Debat Capres Kurang Mendalam Bahas Isu Perempuan, Ini Kata Komnas Perempuan

7 Februari 2024 21:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat pasangan Capres dan Cawapres berjabat tangan di Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat pasangan Capres dan Cawapres berjabat tangan di Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Rangkaian Debat Capres untuk Pemilu 2024 resmi berakhir pada Minggu (4/2). Salah satu topik penting yang sempat disinggung ketiga Capres dalam debat pamungkas itu terkait dengan isu perempuan.
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 01, Anies Baswedan menyebut bahwa kasus kekerasan pada perempuan sangat tinggi di Indonesia. Bahkan dalam catatannya, ia memaparkan ada 3,2 juta kasus kekerasan perempuan selama delapan tahun terakhir.
Lain halnya dengan Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang membahas terkait pentingnya pemberdayaan perempuan dalam pembangunan bangsa. Karenanya, pendidikan dan kecukupan gizi dianggap sebagai poin penting pada isu perempuan.
Sementara itu Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo melirik isu kesehatan ibu hamil dan perempuan. Ganjar memaparkan bahwa pencegahan stunting pada anak-anak perlu dilakukan sejak sang ibu (perempuan) itu masih di usia remaja.
Isu soal pemberdayaan, perlindungan, dan kesehatan menjadi fokus ketiga Capres dalam debat beberapa waktu lalu. Lantas, apakah ketiga topik itu sudah mewakili isu penting kaum perempuan seperti kita, Ladies?
ADVERTISEMENT

Kata Komnas Perempuan soal bahasan perempuan di Debat Capres

Suasana saat pasangan Capres dan Cawapres foto bersama di Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Komnas Perempuan mengapresiasi isu perempuan yang diangkat dalam debat pamungkas itu. Namun sayangnya gagasan ketiga Capres dianggap belum cukup mewakili isu penting perempuan. Masih ada banyak hal yang perlu dielaborasi agar lebih merujuk pada kepentingan perempuan.
“Belum terlalu kuat ya, sebenarnya kami menginginkan isu perempuan lebih diperdalam lagi mengingat isu perempuan tidak tunggal melainkan berkaitan dengan berbagai isu lainnya seperti hukum, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, ekonomi maupun pendidikan dan kesehatan,” ujar Komisioner Komnas Perempuan, Olivia Salampessy pada kumparanWOMAN, Senin (5/2).
Olivia menyebut, ada banyak isu penting perempuan yang seharusnya menjadi agenda penting ketiga Capres. Mulai dari pemulihan korban kekerasan, misalnya penyediaan sumber daya seperti psikolog, psikiater, hingga pekerja sosial yang berperspektif gender. Komnas Perempuan juga berharap agar para Capres punya agenda untuk menangani kebijakan yang dianggap diskriminatif.
ADVERTISEMENT
“Harapannya ada penguatan lembaga-lembaga layanan seperti Women Crisis Center (WCC) dan lembaga layanan berbasis masyarakat, serta menghapuskan kebijakan-kebijakan diskriminatif yang berdampak pada tidak terlindunginya perempuan,” imbuh Olivia.
Selain itu, Capres juga diharapkan lebih melek terhadap kondisi perempuan di wilayah kepulauan dan 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Mengutip Antara, Menteri KPPPA, Bintang Puspayoga menyebut bahwa banyak perempuan di wilayah 3T membutuhkan pendampingan lebih akibat kekerasan seksual dan tidak memiliki kesempatan yang sama dengan pria untuk meraih mimpinya.