Role Model Kartini Grab x kumparanWOMAN 2024

Cerita Kepsek Perempuan Ngojol dan Programmer Banting Setir

4 Juni 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mitra driver dan merchant perempuan Grab Indonesia. Foto: Panji Indra
zoom-in-whitePerbesar
Mitra driver dan merchant perempuan Grab Indonesia. Foto: Panji Indra
Kecantikan seringnya lekat dengan penampilan fisik semata. Tapi perusahaan superapp, Grab Indonesia punya pandangan lain tentang konsep kecantikan perempuan. Kekuatan yang dimiliki para perempuan di lingkup ekosistem Grab Indonesia, mulai dari para pemimpin perusahaan, pekerja di belakang layar, mitra driver, hingga merchant merupakan definisi kecantikan yang sesungguhnya.
Banyaknya tantangan kehidupan saat menjalani peran sebagai ibu rumah tangga dan ibu bekerja membuat mitra pengemudi dan pengusaha harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk mencapai mimpi dan kesuksesan mereka. Pada akhirnya, tekad, keberanian, kegigihan, dan ketangguhan yang kemudian menjadi cerminan kecantikan dari dalam diri mereka.
Tidak peduli dengan risiko apa yang menanti di luar sana, tiga mitra driver dan merchant perempuan ini terus melangkah ke depan untuk berdaya bagi diri mereka sendiri dan orang-orang terkasih. Dengan itu pula mereka juga membuktikan bahwa kecantikan lebih dari sekadar tampilan fisik.

Lulus Kuliah dengan Predikat Cum Laude, Tetap Ngojol Meski Sudah jadi Kepala Sekolah

Salah satu mitra driver GrabBike, Nasrayani alias Bunda Meta. Foto: Panji Indra
Bagi Nasrayani, tekad dan percaya pada kemampuan diri sendiri menjadi kekuatan utama untuk menggapai mimpi-mimpinya. Perempuan yang kerap disapa Bunda Meta itu merupakan seorang mitra pengemudi Grab Indonesia yang juga berprofesi sebagai Kepala Sekolah di TK Bontoa, Kabupaten Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan.
Meta bergabung sebagai mitra pengemudi GrabBike sejak April 2022 lalu dan pekerjaan ini membuatnya merasa terlahir kembali serta bangkit dari keterpurukan.
Meta memilih pekerjaan yang menantang ini setelah mengalami PHK akibat pandemi COVID-19. Ia pun harus rela berhenti kuliah sementara agar bisa fokus bekerja sebagai driver ojol dan memperbaiki kondisi ekonominya. Namun hal itu tak berlangsung lama. Kecintaannya pada pendidikan dan tekad kuatnya dalam bekerja akhirnya membuat Meta berani melanjutkan kuliah.
“Impian saya dari awal itu ingin jadi sarjana, jadi saya berpikir akan sangat rugi kalau saya tidak melanjutkan pendidikan, apalagi saya sekolah betul-betul tanpa sokongan orang tua. Dari delapan bersaudara saya menjadi sarjana pertama di keluarga saya,” tutur Meta dalam wawancara dengan kumparanWOMAN.
Menuntut ilmu di Bulukumba membuat Meta harus menempuh jarak 200 kilometer dari Makassar setiap tiga hari sekali. Namun perjuangan Meta untuk mewujudkan mimpinya juga tak main-main. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di STAI Al Ghazali dengan predikat cum laude pada November 2023 di usianya yang saat itu 32 tahun. Dan kini Meta pun dengan bangga menjalani pekerjaan sebagai seorang Kepala TK.
Menjalani tiga peran sekaligus, sebagai ibu rumah tangga, Kepala Sekolah TK dan driver ojol membuat Meta harus berjibaku setiap harinya dengan aktivitas yang padat.
“Saya berusaha membagi waktu, harus mendisiplinkan diri, dan melawan rasa malas. Setiap hari saya harus mengajar, tapi di sisi lain juga harus memikirkan kebutuhan keluarga memikirkan anak dan orang tua. Bagaimana pun kondisinya, saya harus tampil prima agar bisa memberikan yang terbaik setiap harinya,” tutur Meta.
Setiap harinya Meta sudah berangkat dari rumah pukul 6 pagi ke sekolah untuk mengajar. Tak lupa ia juga sekaligus membawa perlengkapannya untuk ngojol, seperti pakaian ganti dan jaket. Selesai mengajar pukul 11 siang, ia langsung melanjutkan aktivitas sebagai driver ojol hingga larut malam.

Komunitas Driver Perempuan Jadi Kekuatan dan Ajang Solidaritas

Salah satu mitra driver GrabCar perempuan, Lena Susanti. Foto: Panji Indra
Sebagai driver ojol perempuan, Meta sebetulnya setiap hari berhadapan dengan berbagai risiko besar, terutama yang berkaitan dengan keselamatannya.
Meta bercerita bahwa ia bertemu dengan banyak customer dengan perilaku yang berbeda-beda. Keadaan lalu lintas yang sering kali macet kerap menimbulkan stres, serta cuaca yang tidak menentu sering memengaruhi kesehatannnya. Karenanya, bagi Meta, kekuatan fisik merupakan kebutuhan utamanya saat harus ngojol.
“Kalau fisik saya lemah saya nggak bisa kerja di jalan, karena saya bawa kendaraan dan beban. Jadi memang yang harus dipersiapkan dengan baik itu kondisi fisik. Selain itu, mental juga harus dijaga, pikiran yang selalu positif bahwa pekerjaan di Grab akan memberikan yang terbaik untuk saya,” imbuhnya.
Menariknya, Meta mengaku kekuatan di dalam dirinya kerap kali muncul saat ia tengah menghadapi deretan tantangan sebagai driver ojol itu. Ketika sedang melayani customer yang berperilaku buruk misalnya, Meta selalu mengatakan pada dirinya untuk tetap menahan sabar dan kuat.
Meta juga bilang bahwa sesama driver perempuan itu memiliki kesamaan dalam hal kekuatan, yakni semangat juang yang tinggi.
Hal ini diamini oleh Lena, mitra pengemudi GrabCar asal Palembang. Lena yang bergabung dengan Grab Indonesia sejak tahun 2022 lalu juga melewati ragam tantangan setiap harinya. Mulai dari risiko mobil mogok hingga kecelakaan.
Beruntungnya, ibu tiga anak ini memiliki pengetahuan soal mesin sehingga ini menjadi kekuatan yang memberinya rasa percaya diri menjalani profesi sebagai pengemudi GrabCar. Pengetahuan soal mesin mobil didapat karena ia pernah menjadi asisten di bengkel mobil. Hal tersebut membuat Lena cukup paham dan bisa membaca situasi saat mobilnya mulai menunjukkan tanda tidak beres. Dengan begitu, ia bisa dengan sigap mencari solusi seperti menuju bengkel terdekat atau meminta bantuan teman-teman komunitas pengemudi.
“Alhamdulillah ada grup komunitas, ya. Kalau ada kendala soal mobil, misalnya mogok di jalan, tinggal komunikasi di grup, dan teman-teman pengemudi langsung pada meluncur. Itu bikin saya merasa aman di jalan karena ada support dari teman-teman,” ujar Lena.
Bergabung dengan Grab Indonesia memberikan peluang bagi para mitra seperti Meta dan Lena untuk mendapatkan penghasilan tambahan atau bahkan sumber rezeki utama. Bagi Lena, bergabung dengan menjadi mitra pengemudi Grab Indonesia membuatnya bisa mendukung kebutuhan keluarga dan memberikan pendidikan terbaik untuk ketiga anaknya. Kini Lena juga mulai memikirkan untuk merintis usaha laundry dari hasil nge-bid setiap harinya.
Sementara bagi Meta, dapat kesempatan bekerja sebagai pengemudi ojol juga telah mengubah jalan hidupnya hingga bisa capai mimpi untuk jadi sarjana pertama di keluarganya.

Dari Kedai Pinggir Jalan jadi Lima Resto Waralaba, Andalkan Problem Solving sebagai Kekuatan

Ria Andriana, salah satu mitra merchant GrabFood. 2024 Foto: Panji Indra
Programmer yang banting setir menjadi pelaku usaha kuliner ini menjadi salah satu yang terdampak hantaman COVID-19. Namun, karena dekat dengan dunia teknologi, ia dengan cepat beradaptasi serta mengalihkan penjualannya ke platform digital, GrabFood.
“Grab itu support-nya sangat personal banget untuk kita dari awal. Apalagi saya juga sempat minder dan takut gagal saat mulai bisnis. Dulu yang biasanya kerja kantoran rapi pulang kerjanya, sekarang harus ngelap meja dan ngepel dulu. Tapi itu akhirnya bikin saya jadi lebih humbling,” kata Ria.
Usahanya terus berkembang. Sejak 2013, ia telah membuka lima gerai resto dengan sistem waralaba. Meski demikian, perjalanannya tak mulus, apalagi persaingan bisnis kuliner sangat berat. Sebagai pionir dari restoran sushi yang murah, Ria membuktikan kalau produknya juga memiliki kualitas dan rasa yang tidak kalah dengan merek kompetitor yang harganya jauh lebih mahal. Jatuh bangun sudah ia lalui, dan hingga kini masih terus berjuang untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Ketakutan akan kegagalan yang pernah dihadapi Ria di awal memulai bisnis kian memudar karena ia sadar akan kekuatannya. Ria bilang, kemampuan problem solving menjadi kekuatan terbesar yang diandalkannya untuk bertahan di industri kuliner selama sepuluh tahun terakhir. Sebagai pemilik restoran ia harus turun langsung ke lapangan untuk memantau, memecahkan masalah, sekaligus memberikan ide-ide untuk pengembangan bisnisnya.
Meski sudah beralih menjadi pengusaha, Ria juga tak meninggalkan kekuatan lain yang ada dalam dirinya sebagai programmer. Ia tetap aktif menyalurkan passion-nya di dunia teknologi dengan membantu pelaku UMKM untuk bertumbuh. Selama ini Ria berinisiatif untuk memberikan edukasi lewat seminar dan pelatihan dalam skala kecil kepada pemilik usaha-usaha kecil agar lebih melek terhadap potensi bisnis di dunia digital yang menurutnya bisa lebih menghemat budget.
Kisah tiga sosok perempuan ini membuktikan bahwa perempuan memiliki kekuatan yang tak terbatas untuk menghadapi tantangan hidup. Dari kekuatan-kekuatan yang dimiliki Meta, Lena dan Ria juga menjadi representasi kecantikan yang dimiliki oleh mereka.
------------
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama kumparanWOMAN dengan Grab Indonesia. Simak kisah menarik lainnya seputar perempuan, multiperan dan isu Kekuatanmu, Kecantikanmu melalui topik #PerempuanSemua
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten