Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Fashion blogger dan womanpreneur Diana Rikasari akan merilis buku terbarunya yang berjudul Self-acceptance by #88LoveLife pada Oktober mendatang. Untuk buku keempatnya ini, Diana masih bekerja sama dengan ilustrator Dinda Puspitasari untuk memberikan ilustrasi demi mempercantik setiap halaman bukunya.
ADVERTISEMENT
Di buku terbarunya pula, perempuan 34 tahun ini mengangkat tema self-acceptance atau penerimaan terhadap diri sendiri sebagai tema utama. Tema ini dipilih karena ia merasa bahwa isu ini merupakan hal yang dekat dengan kehidupan orang-orang saat ini, termasuk pula dirinya.
Diakui Diana, dua tahun belakangan ini menjadi fase terberat dalam hidupnya karena banyak perubahan yang terjadi dan ia harus belajar menerima itu semua. Ya, sejak 2018 lalu, Diana pindah ke Swiss mengikuti suaminya yang bekerja dan ia melahirkan anak ke-2 di sana. Saat awal pindah ke luar negeri, ia sempat shock dengan kehidupan di Swiss dan merasa 'kosong' dengan hidupnya.
"Saya terbiasa hidup dengan situasi yang dinamis, cepat, kreatif, banyak kerjaan dan sering bertemu teman. Jadi sempat merasa ‘duh ngapain ya?’, sempat merasa kosong sekali," cerita Diana Rikasari saat diwawancarai kumparanWOMAN di kediamannya pada awal Januari lalu.
ADVERTISEMENT
Diana akhirnya perlahan beradaptasi dan mengatasi 'kekosongan' hidupnya dengan menulis buku keempatnya ini. Baginya, menulis buku adalah sebuah proses penerimaan diri dengan cara menasihati dan berdialog dengan diri sendiri. Sambil ia menulis buku, sambil ia belajar menerima diri sendiri. Maka tak heran, penulisan buku ini memakan waktu hampir dua tahun lamanya.
"Dengan tema self-acceptance di dalam buku ini, saya banyak highlight tentang kesedihan. Bukan bermaksud agar kita menjadi sedih, tetapi agar kita bisa menerima bahwa kesedihan adalah bagian dari hidup kita dan kita harus bisa move on," kata Diana saat ditemui di acara peluncuran buku Self-acceptance by #88LoveLife di Kopi Pono Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Berkat belajar beradaptasi dalam menerima segala perubahan diri yang terjadi di dalam hidupnya, Diana lebih bisa menghargai hal-hal kecil yang selama ini diabaikan dan bisa melihat perspektif hidup dari skala yang lebih besar lagi.
Belajar menerima diri sendiri juga dilakukan oleh Dinda Puspitasari yang merasa bawa self-acceptance adalah hal yang sulit. Meski tidak bercerita secara detail, perempuan 30 tahun ini mengaku ia pernah mengalami masalah kesehatan mental yang membuat dirinya dilanda kecemasan.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun akhirnya berpengaruh kepada pekerjaannya. Dalam membuat ilustrasi untuk buku #88LoveLife, Dinda mengalami creative block alias tidak menemukan ide kreatif untuk berkarya selama hampir dua bulan. Untuk mengatasinya, Dinda sempat rehat sebentar dan pergi berlibur karena ia merasa sedang melalui fase self-acceptance yang cukup menantang.
"Tahun lalu saya mengalami anxiety problem. Jadi untuk mengobati itu, saya banyak menulis jurnal. Dan dalam penulisan jurnal ini saya tidak ingin terpaku dengan hasil yang bagus, saya ingin diri saya lebih lepas (dalam mengekspresikan diri)," tutur Dinda saat ditemui di acara yang sama.
Maka dari itu dalam membuat ilustrasi di buku terbaru Diana, Dinda ingin memberikan warna baru dengan menghadirkan berbagai macam karakter perempuan muda yang beragam.
ADVERTISEMENT
"Saya membuat karya yang penulisnya (Diana) dan diri saya pun suka. Jadi saya harap orang-orang juga suka dengan karya kami karena kami lebih jujur menggambarkannya," lanjutnya lagi.
"Menurut saya, self-acceptance tidak hanya berkaitan dengan pola pikir kita dalam melihat diri sendiri, tetapi juga bagaimana kita bisa menerima bentuk fisik yang telah dianugerahi Tuhan," tutup ilustrator yang juga penulis buku 'World of Pattern' itu.