Dian Sastrowardoyo kumparanWOMAN dan DOVE

Dian Sastrowardoyo: Tentang Rambut, Stereotip & Kepercayaan Diri Perempuan

4 Desember 2020 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dian Sastrowardoyo untuk program Konten Spesial kumparanWOMAN dan DOVE. Foto: Ifan Hartanto
zoom-in-whitePerbesar
Dian Sastrowardoyo untuk program Konten Spesial kumparanWOMAN dan DOVE. Foto: Ifan Hartanto
Pagi itu, Dian Sastrowardoyo (38) menyapa ramah tim kumparanWOMAN saat tiba di lokasi pemotretan. Meski wajahnya tertutup masker, namun matanya menyiratkan senyuman hangat. Mengenakan kaos putih, jeans, dan sneakers, Dian tampil kasual. Rambutnya digerai dan natural atau sedikit berantakan.
“Hari ini kita makeup dan rambutnya natural saja kan? Yang khas aku banget,” celetuknya saat tiba di ruang makeup.
Sebagai seorang perempuan dengan berbagai kesibukan, Dian memang lebih suka tampil natural dan apa adanya. Ia bahkan mengaku tidak suka tampil glamor, meskipun berkarier di dunia hiburan. Dian mengaku lebih percaya diri kalau tampil kasual, mengenakan busana yang tidak terlalu feminim tapi juga tidak tomboy.
Memulai karier di dunia perfilman sejak tahun 2000 lewat film ‘Bintang Jatuh’ karya Rudi Sujarwo, prestasi ibu dua anak ini di bidang seni peran semakin dikenal setelah sukses memerankan karakter Cinta dalam film 'Ada Apa dengan Cinta' (2002). Bahkan karakter Cinta ini sampai melekat pada sosok Dian sehingga banyak yang menyamakan sosok Dian Sastrowardoyo dengan karakter Cinta yang ia perankan.
Padahal dalam kehidupan nyata, menurut Dian karakternya sangat jauh berbeda dari karakter Cinta. Apalagi soal penampilan, dibanding karakter Cinta yang berambut lurus panjang, ia mengaku lebih suka model rambut sebahu dengan model potongan rata supaya lebih mudah diatur dan ditata. Lebih dari itu, Dian malah lebih suka kalau rambutnya tampak natural.
“Ini mungkin aneh, tapi kalau rambutku ditata terlalu rapi aku tidak suka. Aku merasa itu tidak sesuai dengan karakterku jadi aku malah tidak nyaman. Aku suka dan lebih percaya diri saat rambutku sedikit berantakan karena terlihat natural,” ungkap Dian Sastrowardoyo di sela-sela pemotretan dan syuting konten spesial bersama kumparanWOMAN beberapa waktu lalu.
Dian Sastrowardoyo untuk program Konten Spesial kumparanWOMAN dan DOVE. Foto: Ifan Hartanto, Fashion Stylist: Ivan Teguh S., Makeup: Archangela Chelsea, Hairdo: Shabura Sebastian.
Menurut Dian, untuk bisa percaya diri dengan pilihan gayanya, ia harus melalui proses yang tidak mudah. Ia banyak gonta-ganti gaya rambut dan mencari mana yang paling membuatnya percaya diri dan nyaman.
Kepada kami, Dian Sastrowardoyo banyak bercerita tentang pengalamannya dengan penampilan dan caranya untuk bisa tampil lebih percaya diri. Ia juga banyak berbagi pesan untuk mendorong supaya perempuan Indonesia berani mencintai diri apa adanya tanpa memikirkan stereotip dan standar kecantikan yang selama ini ‘menghantui’ perempuan.
Simak perbincangan seru kami bersama Dian Sastrowardoyo di bawah ini.
Meski di tengah pandemi, sepertinya Dian selalu aktif, ya. Apa saja kesibukan Dian akhir-akhir ini?
Sekarang ini aku lagi sibuk bikin film sendiri. Tahun lalu, aku dapat kesempatan memproduseri sebuah film. Dan di 2020 ini, di tengah pandemi, aku mendapat kesempatan menulis dan menyutradarai film pendek. Ini benar-benar pengalaman baru buat aku. Tawaran ini datang setelah aku ambil kelas online menulis naskah dan directing selama 3 bulan.
Directing jadi hal yang baru bagi Dian, apakah ini merupakan salah satu cara Dian untuk mengembangkan diri di dunia perfilman?
Bisa dibilang begitu. Aku tidak mau membatasi diri hanya menjadi aktor saja. Tapi kalau ada yang bertanya pilih mana, acting atau directing? Terus terang aku tidak bisa memilih. Aku tidak bisa bilang acting lebih baik dari directing atau sebaliknya. Jadi proyek ini jadi cara aku untuk belajar lebih banyak dan mengembangkan diri.
Dari semua film yang diperankan, film apa yang paling berkesan buat Dian?
Buat aku yang paling berkesan waktu jadi antagonis dan pembunuh berdarah dingin di 'The Night Comes for Us'. Kenapa? Karena di film itu tampilanku sangat berbeda, terutama gaya rambut. Dari panjang, rambutku dipotong super pendek, berponi, dan gayanya sangat edgy.
Jadi meskipun membutuhkan keberanian besar untuk mewujudkan gaya rambut seperti itu, tapi untuk aktor seperti aku yang harus bisa keluar masuk peran, ganti gaya rambut itu bisa sangat membantu mendalami peran.
Penampilan gaya rambut Dian Sastrowardoyo di film The Night COmes for Us. Foto: dok. Netflix
Selain itu, aku juga merasa tertantang; bisa ngga aku mengubah penampilan sedemikian rupa dan memainkan peran yang jauh berbeda dari karakter aku sendiri? Itu buat aku juga jadi bentuk kebebasan dari persepsi orang atas diri aku. Aku merasa terbebas dari stereotip yang biasanya orang-orang kasih ke aku bahwa Dian itu pasti harus seperti Cinta di 'Ada Apa dengan Cinta' (AADC). Padahal aslinya aku tidak begitu.
Bicara soal tuntutan mengubah gaya sesuai peran, sebenarnya penampilan seperti apa yang membuat Dian paling percaya diri dan nyaman?
Selama ini aku sering coba gonta-ganti penampilan dan aku merasa paling percaya diri kalau aku tidak berdandan terlalu feminin. Kalau terlalu feminin, aku merasa itu bukan karakter aku. Rasanya seperti dibuat-buat dan tidak nyaman.
Aku justru merasa lebih percaya diri ketika rambutku terlihat natural. I have to feel more like myself, karena itu membuat aku jadi lebih rileks, nyaman, dan percaya diri.
Apakah Dian pernah mendapat komentar negatif soal penampilan?
Tentu pernah, salah satunya ya waktu aku potong rambut untuk film 'The Night Comes for Us' itu. Saat itu kan rambutku dipotong pendek sekali, dan bagi aku itu butuh usaha besar untuk merelakannya. Setelah itu aku yakin dan happy dengan hasilnya, malah suamiku yang berkomentar karena rambutku jadi pendek. Sama halnya ketika aku mewarnai rambut jadi ash grey.
Jadi jangankan orang lain, orang terdekatku sendiri juga kadang tidak selalu menyetujui perubahan penampilan yang aku lakukan.
Lalu bagaimana dengan stereotip, apakah Dian juga pernah mendapat stereotip soal penampilan seperti perempuan lain?
Tentu saja pernah. Seperti yang aku ceritakan tadi, kebanyakan orang berpikir kalau Dian itu ya harus seperti Cinta di film "Ada Apa dengan Cinta". Rambutnya panjang, lurus, dan hitam, hampir sama dengan stereotip yang selama ini ada di masyarakat. Dari dulu banyak yang bilang kalau perempuan cantik itu rambutnya harus panjang, lurus, hitam, kulitnya putih, dan lain sebagainya. Padahal kan tidak harus seperti itu.
Dian Sastrowardoyo untuk program Konten Spesial kumparanWOMAN dan DOVE. Foto: Ifan Hartanto, Fashion Stylist: Ivan Teguh S., Makeup: Archangela Chelsea, Hairdo: Shabura Sebastian, Busana: UNIQLO Indonesia.
Secara personal, bagaimana pendapat Dian mengenai stereotip tersebut?
Menurut aku, sampai sekarang masih banyak orang yang menganggap ada standar atau stereotip tertentu soal kecantikan perempuan. Tapi kita sendiri sebagai perempuan harus punya kebebasan untuk menolak didikte oleh stereotip yang ada di masyarakat.
Jadi kita harus percaya diri untuk bisa bebas menentukan cantik versi kita sendiri. Karena menurut aku, kalau kita percaya diri, nyaman dengan penampilan atau gaya rambut yang kita punya sekarang, somehow itu akan membuat kita bahagia dengan diri kita sendiri dan itu penting. Karena kalau kita sudah bahagia, kita bisa menjadi seseorang yang menyenangkan bagi orang-orang di sekitar kita. Inner beauty-nya keluar.
So, find beauty in imperfection, dan menurut aku kita semua bisa menemukan keindahan dari ketidaksempurnaan. You don't have to be perfect.
Dian beberapa waktu belakangan ini aktif melakukan kampanye Rambut Aku Kata Aku bersama Dove, apa yang sebenarnya ingin disuarakan melalui kampanye ini?
Melalui kampanye Rambut Aku Kata Aku ini kita ingin mendorong supaya perempuan Indonesia bisa menemukan konsep kecantikan versi dirinya sendiri.
Dian Sastrowardoyo untuk program Konten Spesial kumparanWOMAN dan DOVE. Foto: Ifan Hartanto, Fashion Stylist: Ivan Teguh S., Makeup: Archangela Chelsea, Hairdo: Shabura Sebastian, Busana: UNIQLO Indonesia.
Jangan sampai kita berdandan atau menata rambut kita hanya untuk mendapatkan persetujuan orang lain. Jangan sampai kita terjebak stereotip yang bilang kalau rambut bagus berarti harus panjang, lurus, dan hitam. Karena kecantikan setiap perempuan itu berbeda-beda dan tidak bisa diukur oleh standar tertentu. Jadi kita harus bisa menemukan keinginan kita sendiri soal penampilan.
Untuk tidak terjebak dalam stereotip tentu membutuhkan dorongan supaya lebih percaya diri dengan penampilan sendiri. Apakah Dian punya tips percaya diri yang bisa dibagi pada sesama perempuan?
Pertama kita harus berani menentukan pilihan. Penampilan seperti apa yang kita suka. Kemudian temukan gaya rambut yang cocok serta bisa mewakili karakter diri kita.
Karena kalau kita sudah menemukan itu, kita bisa jadi nyaman dan percaya diri menjadi diri sendiri. Dan ketika sudah percaya diri, kita bisa jadi seseorang yang lebih menyenangkan
Dian Sastrowardoyo untuk program Konten Spesial kumparanWOMAN dan DOVE. Foto: Ifan Hartanto
Ada pesan yang ingin disampaikan untuk sesama perempuan soal menentukan pilihan gaya rambut sesuai karakter diri?
Untuk perempuan di luar sana, jangan takut berekspresi terutama lewat gaya rambut kita. Cari gaya rambut yang paling bikin kamu bahagia, nyaman, percaya diri, dan paling merepresentasikan karakter diri kamu seperti apa. Jangan takut mencoba hanya karena khawatir orang lain tidak suka. Karena Rambut Aku Kata Aku, bukan kata orang lain.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerjasama kumparanWOMAN dengan DOVE untuk kampanye Rambut Aku Kata Aku. Untuk cerita menarik lainnya seputar isu ini, kunjungi topik Ragam Kecantikan Perempuan Indonesia
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten