Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Deretan Label yang Dipakai Lily Collins di Serial Emily in Paris Season 4
4 Oktober 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Tak ada yang lebih kontroversial daripada gaya dandan tokoh Emily dalam serial Emily in Paris . Parade busana yang maksimalis, penuh warna, dan dipenuhi ornamen disebut bertentangan dengan gaya khas para Parisienne yang konon elegan, sunyi, dan monokrom. Namun, bahkan untuk penganut mode puritan pun, menyaksikan dandanan Emily bisa mendatangkan kesenangan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Sang desainer kostum Marylin Fitoussi menyebut, dalam season 4 ini tokoh Emily benar-benar menjadi dirinya sendiri, tampil lebih kuat, dengan gaya yang menafsirkan kembali kode mode Paris . Bagi Fitoussi, dua hal yang harus dimiliki dalam fashion, kebebasan dan kepercayaan diri. Maka dengan cermat ia memilih dari ratusan kostum yang tersedia menjadi tampilan yang menegaskan karakter Emily.
Lalu label dan rancangan desainer mana saja yang dikenakan Emily di Emily in Paris Season 4 ini? Berikut daftarnya.
Philosophy di Lorenzo Serafini
Label ini merupakan lini kedua label asal Italia, Philosophy, dikomandoi oleh Lorenzo Serafini. Ceria dan glamor adalah ciri khas label ini. Sulaman rumit, ledakan warna, dan payet berkilau banyak dijumpai. Tak heran jika Emily mengenakan koleksi desainer ini hingga dua kali.
ADVERTISEMENT
Adegan pertama, saat ia bertemu Mindy sang sahabat di teras kafe. Setelan bustier dan celana pendek hijau dengan bahan jacquard bunga-bunga terlihat sangat gaya dipadankan dengan kardigan pink dari Jacquemus. Di Roma, ia kembali mengenakan karya Philosophy di Lorenzo Serafini.
Kali ini gaun bunga-bunga hijau dan hitam ditabrakkan dengan jubah ungu dari Valentino. La Dolce Vita jelas-jelas menjadi semangat label ini.
Possery
Monokrom bagi Emily tidak berarti hitam yang membosankan. Di episode pertama, ia mengenakan setelan kuning yang menyolok mata dari kepala hingga ujung kaki. Blus berenda dipadu kemeja kulit itu adalah koleksi Possery.
Berasal dari jantung kota Paris, label Possery mengagungkan penggunaan material kulit alami. Yaitu, berbahan daur ulang atau didapat dari industri makanan yang surplus. Penggunaan bahan ini digabungkan dengan teknik ketrampilan Prancis menghasilkan karya-karya artisan yang modern dan lantang.
ADVERTISEMENT
Barbara Bui
Masih dalam semangat monokrom, Emily juga mengenakan setelan celana panjang dan blazer biru elektrik. Tampilan kali ini berasal dari label Barbara Bui, desainer kelahiran Paris yang memiliki kekhasan enerji rock yang edgy, namun bisa menjadi sangat feminin. Warna-warna Barbara Bui biasanya berkubu netral, seperti hitam, beige, dan nude.
Namun ia selalu menyelingkannya dengan warna-warna menyolok yang mengejutkan. Lahir dari seorang ibu Prancis dan ayah dari Vietnam, Barbara Bui menganggap campuran warisannya sebagai bagian dari identitas. Tak heran jika karya-karyanya sangat terbuka terhadap pengaruh berbagai ragam budaya.
Lisou
Pendiri label Lisou, Rene Moshi Macdonald, tak tertarik dengan rangkaian warna hitam, cokelat, dan abu-abu. Ia memindahkan cerahnya langit dan warna-warni dari kampung halamannya di Tanzania, ke dalam karya-karya busana yang menambah kegembiraan perempuan.
ADVERTISEMENT
Print-print dalam warna ceria menjadi tulang punggung arahan artistik label asal London ini. Saat menonton pertandingan Polo, Emily kedapatan mengenakan koleksi Lisou. Dari trench coat, atasan leher halter, hingga bucket hat, Emily tampil percaya diri dengan balutan motif kotak-kotak warna pink dan cokelat yang menantang.
Isabel Marant
Bagi penduduk empat musim, musim dingin berarti kesempatan untuk ganti gaya. Tak terkecuali Emily. Adegan mendorong koper di kota ski Megeve terlihat fashionable berkat tampilan mantel kerudung dari bulu domba. Mantel yang oversized ini keluaran lini difusi Etoile dari Isabel Marant, label Prancis yang disegani oleh pengikut fanatik mode.
Saking relevannya desain ini, departement store asal Inggris, Marks & Spencer juga meluncurkan mantel senada dengan harga yang sangat ramah kantong. Isabel Marant memang terkenal dengan kepiawaiannya merancang pakaian perempuan untuk kehidupan nyata. Bagi mereka yang berjalan di atas trotoar Paris atau mengendara sepeda, Isabel Marant adalah syair yang menyegarkan chaos-nya rutinitas.
ADVERTISEMENT
Teks: Rifina Marie
Live Update