Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Dampak Memilukan KDRT Terhadap Kesehatan Mental Perempuan & Anak dalam Keluarga
4 Oktober 2022 19:44 WIB
·
waktu baca 4 menit![Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Foto: Nugroho Sejati/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1550738420/wv83ebrlahzebdu6ypta.jpg)
ADVERTISEMENT
Ladies, kamu mungkin sudah mendengar kabar memilukan dari penyanyi dangdut ternama Tanah Air, Lesti Kejora. Pekan lalu, Lesti memutuskan untuk melaporkan tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT ) yang dilakukan oleh suaminya, Rizky Billar, ke kepolisian.
ADVERTISEMENT
Dalam kabar terakhir yang diwartakan oleh kumparanHITS, Lesti terkonfirmasi mengalami cedera di bagian leher. Ibu satu anak itu pun ditangani oleh sejumlah dokter, seperti dokter THT, dokter ortopedi, dan dokter spesialis saraf untuk cedera kepala.
Ladies, tindak KDRT seperti yang dialami oleh Lesti tidak hanya menyebabkan cedera secara fisik. Kesehatan mental pun menjadi salah satu hal yang berpotensi terganggu akibat tindak kekerasan ini. Dalam keluarga yang sudah memiliki anak, perempuan bukanlah satu-satunya korban; anak juga menjadi korban yang kesehatan mentalnya bisa terganggu.
Dikutip dari lembaga swadaya masyarakat Inggris Women’s Aid, setidaknya satu dari tujuh anak dan anak muda di bawah usia 18 tahun setidaknya pernah hidup di bawah belenggu KDRT. Kemudian, dilansir situs resmi Pemerintahan Negara Bagian New South Wales Australia, lebih dari 50 persen perempuan yang mengalami KDRT sudah memiliki anak.
ADVERTISEMENT
Ini artinya, jumlah anak yang menyaksikan dan hidup bersama KDRT cukup banyak. Tekanan yang mereka alami akibat KDRT pun berpotensi buruk bagi kesehatan mental mereka.
Agar semakin tahu mengenai pengaruh mental akibat KDRT terhadap kesehatan mental perempuan dan anak-anak di dalam keluarga, yuk, simak penjelasan yang sudah kumparanWOMAN rangkum berikut ini.
1. KDRT berpotensi menyebabkan kecemasan dan depresi
Salah satu dampak buruk yang disebabkan oleh KDRT pada perempuan dan anak adalah timbulnya potensi gangguan kecemasan (anxiety), bahkan depresi. Ini pun telah dibuktikan dalam sejumlah studi ilmiah.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Pakistan Journal on Medical Sciences pada 2021, dijelaskan bahwa KDRT memiliki keterkaitan langsung dengan depresi, kecemasan, dan stres yang dialami oleh perempuan.
ADVERTISEMENT
Sementara dilansir Women’s Aid, setiap anak memiliki respons yang berbeda-beda terhadap KDRT. Namun, menurut Royal College of Psychiatrists, gangguan kecemasan dan depresi bisa menjadi salah satu dampak yang dialami oleh anak-anak yang pernah menyaksikan dan hidup langsung bersama KDRT.
2. KDRT berpotensi menyebabkan gangguan tidur
Gangguan tidur juga menjadi salah satu dampak yang dirasakan oleh perempuan dan anak yang menjadi korban KDRT. Dalam studi yang diterbitkan di Journal of Women’s Health pada 2011, insomnia dan mimpi buruk terjadi pada 46 persen dan 32 persen dari total 121 partisipan penelitian. Perempuan yang menderita Gangguan Stres Pasca-Trauma (PTSD) dan depresi lebih mungkin mengalami insomnia dan mimpi buruk.
Hal yang sama juga bisa dialami oleh anak-anak yang pernah menjadi korban atau menyaksikan KDRT. Ini dijelaskan oleh Royal College of Psychiatrists dalam daftar mengenai dampak KDRT terhadap anak.
ADVERTISEMENT
3. KDRT berisiko meningkatkan perilaku menyakiti diri sendiri
Perilaku menyakiti diri sendiri (self-harm) juga menjadi salah satu dampak dari KDRT. Ini terjadi tidak hanya pada ibu yang menjadi korban, melainkan pada anak yang turut hidup di bawah belenggu kekerasan. Hal ini disampaikan oleh Komisioner Komisi Pelindungan Anak Nasional Australia, Megan Mitchell, sebagaimana dikutip dari situs resmi Australian Human Rights Commission.
“Anak yang hidup dengan kekerasan keluarga dan domestik tidak hanya berisiko tinggi mengalami kekerasan emosional, fisik, dan seksual. Kini, kami mengetahui bahwa mereka juga berisiko tinggi memiliki ide-ide untuk bunuh diri dan menyakiti diri sendiri secara sengaja,” kata Megan.
4. KDRT bisa menyebabkan korban menyalahkan diri sendiri
Perempuan dan anak yang menjadi korban KDRT kerap kali menyalahkan diri sendiri. Dikutip dari situs resmi yayasan Broxtowe Women’s Project Inggris, perilaku menyalahkan diri sendiri atau self-blaming ini bisa jadi disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh pelaku KDRT.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, meskipun sulit untuk dilakukan, perempuan dan anak korban KDRT harus dibantu untuk menyadari bahwa kekerasan yang mereka alami bukanlah kesalahan mereka. KDRT sepenuhnya adalah kesalahan pelaku, bukan korban.
5. KDRT berisiko menyebabkan perasaan rendah diri
Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Psychology of Violence pada 2010 lalu, ditemukan adanya hubungan antara rendahnya kepercayaan diri anak dengan KDRT yang dialaminya. Temuan ini juga didukung oleh daftar dampak KDRT terhadap anak yang dipaparkan oleh Royal College of Psychiatrists.
Ini juga berlaku pada perempuan yang menjadi korban KDRT. Dalam tesis yang disusun oleh Courtney Fae Higgins di Ohio State University, Amerika Serikat, disebutkan bahwa kekerasan terhadap perempuan berkaitan dengan komplikasi kesehatan, emosional, dan sosial, salah satunya adalah perasaan rendah diri yang menyebabkan korban terus meragukan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Ladies, jika kamu atau orang terdekatmu merupakan korban KDRT, pastikan untuk langsung mengambil langkah yang tepat untuk melindungi diri dan/atau orang tersayangmu, termasuk anak-anak. Mari selalu mendukung perempuan dan anak-anak korban KDRT di luar sana.