Cara Danone Indonesia Dukung Karyawan Perempuan untuk Optimalkan Karier

27 Desember 2021 14:17 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cara Danone Indonesia Dukung Karyawan Perempuan untuk Optimalkan Karier. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cara Danone Indonesia Dukung Karyawan Perempuan untuk Optimalkan Karier. Foto: kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 memberikan dampak tersendiri bagi perempuan, terutama yang menjalankan peran sebagai ibu bekerja. Beberapa studi juga menunjukkan dampak pandemi COVID-19 terhadap peran ganda perempuan.
Studi McKinsey & Company tahun 2020 berjudul Women in the Workplace, misalnya, menunjukkan bahwa perempuan yang menjalani peran ganda memiliki tanggung jawab pengasuhan dan sekolah anak yang tidak proporsional selama pandemi COVID-19.
Data tersebut juga sejalan dengan laporan tentang dampak gender dari pandemi oleh UN Women di Indonesia. Laporan ini menyatakan bahwa sejak pandemi, 69 persen perempuan menghabiskan lebih banyak waktu mengerjakan pekerjaan rumah tangga tak berbayar.
Selain itu, ada sekitar 39 persen perempuan yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengajar anak di rumah, termasuk membimbing dan melatih anak-anak dalam mengerjakan tugasnya. Dengan kata lain, beban ganda perempuan menjadi lebih besar dengan adanya kebijakan bekerja dan belajar dari rumah.
My Mom My Inspiration 2021. Foto: kumparan
Perhelatan tahunan My Mom, My Inspiration (MMMI) 2021 yang dipersembahkan kumparan melalui kumparanWOMAN dan kumparanMOM juga menyoroti persoalan ini. Dalam talkshow yang bekerja sama dengan Danone Indonesia, VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto juga berbagi pandangan mengenai double role atau peran ganda yang dijalankan oleh perempuan. Menurutnya, menjalankan peran ganda merupakan persoalan menjaga keseimbangan.
“It’s not about juggling double role. Kalau aku melihatnya, it’s about balancing karena everytime kita pasti punya choice dan life is about choices. Di satu saat memang kita harus memiliki prioritas yang lebih, misalnya, sebagai satu pekerja atau wanita karier, tapi di saat yang lain mungkin kita punya choices untuk bisa memprioritaskan keluarga dan role-role yang lain. Nah, ini bagaimana cara menjaga balance-nya yang tepat karena konteksnya setiap saat juga akan berbeda,” ujar Vera.
Lebih lanjut, Vera juga berbagi cerita mengenai tantangan yang ia hadapi sebagai ibu sekaligus perempuan pemimpin di kantor. “Ada saat anak-anak membutuhkan atau keluarga membutuhkan, sementara di tempat yang lain juga secara pekerjaan dan profesionalitas dituntut juga untuk melakukan sesuatu yang lebih,” ceritanya.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo di MMMI 2021. Foto: dok. kumparan
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo yang juga menjadi narasumber dalam talkshow yang sama turut menyadari bahwa pandemi memang berdampak pada perempuan, khususnya ibu bekerja.
“Pandemi ini betul-betul berdampak sekali kepada para perempuan, khususnya working moms di mana anak-anaknya itu usianya masih sangat kecil. Jadi, anak-anak ini butuh bimbingan yang lebih. Kalau dulu sebelum pandemi mungkin orang tuanya pergi kerja, anaknya juga pergi sekolah,” ujar Angela, Rabu (22/12).
Menurutnya, menyeimbangkan antara anak-anak yang sekolah di rumah dan ibu yang juga bekerja dari rumah tentu membutuhkan penyesuaian yang sangat luar biasa. Belum lagi kalau ada anggota keluarga yang sakit, ibu menjadi sosok utama yang menjaga keluarga.
“Memang betul apa yang dikatakan McKinsey & Company dan UN Women bahwa pandemi ini benar-benar berdampak kepada banyak perempuan, terutama dalam kesehatan mental mereka dan menambah tanggung jawab dan beban kerja,” katanya dalam talkshow bertajuk Hero at Home, Hero at Work: Women’s Story in Juggling Double Role While Giving Impact.
Ia juga berbagi cerita tentang dampak pandemi terhadap perannya sebagai seorang ibu yang juga perempuan pemimpin di kantor. Ia mengungkapkan bahwa di awal pandemi, ia sempat kaget karena harus bekerja dari rumah dan kedua anaknya sekolah di rumah. Ia mengaku hal ini menjadi pelajaran tersendiri bagi dirinya.

Dukungan Danone Indonesia untuk karyawan perempuan

VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto dalam acara My Mom, My Inspiration 2021. Foto: dok. kumparan
Untuk dapat menjalankan peran ganda secara seimbang, perempuan juga memerlukan support system, entah dalam keluarga maupun dunia kerja. Vera menyampaikan bahwa perusahaan diharapkan dapat mengakomodir kepentingan atau keunikan dari setiap karyawan, entah perempuan maupun laki-laki.
Dengan demikian, perusahaan dapat merangkul semua karyawan dengan berbagai latar belakang dan memberikan fleksibilitas yang sesuai kebutuhan karyawan. Hal ini pula yang dilakukan oleh Danone Indonesia terhadap karyawannya.
“Kita bicaranya kalau sekarang, kebetulan di Danone adalah performance culture, bagaimana budaya untuk tetap menjaga performa ini dengan cara yang berbeda-beda, tetapi tentu prinsipnya sama. Nah, ini yang saya pikir akan menentukan karier perkembangan seseorang bukan dari sekadar apakah dia punya double role atau tidak,” ujarnya.
Kalau sudah menemukan ritme dan mendapatkan support system yang baik, entah di rumah maupun kantor, perempuan atau karyawan yang lain akan bisa melakukan apa yang direncanakan dengan tepat. Ia mengakui bahwa double role memang luar biasa buat perempuan, tapi itu semua ditentukan kembali oleh cara perempuan dalam menyeimbangkan semuanya.
“Itu balik lagi kepada choices, bagaimana kita balancing karena setiap saat pasti konteksnya beda. Dan itu perlu dibicarakan secara terbuka, baik di dunia kerja maupun rumah, “ tuturnya.
Karena karyawan merupakan jiwanya perusahaan, Vera pun memaparkan bahwa Danone Indonesia berupaya untuk memberikan lingkungan kerja yang ideal untuk semua karyawan, termasuk perempuan. Danone Indonesia juga memiliki visi One Planet One Health, di mana kegiatan, usaha, dan inisiatif perusahaan bisa berdampak positif untuk lingkungan dan masyarakat.
Untuk bisa mencapai visi tersebut, Danone Indonesia memulainya dari internal, termasuk memastikan karyawan perempuan merasa nyaman dan dihargai saat bekerja.
“Kebetulan juga memang di Danone sangat inklusif dan diverse dilihat kalau dari populasi manajer, misalnya, itu 50 persennya adalah perempuan. Dan juga di level direksi atau pimpinan, itu juga 50 persennya adalah perempuan, bahkan sekarang presdir kita juga adalah perempuan,” ujarnya.
Ini berarti bahwa tidak ada batasan di dalam perusahaan. Danone Indonesia juga menyediakan program yang mengedepankan pembangunan kapasitas perempuan sebagai salah satu pemimpin di perusahaan.
Lebih lanjut, Vera menekankan, “Saya pikir baiknya bukan dilihat dari statistik angkanya, berapa persen perempuan leading, tetapi setiap perempuan dan laki-laki memiliki kelebihan dan keunikan sendiri sehingga leadership yang dibutuhkan memang dari orang-orang yang memiliki kapasitas dan memiliki kemampuan untuk bisa, tidak saja memimpin, tetapi memberikan kontribusi yang baik dan juga sebagai agen perubahan.”
Dukungan Danone Indonesia untuk karyawan perempuan. Foto: dok. kumparan
Vera menjelaskan bahwa di Danone Indonesia, posisi kepemimpinan itu bisa diisi oleh perempuan maupun laki-laki. Semuanya memiliki kesempatan yang sama. Di samping itu, Danone Indonesia menyediakan kebijakan parental policy dan fasilitas untuk mendukung kesehatan serta kesejahteraan karyawan perempuan. Salah satu yang termasuk dalam kebijakan ini adalah cuti hamil dan melahirkan untuk ibu selama enam bulan, serta ayah mendapatkan cuti selama sepuluh hari.
Selain itu, Danone Indonesia juga menyediakan ruang laktasi di tempat kerja, memberikan pendampingan edukasi mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan kepada karyawan, serta pengecekan kadar zat besi kepada karyawan agar menghindari dari anemia dan pangan kaya zat besi yang disediakan di kantin.
“Artinya kita benar-benar understanding bahwa tanpa bermaksud mendiskriminasi, ada kebutuhan tertentu secara natural untuk ibu-ibu untuk bisa lebih fokus pada saat melahirkan dan menyusui dan ini juga menjadi komitmen untuk bisa memberikan akses ASI eksklusif untuk anak-anak penerus bangsa kita. Dan memberikan kesempatan untuk ayah untuk bisa mengalami dan melihat ibu membutuhkan support system yang baik pada saat nanti mereka mulai bekerja kembali, “ ungkap Vera.