Beauty Content Creator Lidia Fang Ungkap Pengalaman Lakukan Egg Freezing

17 Februari 2022 13:54 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lidia Fang, Beauty Content Creator. Foto: Instagram/@lidiafang_
zoom-in-whitePerbesar
Lidia Fang, Beauty Content Creator. Foto: Instagram/@lidiafang_
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini tindakan egg freezing atau pembekuan sel telur jadi perbincangan publik. Hal ini terjadi lantaran aktris Tanah Air, Luna Maya, mengungkap bahwa dirinya telah melakukan prosedur tersebut.
ADVERTISEMENT
Tindakan egg freezing atau pembekuan sel telur sendiri dikenal dengan istilah mature oocyte cryopreservation dalam dunia medis. Menurut Mayo Clinic, dalam proses egg freezing, sel telur (oosit) perempuan diambil, dibekukan, dan disimpan untuk digunakan di masa mendatang. Metode ini dilakukan guna menyelamatkan kemampuan perempuan untuk hamil di masa depan.
Tidak cuma Luna Maya, Beauty Content Creator, Lidia Fang, ternyata juga telah melakukan egg freezing. Pada usianya yang ke-31 tahun, ia dan suaminya memutuskan untuk melakukan egg freezing karena ingin menunda kehamilan. Lidia pun mengabadikan seluruh perjalanannya melakukan pembekuan sel telur lewat dua video daily vlog ‘My Egg Freezing Journey’.
Ilustrasi egg freezing. Foto: SmartBox/Shutterstock
Dalam videonya, Lidia menjelaskan bahwa metode egg freezing ini ia ambil karena kondisinya bersama suami belum memungkinkan untuk memiliki anak saat ini. Selain karena pandemi, menurutnya ada beberapa masalah pribadi lainnya yang membuat Lidia dan pasangan lebih memilih egg freezing terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Lidia mengatakan dirinya kini merasa lebih aman karena telah memutuskan egg freezing. Sebab sel-sel telur yang sehat dan baik telah diselamatkan. Jadi proses ini bisa membantunya untuk punya anak di lain waktu.
"Jadi nanti ketika tahun depan ingin punya anak atau kalau-kalau aku kesulitan punya anak, aku bisa pakai sel telur itu supaya bisa membantu punya anak," pungkasnya.
Lewat pengalamannya ini, Lidia Fang mengingatkan perempuan dan laki-laki untuk mengecek kesuburan masing-masing sejak muda. Menurutnya, ini bisa memastikan kondisi kesehatan reproduksi, apakah kondisinya subur, tidak subur, atau ada masalah kesehatan lain.

Proses penyuntikan hormon untuk memperbesar sel telur

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari mengecek kesehatan, jumlah sel telur, hingga kesuburan, Lidia Fang harus menjalani proses penyuntikan induksi hormon. Ia harus melakukannya sendiri karena proses ini perlu dilaksanakan setiap jam 21.00 malam.
ADVERTISEMENT
Penyuntikan induksi hormon itu sendiri berfungsi untuk membesarkan ukuran folikel telur sehingga bisa diambil dan disimpan. Menurut penjelasan dr. Ferry Darmawan Sp.OG yang menangani Lidia Fang di Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, pasien akan menjalani seluruh rangkaian selama kurang lebih dua minggu.
"Penyuntikan hormon ini adalah proses stimulasi ovarium pasien supaya folikel sel telurnya besar-besar, kemudian telurnya dipetik. Setelah itu dibekukan dan disimpan," ungkap Ferry dalam video Lidia Fang di YouTube.
Lidia Fang pun bercerita mengenai proses penyuntikan hormon di hari pertama dan apa saja yang ia rasakan setelahnya. Menurutnya, proses suntik tidak sakit, tapi ia merasakan efek lain.
“Jadi aku diberikan lima suntikan yang dosisnya sudah disesuaikan masing-masing sekali suntik 225 ml. Di hari kelima nanti, aku harus kembali ke klinik untuk cek USG dan melihat perkembangan sel telurnya bagaimana. Setelah itu, konsultasi dengan dokter dan diberi suntik hormon lagi bila diperlukan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang sama, Lidia menjelaskan dengan cukup detail proses penyuntikan di bagian bawah perut yang menurutnya tidak sakit sama sekali. Menurut keterangan dari suster dan dokter, setelah suntik induksi hormon akan timbul efek seperti lapar atau mengantuk. Pada Lidia sendiri, ia mengaku efek suntikan tersebut adalah mengantuk. Dan di pagi harinya, ia merasa sedikit mual, kembung, dan ingin mengonsumsi makanan manis.
"Kesan di hari pertama pagi tadi, perut kembung sekali, lalu aku merasa full. Aku juga merasa seperti morning sickness tapi bukan yang muntah, hanya mual saja. Dan dua jam setelah suntik kemarin, aku mengantuk sekali. Tadi aku juga ingin sekali makan makanan manis terus. Saat sudah makan, mualnya hilang," ceritanya.
ADVERTISEMENT
Setelah hari kelima, Lidia memperlihatkan foto sel telur yang sudah membengkak. Kemudian ia diberikan suntikan baru untuk induksi hormon dan menjaga agar sel telur yang sudah membengkak tidak pecah.
"Di hari kelima aku melakukan cek hormon di klinik, kemudian sorenya konsultasi dengan dokter. Setelah di USG, sel telurnya sudah membengkak. Aku juga dikasih dua suntikan hormon... Aku sudah mendapatkan estimasi pengambilan sel telurnya pada 1 Oktober," ungkapnya.
Pada hari ke-10, dosis suntikan Lidia ditambah untuk menginduksi sel telur saat diambil nanti. Selama proses ini, Lidia Fang mengaku hanya mengonsumsi folic acid dan vitamin D 1000IU untuk mendukung proses egg freezing yang ia lakukan. Lidia juga menjelaskan kalau pasien egg freezing boleh melakukan olahraga tapi harus yang ringan saja. Misalnya, seperti jalan kaki 20 menit dan berenang.
ADVERTISEMENT
Di hari ke-13, ia harus menyuntikkan obat khusus untuk memisahkan sel telur di dalam perut. Penyuntikan ini dilakukan 36 jam sebelum pengambilan sel telur. Menjelang pengambilan sel telur, Lidia mengaku dirinya makin mudah lelah, moody, lemas, tapi ia juga merasa kalau kulitnya jadi lebih glowing dan tidak muncul jerawat sama sekali.
“Biasanya tiap bangun aku selalu segar dan langsung olahraga. Tapi dua minggu proses ini aku letih, lemah, lesu. Semoga hasilnya sepadan, aku yakin ini worth it karena untuk masa depan aku,” cerita Lidia dalam videonya di YouTube.

Proses pengambilan sel telur atau egg freezing

Malam sebelum pengambilan sel telur, Lidia Fang harus melakukan tes ovulasi yang prosesnya hampir sama dengan tes kehamilan. Hasil tes tersebut nantinya akan diberikan pada pihak klinik untuk prosedur egg freezing keesokan harinya.
ADVERTISEMENT
“Hasil tes aku sudah keluar dan memang betul aku positif ovulasi. Hasil yang diharapkan memang dua garis atau positif, tidak boleh negatif atau invalid,” ungkap Lidia.
Proses pengambilan sel telur atau ovulasi berjalan sekitar tiga jam. Menurut Lidia, tindakan egg freezing yang ia lakukan sukses dan sel telurnya yang berhasil diambil ada 11 sel telur.
“Targetnya yang akan diambil 8-10 sel telur tapi tadi yang berhasil diambil ada 11. Jadi prosesnya berjalan lancar… Setelah tindakan perut aku rasanya seperti sedang menstruasi hari pertama. Aku merasa kram seperti ada sesuatu yang diambil,” ceritanya.
Ilustrasi prosedur egg freezing. Foto: bezikus/shutterstock
Setelah semua proses selesai, Lidia mengatakan bahwa sel telurnya tidak langsung dibekukan tapi diobservasi dulu. Kabar terbaru mengenai sel telur yang sudah diambil akan disampaikan melalui meeting virtual. Ia pun terus memberikan update mengenai kondisinya pasca ovulasi.
ADVERTISEMENT
“Dokter dan suster bilang pasca ovulasi perut aku akan bloated atau kembung parah. Dan memang saat ini hari pertama setelah ovulasi perut aku sangat kembung. Katanya setelah sel telur diambil, tempatnya memang akan terisi angin,” tutup Lidia Fang dalam videonya.