Cara Ciptakan Rumah Tangga Harmonis Tanpa KDRT, Ini Tips dari Psikolog

12 Juni 2024 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rumah tangga. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah tangga. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Membangun sebuah rumah tangga mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang. Akan tetapi, mempertahankannya adalah kegiatan yang tidak mudah dan harus dilakukan dalam waktu lama.
ADVERTISEMENT
Menikah sekali seumur hidup menjadi harapan untuk semua orang. Untuk itu, penting untuk kamu bisa memilih pasangan yang tepat, agar terhindar dari masalah serius, salah satunya adalah tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
Ya, banyaknya kasus KDRT yang bermunculan saat ini,di mana kebanyakan korbannya adalah perempuan membuat kita jadi bertanya-tanya, apakah sesulit itu menciptakan rumah tangga harmonis tanpa KDRT? Jawabannya tidak, kok. Menurut seorang Konselor Psikologi, Indiah Wahyu Andari yang juga merupakan Direktur Rifka Annisa Women's Crisis Centre, Yogyakarta, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan rumah tangga harmonis tanpa KDRT.

1. Membiasakan berkomunikasi dengan setara

Ilustrasi pasangan mengobrol. Foto: Shutterstock
Usahakan agar kamu dan pasangan bisa selalu mengambil keputusan bersama agar keduanya merasa saling dihargai. Tak hanya itu, dengan komunikasi yang baik tentunya bisa membuatmu dan pasangan dapat mengekspresikan perasaan dan keinginan satu sama lain.
ADVERTISEMENT

2. Tidak perlu menghindari konflik

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
Indiah Wahyu Andari menjelaskan bahwa kamu dan pasangan sebisa mungkin tak perlu menghindari konflik. Dalam sebuah hubungan, masalah atau konflik itu adalah hal wajar yang tak bisa dihindari.
Namun yang terpenting, kamu bisa selalu menyelesaikannya sampai tuntas sama pasangan dengan kepala dingin. Hadapi masalah dengan duduk mengobrol bersama, diskusi, dan negosiasi. Ingat, ya, berkonflik tidak sama dengan saling membenci.

3. Ciptakan support system

Ilustrasi pasangan. Foto: TimeImage Production/Shutterstock
Kamu dan pasangan perlu memiliki sahabat bersama, yakni seseorang yang dikenal baik oleh kedua pasangan sehingga bisa jadi tempat bertukar cerita sebagai pasangan. Lalu, secara pribadi, kamu juga perlu memiliki orang yang bisa dipercaya untuk berbagi cerita secara pribadi. Nah, support system ini bisa beragam, mulai dari keluarga, sahabat, sampai konselor ahli bila memang diperlukan.
ADVERTISEMENT

4. Menghargai privasi masing-masing

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Kmpzzz/shutterstock
Kata siapa kalau sudah menikah sudah tak punya privasi? Itu keliru, ya. Menurut Indiah, hubungan yang sehat bukan berarti harus 24 jam bersama pasangan. Jadi, usahakan agar sebisa mungkin kamu dan pasangan tetap bisa punya privasi masing-masing dan saling menghargai, ya.

5. Saling percaya satu sama lain

Ilustrasi pasangan. Foto: DG FotoStock/Shutterstock
Sudah bukan rahasia lagi kalau salah satu fondasi hubungan itu adalah kepercayaan. Mampu percaya dengan pasangan bisa menjadi tanda kalau kamu menghargainya.
Dari lima poin di atas, bisa disimpulkan bahwa menciptakan hubungan yang harmonis tanpa KDRT ternyata bisa dilakukan kalau dua orang pasangan ini bisa saling bekerja sama.

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan sebelum Menikah

Ilustrasi pasangan. Foto: Bangkok Click Studio/Shutterstock
Untuk itu, mulai dari sekarang pikirkan dengan matang sebelum kamu memutuskan menikah. Indiah menyebut, ada beberapa hal yang harus jadi pertimbangan sebelum menikah. Pertama, mengenal seluruh latar belakang kedua keluarga. Lalu yang kedua adalah menyesuaikan diri dengan pasangan.
ADVERTISEMENT
“Pertimbangkan tingkat kesulitan penyesuaian diri dengan pasangan, seperti visi ke depan, sifat dan karakter, budaya, keyakinan, lingkaran pertemanan, serta penyesuaian diri di keluarga besar,” papar Indiah.
Keterbukaan dalam mendiskusikan hal-hal positif seperti masalah keuangan sampai pembagian peran juga perlu menjadi hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan menikah. Kemudian yang terakhir adalah tentang bagaimana kesiapan kamu dalam membina rumah tangga.
“Kesiapan kita bukan hanya untuk hidup bersama pasangan, namun juga kemampuan kita untuk mandiri dan berdaya dalam hubungan tersebut, baik secara fisik, mental, ekonomi, dan sosial. Karena dengan kondisi berdaya kita akan lebih mudah berkontribusi untuk memperkuat hubungan pernikahan,” tegas Indiah.