Carys Mihardja Tekankan Perempuan Difabel Juga Punya Power

7 April 2022 19:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ladies, perempuan penyandang disabilitas menjadi kelompok yang rentan terhadap diskriminasi dan kekerasan. Bahkan selama pandemi COVID-19, perempuan penyandang disabilitas di berbagai belahan dunia masih menghadapi masalah yang sama, atau bahkan dengan kondisi yang jauh lebih menantang dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Menurut United Nations Fund for Population Activities (UNFPA) dalam publikasi berjudul The Impact of Covid-19 on Women and Girls with Disabilities, perempuan dan anak perempuan penyandang disabilitas telah menjadi kelompok yang tertinggal. Mereka telah berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, mengakses layanan kesehatan, dan telah menghadapi risiko kekerasan yang tidak proporsional.
Di Indonesia, dampak pandemi COVID-19 terhadap penyandang disabilitas juga terjaring melalui survei online oleh Jaringan Organisasi Penyandang Disabilitas pada bulan April 2020.
Carys Mihardja, pendiri Carys Cares. Foto: Dok. Istimewa
Hasilnya, akses perempuan disabilitas terhadap berbagai program pembangunan lebih rendah dari laki-laki disabilitas, termasuk dalam bidang ketenagakerjaan, pendapatan, kesehatan, interaksi sosial, serta akses terhadap program perlindungan sosial. Selain tantangan yang dihadapi perempuan difabel itu sendiri, ada juga tantangan bagi perempuan-perempuan yang membesarkan anak dengan disabilitas.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, dalam perhelatan Women’s Week 2022, Pendiri Yayasan Carys Cares, Carys Mihardja menyampaikan bahwa perempuan penyandang disabilitas perlu memiliki kesempatan yang setara dengan perempuan normal.
“Kita tidak boleh hanya mengasihani mereka, tapi kita harus membuka peluang untuk mereka agar bisa bekerja dan mendapatkan hak yang setara,” ungkap Carys dalam sesi virtual conference bertema Women & Inclusivity: Kesempatan Setara & Dunia yang Lebih Inklusif untuk Perempuan Difabel, beberapa waktu lalu.
Carys Mihardja, Pendiri Yayasan Carys Cares. Foto: kumparan
Carys pun menyatakan bahwa perempuan penyandang disabilitas juga bisa bekerja seperti kebanyakan orang. Karena itu, masyarakat juga memberdayakan perempuan penyandang disabilitas.
“Sebagai masyarakat juga harus mempunyai empati bukan hanya simpati. Harusnya kita mendukung bukan mendiskriminasi,” ujar Carys.
Menurutnya, masyarakat perlu membuka mata untuk dapat melihat ke dalam diri para penyandang disabilitas bahwa mereka memiliki power untuk terus maju, bukan hanya fokus pada kekurangan atau kelemahan mereka.
ADVERTISEMENT
Baginya, para penyandang disabilitas juga memiliki talenta dan mampu mengasah kemampuannya. Sebagai contoh, Yayasan Carys Cares sempat menggelar fashion show dengan model anak-anak penyandang down syndrome. Tidak cuma itu, koleksi busana ready-to-wear (siap pakai) yang diperagakan juga merupakan hasil karya lukisan anak-anak down syndrome.
Karena itu, Carys yakin perempuan penyandang disabilitas adalah sosok yang berharga. Ia pun berharap masyarakat sadar akan hal itu.
“Harapan untuk perempuan penyandang disabilitas, Carys ingin mereka sadar, mereka tahu they worth, artinya tidak merasa kecil. Masyarakat juga diminta untuk terus membantu, dan melihat bahwa mereka itu setara. Dengan ini, kita bisa melihat potensi yang mereka miliki untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyandang disabilitas dan kemampuan yang mereka miliki,” ungkap Carys.
ADVERTISEMENT
---
Simak artikel menarik lainnya dalam rangkaian program Womens Week pada topik Women’s Week 2022.
Penulis: Nadya Zahira