Devialet Gandeng Seniman Lokal, Padukan Teknologi Audio & Seni Kontemporer

5 Januari 2025 20:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Devialet Gandeng Seniman Lokal, Padukan Teknologi Audio & Seni Kontemporer. Foto: Devialet Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Devialet Gandeng Seniman Lokal, Padukan Teknologi Audio & Seni Kontemporer. Foto: Devialet Indonesia
ADVERTISEMENT
Apa jadinya jika teknologi audio kelas dunia dipadukan dengan kreativitas seni kontemporer? Devialet Indonesia punya jawabannya lewat acara Sound & Vision, sebuah inisiatif budaya yang menghadirkan pengalaman unik untuk para pencinta teknologi dan seni.
ADVERTISEMENT
Acara tersebut berlangsung pada 17 dan 18 Desember 2024, di The Residence ONFIVE, Grand Hyatt Jakarta. kumparanWOMAN menjadi salah satu media yang berkesempatan untuk menilik langsung perpaduan indah antara seni dan audio.
Sebagai salah satu pionir di bidang teknologi audio, brand asal Prancis ini tak hanya dikenal lewat kualitas suaranya, tetapi juga desain produknya yang elegan. Kali ini, mereka melangkah lebih jauh dengan menggandeng dua seniman, yaitu Emte dan Tutu, serta brand fashion lokal Sejauh Mata Memandang.
Dalam kolaborasi ini, speaker ikonis Devialet, Phantom, diubah menjadi kanvas seni yang menyuarakan imajinasi dan kreativitas para seniman.

Indahnya perpaduan seni dan teknologi

Emte bersama karya kolaborasinya bersama Devialet Indonesia. Foto: Devialet Indonesia
Melalui acara ini, Devialet tidak hanya menampilkan kecanggihan teknologinya tetapi juga menunjukkan bahwa seni bisa menjadi medium untuk menyampaikan cerita dan emosi.
ADVERTISEMENT
Martin Ku, General Manager Devialet APAC, menyebutkan bahwa kolaborasi ini merupakan wujud kepercayaan mereka terhadap kekuatan suara.
“Kami percaya bahwa suara bukan sekadar teknologi, tetapi juga alat untuk menyampaikan makna dan imajinasi. Dengan karya seni ini, speaker kami menjadi bagian dari ekspresi para seniman,” ungkap Martin dalam acara konferensi pers beberapa waktu lalu.
Masing-masing kolaborator membawa gaya dan cerita unik mereka ke dalam kolaborasi ini. Emte mengaku menemukan banyak tantangan dalam prosesnya.
Devialet x Emte. Foto: Devialet Indonesia
“Ini menantang dan tak terduga karena biasanya saya menggarap karya di kanvas, tapi kali ini di medium tiga dimensi. Plate dari Devialet juga berbeda, tentu approach-nya juga tak sama. Untuk inspirasinya, saya mencoba mencari benang merah antara seni dan musik dalam kehidupan pribadi. Dan karya saya untuk Devialet ini terinspirasi dari memori ketika main angklung di masa kecil,” jelas Emte.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Tutu lebih membayangkan bagaimana wujud audio jika divisualisasikan. Torehan warna yang dihadirkan pun tampak lebih abstrak dan dinamis.
Devialet x Tutu. Foto: Devialet Indonesia
“Kalau dilihat dari bentuknya begitu abstrak dan dinamis. Itu adalah visual yang saya bayangkan ketika mendengarkan musik lewat Devialet. Bagi saya pribadi, Devialet ini adalah state of art that bring happiness. Sound-nya berlayer, seperti karya saya ini,” pungkas Tutu.
Lalu untuk Sejauh Mata Memandang sendiri, Chitra Subyakto selaku pendiri mengaku awalnya tidak terbayang akan membuat apa. Namun pihak Devialet sengaja memilih Sejauh Mata Memandang karena mereka memiliki visi yang kuat sebagai brand mode yang berkelanjutan.
Chitra Subyakto bersama koleksi Devialet x Sejauh Mata Memandang. Foto: Devialet Indonesia
Oleh karena itu, karya yang dihadirkan berupa penutup speaker dari bahan bekas olahan koleksi Sejauh Mata Memandang. Sehingga karya yang dihadirkan pun sangat khas karena bahan yang dipakai dipenuhi motif Sejauh Mata Memandang.
ADVERTISEMENT
“Karya Sejauh Mata Memandang ini terinspirasi dari masukan pelanggan sebetulnya. Karena Devialet Phantom ini warnanya putih, mereka berpikir kalau diletakkan dalam ruangan bisa cepat kotor. Jadi terciptalah penutup speaker hasil kolaborasi dengan Sejauh Mata Memandang,” ungkap Freddie Beh, perwakilan Devialet Indonesia yang saat itu mewakili Chitra Subyakto dalam menjelaskan karya.
Selain menikmati instalasi seni, pengunjung diajak merasakan langsung teknologi suara Devialet. Setiap karya seni yang ditampilkan dikombinasikan dengan pengalaman audio yang murni, menjadikan Sound & Vision sebagai acara yang memanjakan indera secara keseluruhan.

Misi sosial Devialet Indonesia

Kolaborasi ini bukan hanya untuk pencinta seni atau penggemar teknologi, tetapi untuk siapa saja yang ingin merasakan harmoni antara suara, visual, dan emosi.
Selain itu, hasil penjualan produk kolaborasi Devialet dengan Emte, Tutu, dan Sejauh Mata Memandang akan didonasikan untuk Yayasan Musik dan Sastra Indonesia oleh Ananda Sukarlan.
ADVERTISEMENT
Yayasan tersebut berfokus mendukung seniman dan musisi muda dalam mengembangkan bakat. Jadi Sound & Vision menjadi wadah bagi kreativitas lokal untuk menjangkau pasar internasional.
Ini juga jadi cara Devialet Indonesia dalam menunjukkan komitmennya mendukung bakat-bakat dalam negeri sekaligus memperkenalkan teknologi mereka ke audiens yang lebih luas.