Bincang Karier Andhini Putri, VP Marketing Transport & Finance Service Traveloka

31 Mei 2021 19:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andhini Putri, VP Marketing Transport & Finance Service Traveloka. Foto: dok. Traveloka
zoom-in-whitePerbesar
Andhini Putri, VP Marketing Transport & Finance Service Traveloka. Foto: dok. Traveloka
ADVERTISEMENT
Ingin selalu belajar hal baru menjadi motivasi Andhini Putri, Vice President of Marketing Transport & Financial Services Traveloka dalam berkarier. Perempuan yang sudah menjalani karier selama kurang lebih 10 tahun di berbagai industri berbeda ini tak pernah menentukan target karier berdasarkan jabatan. Ia menjalani kariernya dengan prinsip yang berbeda.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak menentukan target berdasarkan jabatan. Jadi bukan ‘Dua tahun lagi saya harus jadi manager’. Melainkan lebih diselaraskan dengan personal goals. Misalnya saya ingin bisa mengatur tim dengan jumlah lebih besar. Berarti itu juga yang akan menjadi target saya,” ungkap Andhini Putri kepada kumparanWOMAN dalam wawancara virtual beberapa waktu lalu.
Di Traveloka, Andhini bertanggung jawab atas seluruh aktivitas pemasaran dua bisnis unit Traveloka, yaitu Transportasi dan Layanan Keuangan. Ia memikirkan strategi dan inovasi pemasaran produk, brand campaign, hingga pertumbuhan bisnis.
Pengalamannya yang panjang ini membuatnya tak hanya peduli dengan perjalanan kariernya sendiri, namun juga membentuk sebuah platform mentorship untuk membantu generasi muda dan yang sudah senior agar bisa memiliki lingkungan kerja yang ideal.
ADVERTISEMENT
Untuk tahu lebih lengkap mengenai peran Andhini Putri di Traveloka dan perjalanannya membangun platform mentorship, kumparanWOMAN telah melakukan wawancara singkat beberapa waktu lalu. Simak obrolan kami bersama Andhini melalui rubrik Bincang Karier berikut ini.

Sebagai VP Marketing Transport & Financial Services Traveloka, apa peran Anda?

Saya sekarang ini bertanggung jawab dalam semua aktivitas pemasaran untuk dua bisnis utama Traveloka, yaitu transportasi dan financial services atau layanan keuangan. Mulai dari strategi, pemasaran produk, brand campaign, hingga pertumbuhan bisnis di seluruh negara tempat Traveloka beroperasi. Jadi saat ini tim saya ada di empat negara. Selain pertumbuhan bisnis, tanggung jawab saya juga tentu meliputi kinerja dan pertumbuhan tim di berbagai negara berbeda.
Andhini Putri dan tim di Traveloka. Foto: dok. Traveloka

Sudah lebih dari 10 tahun berkarier, apa tantangan besar yang dihadapi untuk bisa sampai pada level jajaran tinggi?

Tantangan secara kemampuan dan teknis menurut saya tidak terlalu banyak. Karena saat ini kesempatan sudah terbuka lebar, terutama untuk perempuan. Tapi tantangan terbesar sebagai leader perempuan lebih ke stigma yang ada di masyarakat. Contohnya, banyak orang bilang leader perempuan agak emosional, jadi agak susah untuk ambil keputusan yang seimbang dan rasional.
ADVERTISEMENT
Padahal menurut saya, kekuatan perempuan justru di situ; bisa mengambil keputusan bisa dengan rasio dan empati. Kalau dua hal itu dikombinasikan, hasilnya akan lebih baik, positif, dan cenderung lebih tepat.

Apakah Anda sendiri pernah mengalami stigma tersebut?

Kebetulan tempat kerja saya sangat mendukung, terutama di perusahaan teknologi. Saya merasa cukup beruntung, sejak pindah ke industri teknologi saya merasa lebih banyak dapat dukungan. Mungkin di awal karier dulu pernah sesekali merasakan stigma soal perempuan, tapi sejauh ini di bidang teknologi saya rasa sudah jauh lebih kondusif untuk perempuan.

Lalu dalam berkarier, apakah Anda tipe orang yang selalu menentukan target?

Untuk target tentu saja ada. Tapi saya tidak menentukan target berdasarkan jabatan. Jadi bukan ‘Dua tahun lagi saya harus jadi manager’. Melainkan lebih diselaraskan dengan personal goals. Saya selalu mencari ‘What's next in my career’ berdasarkan apa yang saya inginkan dalam hidup. Misalnya saya ingin bisa mengatur tim dengan jumlah lebih besar yang sesuai dengan personal goal. Berarti itu juga yang akan menjadi target saya. Jadi tidak sekadar jabatan, tapi lebih ke apa yang bisa saya pelajari dan dapatkan dari perjalanan karier saya apa pun posisinya.
ADVERTISEMENT

Selama pandemi, bisnis transportasi menjadi salah satu sektor yang terdampak dan menimbulkan banyak tekanan. Pernahkah Anda burn out atau mungkin stres berat? Bagaimana cara mengatasinya?

Tentu saja masa-masa burnout dan stres itu ada. Itu banyak dihadapi saat awal-awal WFH karena ada banyak perubahan dan penyesuaian yang harus dilakukan. Tapi saya sendiri mengatasinya dengan menerapkan kegiatan mindfulness. Ini sebenarnya sudah saya lakukan sejak dua tahun lalu.
Jadi supaya tidak burnout, saya konsisten memulai hari dengan dua hal penting, yaitu meditasi selama 30 menit sampai satu jam dan latihan breathing yoga di pagi hari. Dua kegiatan ini sangat membantu saya untuk mendapatkan energi agar fokus dan mengurangi stres.
Bagi saya, meditasi juga bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri untuk mengambil keputusan. Kegiatan ini juga bisa membuat saya tidak mudah terpengaruh oleh kritikan atau hal-hal negatif lainnya.
ADVERTISEMENT

Apa kelemahan atau kekurangan yang harus Anda lawan untuk mencapai tujuan dalam karier Anda?

Ada dua hal yang menjadi kelemahan sekaligus kelebihan bagi saya, yaitu my own biggest critics. Jadi saya suka mengkritik diri sendiri dengan keras. Di satu sisi ini bisa bagus untuk memotivasi saya supaya lebih baik. Tapi di sisi lain, saya bisa selalu merasa tidak cukup karena kritikan keras terhadap diri sendiri ini.
Jadi itu adalah kekurangan yang selama ini sedang saya coba perbaiki. Bagaimana supaya kritikan keras tersebut bisa diarahkan menjadi hal yang positif. Bukan menjadikan saya tidak percaya diri, depresi, dan tidak bisa melakukan apapun karena perasaan tidak pernah cukup. Dan ini saya coba atasi dengan meditasi yang benar-benar bisa membantu saya mengarahkan suara-suara dalam pikiran ke hal-hal yang lebih positif.
ADVERTISEMENT

Sebagai seorang leader, Anda cukup terlibat dengan kegiatan mentorship. Menurut Anda, seberapa penting mentorship dalam perjalanan karier perempuan?

ADVERTISEMENT
Menurut saya mentoring itu tidak hanya penting untuk perempuan, tapi juga secara general. Mentorship itu tidak hanya membantu mengatasi masalah, namun juga bisa jadi arahan bagi mereka yang masih bingung dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya dalam berkarier.
Selain itu, mentorship bisa jadi cara untuk menjembatani antara generasi satu dan yang lain di tempat kerja. Dengan mentorship, kita bisa tahu apa yang ada di pikiran para generasi muda atau yang lebih senior. Jadi lingkungan kerja bisa lebih seimbang tanpa adanya asumsi-asumsi negatif. Ini juga bisa memudahkan para leaders untuk memahami apa yang harus dilakukan untuk membantu perkembangan anggota timnya. Misalnya apakah si A perlu terjun langsung ke lapangan, si B butuh pelatihan khusus, atau si C harus fokus pada networking. Hal-hal ini menurut saya yang membuat mentorship jadi hal yang penting dalam berkarier.
ADVERTISEMENT

Apa pelajaran penting yang Anda ambil dari kegiatan mentorship ini?

Bahkan bisa jadi penentu sebuah keputusan penting. Jadi kadang saya berpikir kalau ide atau kemampuan saya ini biasa saja, tapi ternyata bisa jadi kunci penting bagi orang lain. Itu sih yang membuat saya senang melakukan mentoring, energinya positif sekali.
VP Marketing Transport & Finance Service Traveloka, Andhini Putri. Foto: dok. Traveloka

Ada pesan yang ingin disampaikan untuk perempuan yang ingin menekuni karier di bidang seperti Anda?

Untuk perempuan yang ingin bergelut di bidang layanan penyedia jasa seperti yang saya jalani, harus bisa menerima bahwa yang konsisten di bidang ini adalah perubahan. Jadi secara mental, kita harus siap menghadapi perubahan dan terbuka terhadap perubahan apa pun itu.
Lalu yang kedua, harus benar-benar termotivasi untuk bisa memahami industri ini sepenuhnya. Motivasi ini nantinya yang akan menjadi salah satu cara supaya kita bisa siap menghadapi perubahan yang terjadi.
ADVERTISEMENT