian dan memutuskan untuk mengakhiri hidup. Untuk mengatasi permasalahan ini, Perdana Menteri Yoshihide Suga menunjuk Tetsushi Sakamoto sebagai menteri kesepian pada 12 Februari lalu. Sakamoto sendiri sebelumnya menjabat sebagai Menteri Negara untuk Misi Khusus.
Ilustrasi perempuan. Foto: Shutterstock
Sakamoto ditugaskan untuk mengawasi upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kesepian dan masa isolasi yang kini kian meningkat serta banyak menimpa perempuan.
ADVERTISEMENT
"Dalam masa isolasi, perempuan lebih menderita daripada laki-laki, dan angka bunuh diri saat ini sedang naik. Saya harap Anda bisa mengidentifikasi masalah dan mengeluarkan kebijakan yang komprehensif untuk mengatasinya," ungkap Perdana Menteri Suga kepada Sakamoto seperti dikutip dari Japan Times.
Ilustrasi Perempuan Depresi Foto: Shutterstock
Sebagai menteri kesepian, Sakamoto juga berharap dapat melakukan kegiatan yang bisa mengurangi beban masyarakat, terutama perempuan, yang merasa sendirian atau kesepian di masa sulit seperti sekarang ini.
Tak hanya itu, Perdana Menteri Yoshihide Suga juga membuat forum darurat pada akhir Februari ini untuk mendengarkan pendapat komunitas atau kelompok masyarakat yang selama ini fokus membantu orang-orang dalam menghadapi kesepian dan masa isolasi. Dari pertemuan tersebut, Suga berharap akan ada banyak dukungan bagi perempuan di Jepang.
ADVERTISEMENT