Catat! Ini Daftar Rumah Aman bagi Perempuan Korban KDRT

kumparanWOMAN

10 Februari 2022 11:49 WIB

waktu baca 4 menit

Ilustrasi kekersan (KDRT). Foto: Shutterstock

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Belum lama ini, warganet beramai-ramai membicarakan tentang ceramah Oki Setiana Dewi atau yang akrab disapa Oki. Dalam ceramah itu, Oki yang dulunya merupakan seorang bintang film itu membahas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan mengisahkan seorang suami yang memukul istrinya. Namun, istrinya justru menutupi perbuatan suaminya.

Tidak sedikit yang menilai ceramah Oki sebagai normalisasi KDRT. Di sisi lain, KDRT sendiri masih menjadi fenomena yang perlu mendapat perhatian dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Faktanya, Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan 2020 menyebutkan bahwa terdapat 3.221 kasus kekerasan terhadap istri.

Dari semua kasus KDRT yang ada, Catahu Komnas Perempuan 2020 menyebutkan bahwa kekerasan yang paling banyak terjadi adalah kekerasan fisik, sejumlah 2.025 kasus, disusul dengan kekerasan seksual 1.938 kasus. Lalu ada kekerasan psikis sebanyak 1.792 kasus dan terakhir ada kekerasan ekonomi atau penelantaran sejumlah 680 kasus.

Melihat angka-angka tersebut, perempuan korban KDRT tidak bisa tinggal diam. Bila mengalami KDRT, perempuan dapat segera mengontak keluarga maupun teman yang dapat dipercaya sebagai ruang aman untuk bercerita. Mencari rumah aman juga menjadi salah satu tindakan yang bisa dilakukan bagi perempuan korban KDRT.

Staf divisi Pelayanan Hukum LBH Apik Jakarta, Tuani Marpaung mengatakan, “Rumah aman menjadi sarana penting bagi pemulihan korban KDRT dan kekerasan seksual. Kasus kekerasan Terhadap perempuan banyak terjadi di ruang-ruang privat dan pelakunya merupakan orang terdekat, seperti ayah, kakek, paman, dan tenaga pendidik.”

Rumah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi setiap anggota keluarga. Namun, rumah bagi korban kekerasan menjadi tempat yang tidak aman dan mendapatkan intimidasi. Untuk mendukung pemulihan, korban KDRT harus dipisahkan dari pelaku.

“Ada beberapa fasilitas yang diberikan rumah aman bagi perempuan korban KDRT, yakni tempat aman sementara, konseling Psikologis, bantuan hukum, dan layanan kesehatan,” ujar Tuani kepada kumparanWOMAN, Selasa (8/2).

Daftar rumah aman bagi perempuan korban KDRT

Tuani juga menjelaskan bahwa layanan rumah aman dapat di akses di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), rujukan dari aparat penegak hukum dan lembaga penyedian layanan.

Ia menambahkan, “Rumah aman milik pemerintah dan swasta dapat di akses oleh perempuan korban, namun ruman aman milik pemerintah, seperti rumah aman Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dapat diakses jika melampirkan laporan polisi.”

Lebih lanjut, Tuani menyatakan bahwa tidak semua korban kekerasan ingin kasusnya diproses secara hukum lantaran berbagai pertimbangan. Hal ini bisa menyulitkan korban mengakses layanan yang disediakan pemerintah.

“Berkaca dari pengalaman korban sulit untuk mendapatkan rumah aman, Lembaga masyarakat menginisiasi rumah aman untuk perempuan korban kekerasan yang dapat di akses tanpa melampirkan laporan polisi dan mensuport pemulihan korban,” ujar Tuani.

Dalam situs resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPPA) yang beralamat di kemenpppa.go.id tersedia daftar P2TP2A di masing-masing provinsi, lengkap dengan alamat dan nomor teleponnya.

Adapun beberapa daftar rumah aman lainnya:

DKI Jakarta

LBH APIK Jakarta

Alamat: Jalan Raya Tengah No.31, RT.1/RW.9, Kp. Tengah, Kec. Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13540

Nomor telepon: (021) 87797289

Alamat website: www.lbhapik.org

Yogyakarta

Gembala Baik

Alamat: Gampingan WB 1/756 Yogyakarta

Nomor telepon: 081317007359

Website: gembalabaikjogja.or.id

Sumatera Utara