Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Urusan ‘dapur’ rumah tangga sebaiknya tidak ada orang lain yang ikut campur selain kita dan pasangan. Masalahnya, terkadang orang terdekat ikut memberikan kritik dan pendapat pada urusan rumah tangga kita tanpa diminta.
ADVERTISEMENT
Kalau orang terdekat itu sahabat, adik atau kakak mungkin kita akan lebih mudah untuk menegaskan sikap. Tetapi, bagaimana jika pendapat dan kritik itu berasal dari mertua kita? Meski kadang kita kesulitan menghadapi arahan mereka, tapi mungkin kita akan sungkan untuk menolak atau membantah saran mereka.
Kalau sudah begitu, apa yang mesti dilakukan?
Menurut Gita Nurani, M.Psi, konselor dan psikolog Talent Development Manager di Universitas Gajah Mada, sebenarnya wajar saja ketika mertua memberikan pendapat, asalkan itu tidak sampai pada ranah keputusan rumah tangga seperti kehidupan anak dan suami, sampai urusan finansial. Kalau mertua sudah masuk ke ranah itu, berarti rumah tangga kita telah didominasi oleh mertua.
Biasanya mertua akan melakukan tindakan itu karena ia merasa lebih berpengalaman dalam hal rumah tangga, belum percaya bahwa anak dan menantunya mampu mengatasi masalah sendiri, dan tidak setuju dengan keputusan yang dibuat oleh kita dan pasangan.
ADVERTISEMENT
Kalau mertua sudah terus menerus ikut campur, dampaknya akan memicu konflik internal keluarga, dan menimbulkan stres pada kita dan pasangan. Tidak mau sampai seperti itu kan, Ladies? Karena itu usahakan untuk komunikasi secara intens dengan suami, minta pendapatnya bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan rasa keberatan kita terhadap mertua.
Setelah menumpahkan curhatan kita pada suami, perlu juga membuat kesepakatan tegas agar bisa menyaring pendapat mertua. “Buat kesepakatan tegas bersama suami, sejauh mana saran atau pendapat mertua yang dapat kita terima,” kata Gita.
Jadi, bila suatu saat mertua kembali memberikan kritik atau pendapat yang kita anggap melewati batas, sudah saatnya menyampaikan pemikiran kita pada mertua dengan bahasa yang sopan dan pada waktu santai. Ceritakan juga harapan kita sebagai menantu, misalnya ingin sang mertua mendukung kita dan pasangan untuk hidup lebih mandiri.
Namun sulitnya, setiap mertua mempunyai karakter yang berbeda. Ada yang menerima, ada pula yang menjadi emosi seakan tidak terima ketika kita menyampaikan pendapat.
ADVERTISEMENT
“Komunikasi positif menjadi satu-satunya cara meyakinkan mertua ketika berbeda pendapat. Jangan sampai ketika orang tua emosi kita menjadi mudah terpancing. Sebaiknya tahan diri dan berikan penjelasan yang logis,” jelasnya.
Daripada terpancing emosi, sebaiknya kita memberikan alasan yang logis dan menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari keputusan yang kita ambil. Bisa juga memberikan pemahaman dari informasi yang valid, misalnya dari artikel atau buku. Berikan bukti bahwa keputusan kita benar namun tentunya memerlukan waktu dan proses.