Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Desainer Pierre Cardin Meninggal Dunia, Ini Perjalanan Karier & Karya Ikonisnya
30 Desember 2020 14:23 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Laurent Petitgirard dan seluruh anggota dari Academy of Fine Arts sangat sedih harus mengumumkan kepergian Pierre Cardin. Ia terpilih sebagai member Academy of Fine Arts pada 12 Februari 1992,” tulis Academy of Fine Arts pada akun Twitternya.
Mengutip CNBC, pihak keluarga menyatakan jika sang desainer meninggal di rumah sakit di Neully, Paris, pada hari Selasa (29/12) waktu setempat. “Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi seluruh keluarga kami. Pierre Cardin telah tiada. Kami semua bangga dengan ambisinya yang teguh dan keberaniannya yang dia tunjukkan sepanjang hidupnya,” demikian bunyi pernyataan keluarganya.
Selain dikenal sebagai seorang desainer, semasa hidupnya Pierre Cardin juga dikenal sebagai seorang pebisnis sukses dalam dunia fashion. Karyanya tidak lekang dimakan zaman dan banyak dipuja serta dikenakan oleh model, selebriti, penyanyi hingga tokoh papan atas. Sebut saja Elizabeth Taylor, Barbra Streisand, Jeanne Moreau, Jackie Kennedy, Charlotte Rampling, The Beatles, dan Rolling Stones.
ADVERTISEMENT
Untuk mengenang kepergiannya, berikut kumparanWOMAN telah merangkum perjalanan karier Pierre Cardin dan beberapa karya ikonisnya, seperti dikutip dari berbagai sumber.
Perjalanan karier Pierre Cardin
Pierre Cardin lahir pada 1922 di San Biagio di Callalta, sebuah kota kecil di timur laut Italia. Pada saat itu, ia diketahui memiliki nama Pietro Cardini, demikian ditulis Fashion History. Namun ia lebih dikenal sebagai Pierre Cardin setelah keluarganya pindah ke Prancis untuk melarikan diri dari fasisme dua tahun kemudian.
Sebagai seorang pemuda, langkah pertamanya ke dunia fashion bertepatan dengan kepindahannya ke Paris. Pada 1945, ia bergabung dengan rumah mode Paquin, di mana membantu merancang kostum untuk film "Beauty and the Beast" karya sutradara Jean Cocteau.
ADVERTISEMENT
Setelah tugas singkatnya selesai, pada 1946 Cardin dipekerjakan sebagai penjahit oleh mentor berikutnya, Christian Dior, yang baru saja membuka rumah adibusana di Paris.
Empat tahun kemudian, tepatnya pada 1950 Cardin mendirikan merek fashion-nya sendiri, bernama House of Cardin. Dia lalu meluncurkan koleksi couture pertamanya pada 1953.
Karya ikonis Pierre Cardin
Cardin dikenal dengan keberaniannya mendobrak tradisi melalui desain futuristiknya. Dia juga memproduksi koleksi terkenal uniseks dan siap pakai, saat model pakaian semacam itu belum familiar di dunia fashion.
Salah satu karya terobosannya yang terkenal adalah gaun gelembung yang dia rancang pada tahun 1953. Disebut "gelembung" karena ada bentuk seperti gelembung di area antara pinggang dan garis tepi. Gaun itu terbukti sukses secara komersial di seluruh dunia. Hal ini sekaligus membuka jalan untuk serangkaian inovasinya di dunia mode.
ADVERTISEMENT
Cardin kemudian berinovasi untuk membuat pakaian desainer lebih mudah diakses. Karena itulah, Cardin meluncurkan koleksi pakaian siap pakai pertamanya di department store Printemps di Paris pada tahun 1959. Langkah ini dianggap memalukan oleh sesama designer dan hal tersebut membuat Cardin dikeluarkan dari Chambre Syndicale, yakni badan yang mengatur adibusana Prancis, demikian ditulis CNBC.
Namun hal tersebut tidak lantas membuatnya berhenti berkarya. Hingga Cardin berhasil menjadi salah satu desainer asing pertama yang membuka toko di Jepang, China, dan Rusia.
Pada tahun 1960an, Cardin menggabungkan minatnya untuk eksplorasi ruang angkasa dengan ketertarikan pada kain dengan menciptakan koleksi uniseks zaman antariksa yang inovatif. Koleksi itu kemudian diberi nama Cosmocorps.
“Pakaian favorit saya adalah pakaian yang saya ciptakan untuk kehidupan yang belum ada, dunia masa depan,” kata Cardin seperti dikutip dari WAG Magazine.
ADVERTISEMENT
Membeli restoran Maxim pada 1981
Setelah bertahun-tahun konsisten berkarya di dunia fashion, pada 1981 Cardin kemudian membeli Restoran Maxim yang terkenal di kota itu pada. Usahanya itu telah mendorong Cardin untuk mengambil alih merchandising berbagai produk mewah lain, termasuk champagne, cokelat, dan kaviar yang membawa nama restoran tersebut.
Mengutip The New York Times, Cardin diketahui merancang koleksi busana hingga abad ke-21 dan Lady Gaga adalah salah satu pemakai karyanya. Pada 2014, ia membuka museum Past-Present-Future di Paris untuk memamerkan karyanya. Dan terakhir terlihat pada bulan September menyelenggarakan pemutaran khusus film dokumenter, House of Cardin, yang ditayangkan perdana di Festival Film Venesia, untuk merayakan 70 tahun berkarya.
Sebagai pebisnis, Cardin dikabarkan tak pernah merasa ‘puas’ untuk merancang karya couture. "Jika hanya gaun diinginkan orang, saya bisa melakukannya dengan mata tertutup. Tapi saya ingin lebih di atas semua itu. Hidup saya berada pada tingkat intelektual yang jauh lebih tinggi daripada La Couture,” demikian ujar Pierre Cardin kepada Associated Press.
ADVERTISEMENT
Selamat jalan Pierre Cardin!