Cerita Agatha Pricilla Bicara saat Menghadapi Quarter Life Crisis

3 Januari 2024 16:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cerita Agatha Pricilla saat menghadapi quarter life crisis. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cerita Agatha Pricilla saat menghadapi quarter life crisis. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bingung dan merasa tak punya tujuan. Ya, mungkin itu yang dirasakan orang-orang saat memasuki quarter life crisis. Tiap individu punya pandangannya sendiri soal fase ini, tak terkecuali Agatha Pricilla.
ADVERTISEMENT
Dalam program Ladies Talk kumparanWOMAN, Agatha membagikan cerita serta pandangannya soal quarter life crisis. Menurutnya, hal itu wajar dialami oleh setiap orang.
“Menurutku, itu wajar, sih. Memang semua orang pasti punya fase masing-masing. Walau mungkin ada yang mengalaminya lebih dulu. Kayak, di usia yang dini, atau yang mengalami kayak memang pas di usia 25 tahun, 20-an, atau ada yang baru ngalaminnya nanti. Tapi, pasti ada fase-fase kayak gitu dan itu wajar sekali,” ujarnya.
Dikisahkan Agatha, saat menghadapi quarter life crisis, ia kerap merasa bingung sampai hilang arah saat menjalani hidup. Akan tetapi, ia berusaha menemukan kembali apa motivasi dan hal-hal yang bisa membuatnya semangat.
Cerita Agatha Pricilla saat menghadapi quarter life crisis. Foto: Dok. kumparan
Meski sempat terpuruk, ia terus bangkit dengan melakukan yang terbaik versi dirinya sendiri. Ia percaya bahwa setiap orang punya porsinya masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Walaupun kita lagi menjalani sesuatu yang kayak, kita ngerasa enggak fit in, tapi mungkin we never know beberapa waktu lagi. Jadi, menurut aku, jangan setop aja, sih," papar Agatha.
"Yang aku pelajari dari perjalanan aku selama ini, ya, jangan setop aja. Apa pun yang lagi lo rasain, ya, sebisa mungkin jangan. Pokoknya berusaha untuk enggak berhenti,” tambahnya.
Agatha Pricilla punya prinsip untuk bisa terus menjalani apa yang ia mulai sampai selesai. Menurutnya, setiap orang hanya perlu istirahat saat mulai merasa lelah. Yang jelas, ia selalu berusaha agar tidak memilih untuk berhenti.