Donna Priadi: 30 Tahun Berkarier di Korporasi, Kini Bangun Sustainable Fashion

22 Januari 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Founder KIND Denim Donna Priadi untuk program Bincang Karier kumparanWOMAN.
 Foto: Dok. Gavriela
zoom-in-whitePerbesar
Founder KIND Denim Donna Priadi untuk program Bincang Karier kumparanWOMAN. Foto: Dok. Gavriela
Selalu energik, bersemangat, ramah dan inspiratif, itulah kesan yang didapat ketika bertemu sosok Donna Priadi. Selama lebih dari 30 tahun Donna telah membangun karier di dunia korporasi hingga mencapai C-Level dan dan malang melintang di berbagai perusahaan besar seperti General Electric, Pertamina Hulu Energi hingga saat ini duduk sebagai Managing Director American Chamber of Commerce in Indonesia.
Namun segudang pengalaman korporasi tidak membuat Donna ingin berhenti segera. Justru di puncak kariernya saat ini, Donna terpanggil untuk mengejar passion pribadinya, yakni dunia fashion, tanpa meninggalkan karier cemerlangnya. Pada 2021 lalu, di tengah pandemi, Donna meluncurkan brand denim lokal bernama KIND Denim dengan konsep sustainability fashion.
“Saya sangat senang melakukan mix and match dalam berpakaian. Sampai akhirnya, saya terpikir untuk memiliki brand fashion sendiri. Karena saya suka jeans, saya berpikir untuk membuat produk jeans yang ramah lingkungan. Saya ingin jeans yang bisa dipakai oleh siapa saja, dari anak muda hingga ibu-ibu berusia 75 tahun,” cerita Donna tentang awal berdirinya label fashion miliknya.
Keputusannya untuk mendalami bisnis ranah fesyen tak hanya didasari hasrat kreatif, tetapi juga kesadaran akan pentingnya tanggung jawab lingkungan. Berbekal visi ini, Donna mendirikan lini fesyen berkelanjutan yang mengedepankan bahan ramah lingkungan, desain timeless, dan prinsip slow fashion.
Pada akhir Desember 2024 lalu, KIND Denim kembali merilis koleksi terbarunya melalui sebuah peragaan busana dan gelaran pop-up store yang berlangsung di D Gallerie, Jakarta Selatan. Koleksi ini menampilkan delapan gaya denim, termasuk celana pipa lebar dengan aksen cuffed hem, serta berbagai pilihan rok, seperti mini, midi, dan maxi skirt. Selain itu, koleksi ini juga menghadirkan crop jacket yang edgy dan T-shirt berbahan katun daur ulang.
Di tengah serunya acara peluncuran koleksi baru tersebut, Donna berbincang dengan kumparanWOMAN terkait perjalanan karier hingga fokusnya di fesyen berkelanjutan.
Simak cerita Donna selengkapnya di sini, Ladies.
Founder KIND Denim Donna Priadi untuk program Bincang Karier kumparanWOMAN. Foto: Dok. Gavriela

Lebih dari 30 tahun membangun karier di dunia korporasi hingga mencapai posisi C-Level, bisa ceritakan sekilas perjalanan karier Mbak Donna?

D: Saya dulu bersekolah di ITB, jurusan Teknik Arsitektur. Kemudian, saya melanjutkan S2 di University of San Francisco, Amerika, dengan mengambil Master of Business Administration bidang Finance and Management.
Setelah lulus kuliah, saya kembali ke Indonesia dan bekerja di Atlantic Richfield Company (ARCO), perusahaan minyak dan gas asal Amerika, yang kemudian merger dan diakuisisi oleh BP yang dulu merupakan singkatan dari British Petroleum. Tahun 2009, saya bergabung dengan Pertamina Hulu Energi (PHE), perusahaan yang bergerak di sektor hulu industri migas.
Dari PHE, saya pindah ke General Electric (GE) sebagai Director of Government and Corporate Affairs. Setelah dari GE, saya melanjutkan karier di Vriens & Partners sebagai Country Director Indonesia selama 4 tahun. Terakhir, mulai 1 Januari 2025, saya bergabung dengan American Chamber of Commerce in Indonesia sebagai Managing Director.

Lalu bagaimana ceritanya bisa terjun ke bisnis fashion dan memilih mendirikan label denim?

D: Saya pada dasarnya senang dengan fashion. Itu adalah passion saya. Selama saya berkarier 30 tahun ini, saya selalu berusaha untuk memakai produk fashion lokal. Setiap kali bepergian, terutama ketika meeting di luar negeri, saya juga selalu berusaha memakai brand lokal.
Saya sangat senang melakukan mix and match dalam berpakaian. Sampai akhirnya, saya terpikir untuk memiliki brand fashion sendiri. Karena suka denim, saya berpikir untuk membuat produk jeans yang ramah lingkungan. Saya ingin jeans yang bisa dipakai oleh siapa saja, dari anak muda hingga ibu-ibu berusia 75 tahun. Baik untuk acara formal maupun kasual, jeans ini tetap cocok dikenakan.
Dunia sekarang semakin kasual, jadi jeans bisa dipakai di berbagai kesempatan. Ini yang membuat saya semakin bersemangat untuk melanjutkan ide ini. Karena saya juga sangat peduli dengan keberlanjutan dan hal-hal yang bersifat eco-friendly, saya ingin brand ini juga ramah lingkungan. Akhirnya, pada tahun 2021, lahirlah KIND Denim.
Founder KIND Denim Donna Priadi untuk program Bincang Karier kumparanWOMAN. Foto: Dok. Gavriela

Apa filosofi utama di balik KIND Denim?

D: Filosofi di balik nama KIND Denim ini cukup mendalam. Logonya menggambarkan air yang mengalir, melambangkan sesuatu yang terus bergerak dan tidak terbatas.
Kalau diperhatikan, tulisan KIND Denim itu juga menyerupai bentuk ikan, dengan ekor dan mata yang melambangkan kehidupan di air yang bersih dan mengalir. Filosofinya adalah ramah lingkungan dan keberlanjutan.
Koleksi terbaru KIND Denim. Foto: dok. KIND Denim

Mengapa kemudian tertarik untuk menciptakan produk fashion yang ramah lingkungan?

D: Ya, kalau bukan kita, siapa lagi? Aku nggak punya jawaban yang nggak klise, sih. Karena aku suka olahraga juga, makan bersih gitu, jadi, aku pengen punya passion. Passion-nya apa sih yang bisa aku lakukan secara personal untuk berkontribusi? Walaupun kecil, aku tetap pengen berkontribusi.
Aku nggak mau sekadar menambah waste lagi. Karena satu hal, denim itu tahan lama. Aku nggak takut kalau jeans yang aku buat nggak laku karena orang nggak sering beli. Justru, jeans ini bisa dipakai lama, jadi nggak buang-buang. Setiap orang pasti punya satu jeans favorit yang dipakai terus-menerus.

Bagaimana memastikan produk KIND Denim benar-benar ramah lingkungan?

D: Karena saya bekerja sama dengan pabrik manufaktur yang sudah eco-friendly dan memiliki sertifikasi resmi. Bahannya 100% katun yang breathable dan nyaman dipakai. Proses pencucian (wash) juga menggunakan teknologi eco-wash, di mana air limbahnya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.
Selain itu, KIND Denim juga bekerja sama dengan pengrajin lokal untuk proses upcycle. Bahan-bahan yang tidak lolos quality control atau produk yang dianggap reject diolah kembali jadi produk baru yang kreatif dan bernilai jual.
Founder KIND Denim Donna Priadi untuk program Bincang Karier kumparanWOMAN. Foto: Dok. Gavriela

Selain penggunaan bahan berkelanjutan, langkah apalagi yang dilakukan KIND Denim untuk meminimalkan dampak lingkungan?

D: Bahan, proses pewarnaan, proses washingnya, dan juga packagingnya. Termasuk jumlah produksinya. Saya berusaha memproduksi dalam jumlah yang realistis, sesuai dengan perkiraan permintaan pasar. Ya, sekitar 10 sampai 15 pieces per koleksi. Tapi kalau nanti habis, kita bisa bikin lagi, misalnya dengan sistem stok. Jadi sebenarnya jumlahnya belum banyak. Tapi ada beberapa model yang memang best seller dan biasanya selalu di-restock. Sehingga prosesnya masih cukup organik.
Keseruan acara peragaan koleksi KIND Denim 2025 di acara Trunk Show KIND di Jakarta, (21/12). Foto: dok. KIND Denim
Kalau ada sisa produk, saya melakukan upcycling agar tidak ada yang terbuang sia-sia. Dengan begitu, saya bisa mengurangi risiko kerugian dan tetap menjaga keberlanjutan bisnis.

Bagaimana perjalanan karier di dunia energi dan korporasi membantu Anda membangun bisnis fashion?

D: Ketika saya memutuskan untuk membangun bisnis fashion, irisan utamanya adalah dunia bisnis itu sendiri. Pengalaman saya di industri dan manajemen bisnis jadi bekal penting saat mulai perjalanan baru ini. Jadi saya cukup percaya diri untuk itu.
Tapi, saat masuk ke dunia fashion ini saya dibantu konsultan fashion, TBF Consultant, untuk memahami aspek-aspek teknis dalam membangun bisnis fashion. Proses ini tidak mudah, tetapi dengan perpaduan antara pengetahuan saya tentang bisnis, passion saya terhadap denim, dan dukungan konsultan, akhirnya brand fashion ini lahir pada 2021. Alhamdulillah, hingga saat ini bisnis ini terus berjalan dan harapannya dapat tumbuh secara berkelanjutan dengan dukungan berbagai pihak.
Founder KIND Denim Donna Priadi untuk program Bincang Karier kumparanWOMAN. Foto: Dok. Gavriela

Apa tantangan terbesar yang dihadapi sebagai sosok baru dalam merek fesyen lokal?

D: Menurut saya tantangan terbesar adalah menjaga keberlansungan brand agar bisa tetap eksis di dunia yang penuh persaingan ini. Memang nggak mudah, pasti ada banyak hambatan, tapi saya punya value yang menurut saya cukup kuat, yaitu denim, lokal, dan ekonomi berkelanjutan.
Kalau dibandingkan dengan brand besar mungkin sudah banyak yang menerapkan hal serupa, tapi untuk brand lokal masih belum terlalu banyak. Persaingan memang akan selalu ada, dan menurut saya itu hal yang bagus. Justru persaingan memacu kita untuk terus berkembang.
Tantangan lainnya adalah saya belum punya toko atau outlet sendiri. Saat ini, penjualan masih dilakukan secara online dan melalui pop-up store. Banyak teman di retail bilang bahwa sekarang lebih mudah berjualan secara online, tetapi saya masih punya keinginan untuk punya showroom kecil. Untuk saat ini koleksi KIND Denim bisa didapatkan melalui pembelian online melalui website di kind-denim.com atau Shopee kind_denim.
Founder KIND Denim Donna Priadi untuk program Bincang Karier kumparanWOMAN. Foto: Dok. Gavriela

Di samping mengurus bisnis fashion, Anda juga memegang posisi penting sebagai Managing Director di American Chamber of Commerce in Indonesia. Apa artinya bagi Donna Priadi bisa menjadi orang lokal pertama yang memegang jabatan tersebut?

D: Bagi saya, ini adalah sebuah hal yang patut disyukuri. Saya sangat bersyukur, pertama karena dipercaya, dan kedua karena ini adalah tantangan besar—big challenge—untuk bisa memimpin American Chamber of Commerce di Indonesia. Ini kan seperti kamar dagang yang menjembatani hubungan antara Indonesia dan Amerika di bidang bisnis.
Anggotanya pun terdiri dari perusahaan-perusahaan besar dan hebat. Sebagai orang Indonesia pertama yang memegang posisi ini, tantangannya cukup besar. Saya harus bisa menyelaraskan agenda bisnis dengan kebijakan pemerintah Indonesia agar bisa berjalan berdampingan dan menciptakan solusi yang saling menguntungkan, win-win solution, antara pengusaha Amerika dan pemerintah Indonesia.
Ini tantangan yang sangat besar, terutama di era pemerintahan baru saat ini. Tapi, Insyaallah, saya merasa ini adalah amanah dan kepercayaan yang harus saya pegang teguh. Let’s go!

Selama 30 tahun berkarier, apa nilai-nilai yang selalu Anda pegang?

D: Di hidup saya, ada tiga hal yang paling penting. Pertama, keluarga; suami dan anak. Kedua, integritas. Di mana pun kita bekerja integritas itu harus dijaga. Kalau integritas kita diragukan, orang nggak akan percaya pada kita.
Ketiga, profesionalisme. Kalau kita bekerja, jangan sampai hanya memikirkan gaji, tapi kerjanya malas dan banyak mengeluh. Itu namanya tidak profesional. Tiga hal ini harus dipegang teguh.

Setelah kurang lebih membangun brand selama 3 tahun terakhir, apa impian untuk KIND Denim ke depannya?

D: Impiannya bisa mendunia, jadi nomor satu udah pasti, ya. Terus orang Indonesia jadi bangga bahwa punya Kind Denim sebagai local brand untuk jeans. Intinya, saya ingin membangun brand lokal yang bisa bikin orang Indonesia bangga. Menunjukkan bahwa kita juga mampu bersaing dengan merek-merek besar dari Amerika atau negara lain.