Bekerja Keras Perlu Diiringi Istirahat, Ini Alasannya

15 Januari 2020 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bekerja terlalu keras. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bekerja terlalu keras. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Anda mungkin berharap akan bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan menambah jam kerja. Seringkali, ini berujung pada kebiasaan membawa pulang pekerjaan ke rumah, membuat Anda kehabisan waktu untuk mengerjakan hal yang lain.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, ini menjadi sebuah titik normal yang baru. Bekerja keras tanpa jeda seolah dianggap sebagai hal yang memang seharusnya dilakukan oleh semua orang.
Padahal, kebiasaan ini memiliki sederet efek negatif, termasuk dengan menimbulkan risiko stres akut dan penyakit kronis.
Sehingga, ada baiknya Anda memberikan kesempatan beristirahat bagi tubuh setelah seharian bekerja. Selain memberikan waktu tidur yang cukup, Anda juga perlu benar-benar berhenti bekerja saat telah meninggalkan kantor atau ruang kerja. Dengan demikian, Anda diharapkan dapat memiliki lebih banyak waktu untuk mengisi tenaga, sekaligus menemukan lebih banyak kreativitas untuk menjalani hidup.
Lebih lengkapnya, berikut beberapa alasan mengapa kita harus memberikan istirahat atau jeda setelah seharian bekerja.

1. Memberikan ruang untuk menjadi lebih produktif

Ilustrasi fokus dalam bekerja. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Seringkali, seseorang terjebak dalam rutinitas kerja nonstop, lantaran ada begitu banyak urusan yang harus diselesaikan. Bekerja terus menerus seolah diasosiasikan dengan produktivitas yang tinggi, karena jam kerja yang lebih panjang dikaitkan dengan bertambahnya jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Padahal, sebenarnya tidak demikian. Bekerja terus menerus dapat membuat otak kita seperti 'kelebihan muatan', membuat kita tidak bisa memproses informasi dan menjadi tidak kreatif.
Seperti diutarakan oleh penulis esai asal AS, Tim Kreider, kita justru membutuhkan ruang dan ketenangan untuk dapat memproses segala hal yang terjadi dalam hidup. Dengan melakukan ini, kita justru bisa mengasah kreativitas dan menjadi lebih produktif.
"Ruang dan ketenangan yang terjadi dalam masa istirahat diperlukan agar (seseorang bisa) mundur dan melihat hidup secara keseluruhan, sehingga mereka bisa menyambungkan hal-hal yang tidak terduga dan menunggu hingga inspirasi muncul," tulis Kreider dalam The New York Times.
"Secara paradoks, (istirahat) diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan apa pun," sambungnya.

2. Memberikan waktu untuk mengevaluasi tujuan hidup

Ilustrasi perempuanbekerja. Foto: Shutterstock
Seperti diindikasikan oleh Tom Kreider, kita membutuhkan jeda untuk mengevaluasi hidup. Jika tidak melakukannya, kita bisa seperti kehilangan arah. Anda bisa melupakan tujuan awal bekerja di suatu perusahaan, maupun alasan mengapa Anda menekuni sebuah profesi. Hal ini sangat mungkin terjadi, terutama bila Anda terjebak dalam rutinitas bekerja nonstop setiap hari.
ADVERTISEMENT
Maka, berbuat baiklah kepada diri sendiri, dengan memberikan ruang untuk beristirahat setiap harinya. Tak cuma dengan tidur cukup, kita bisa memberikan waktu untuk melakukan hal-hal lain yang mengalihkan perhatian. Kita juga bisa mengambil ruang untuk mengevaluasi pekerjaan yang ditekuni saat ini, sambil merancang strategi lanjutan dalam menjalani hidup.

3. Kesehatan mental dan fisik yang lebih baik

Ilustrasi perempuan stres di tempat kerja. Foto: Shutterstock
Anggaplah tubuh Anda sebagai sebuah peralatan elektronik. Sebagus dan secanggih apa pun, alat elektronik pasti membutuhkan periode pengisian energi, supaya dapat bisa terus berfungsi dengan optimal. Kebiasaan untuk tidak mengisi energi dapat mengurangi lifetime atau masa fungsi produk tersebut atau bahkan membuatnya rusak.
Analogi ini dapat diterapkan pula pada tubuh manusia. Bila tidak pernah mendapatkan istirahat, bukan tidak mungkin bahwa kita akan mengalami gangguan kesehatan fisik maupun mental. Bahkan,kita bisa terpapar pada risiko burnout, yaitu kelelahan akut karena stres berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Maka, kita perlu memberi jeda istirahat kepada tubuh. Sesibuk apa pun, usahakan untuk tetap memberikan ruang bagi diri sendiri untuk memusatkan perhatian kepada hal lain, misalnya kepada musik, buku, serial televisi, atau hobi lain yang Anda miliki.

4. Waktu yang lebih banyak bagi keluarga dan orang terdekat

Ilustrasi Bekerja Foto: Unsplash
Salah satu sisi negatif dari terlalu banyak bekerja adalah berkurangnya waktu bagi keluarga dan orang terdekat. Dalam jangka pendek, efek dari tindakan seperti ini mungkin tidak terlalu terasa. Namun, bila dibiarkan terus menerus, hal ini bisa berdampak pada berkurangnya intimasi dengan orang-orang terdekat.
Maka, ada baiknya kita mengambil jeda dalam bekerja dan mulai mengalokasikan sebagian dari waktu bagi orang-orang terdekat. Setidaknya, untuk berbagi cerita mengenai apa yang terjadi dalam kehidupan masing-masing dan memperkuat dukungan moral bagi satu sama lain.
ADVERTISEMENT