Dorong Perempuan Punya Anak, Pemerintah Korsel Gratiskan Biaya Operasi Caesar

6 Desember 2024 19:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bekas jahitan operasi caesar. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bekas jahitan operasi caesar. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Angka kelahiran anak yang rendah masih menjadi perkara pelik yang dialami Korea Selatan. Negeri Ginseng pun terus melakukan berbagai cara untuk meningkatkan angka kelahiran, salah satunya adalah menggratiskan biaya operasi caesar bagi para ibu hamil.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Korea Times, aturan ini akan diberlakukan per 1 Januari 2025. Nantinya, biaya operasi akan ditanggung sepenuhnya oleh Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Korea (National Health Insurance Service). Aturan ini diputuskan dalam rapat kabinet Pemerintahan Korsel pada Selasa (3/12).
Mengapa yang digratiskan adalah biaya persalinan dengan operasi caesar? Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel mengungkap, jumlah perempuan yang melahirkan secara caesar jauh meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Ilustrasi perempuan Korea bersama anaknya. Foto: Shutterstock
Bahkan, pada 2023, jumlah perempuan yang melahirkan secara caesar mencapai 64,3 persen. Sebelum 2019, jumlahnya selalu berada di bawah 50 persen. Sementara itu, tahun lalu, jumlah perempuan yang melahirkan pervaginam hanya sebesar 35,7 persen.
“Keputusan ini diambil setelah kami menghimpun pendapat dari rakyat, di mana banyak dari mereka yang meminta pemerintah untuk memperluas dukungan untuk seluruh pasangan yang ingin memiliki anak,” jelas Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel dalam keterangan resmi, sebagaimana dikutip dari The Korea Times.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Korea Selatan mengalami krisis kelahiran anak yang sangat buruk. Pada 2023, total fertility rate (TFR) Korsel mencapai 0,72 anak. TFR merupakan jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh perempuan. Dengan angka ini, Korsel menjadi negara dengan TFR terendah di dunia. Sementara itu, agar populasi suatu negara bisa tetap seimbang, TFR harus berada di angka 2,1 anak.

Banyak perempuan di Korsel yang tak ingin punya anak

Ilustrasi Korea Selatan. Foto: Olena Yakobchuk/Shutterstock
Dilansir Deutsche Welle, alasan di balik pilihan ini beragam. Mulai dari masyarakat yang masih meyakini nilai-nilai patriarkis yang kuat, hingga terancamnya karier perempuan usai mereka memiliki anak. Selain itu, masalah ekonomi juga menjadi faktor besar.
Dikutip dari BBC, jika tren angka kelahiran ini terus berlangsung, jumlah populasi Korsel akan berkurang setengah pada 2050 mendatang. Tak hanya itu, jumlah penduduk usia tua (di atas 65 tahun) juga akan mencapai setengah dari total populasi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Korsel pun menyebut krisis kelahiran anak ini sebagai darurat nasional. Oleh sebab itu, berbagai langkah diambil oleh pemerintah, salah satunya adalah menggratiskan biaya operasi caesar.
Selain itu, dikutip dari The Korea Times, pemerintah juga akan menghadirkan lebih banyak ruang ramah anak di area publik, salah satunya di berbagai bandara Korea. Pemerintah juga berencana memberikan keuntungan parkir untuk keluarga yang memiliki dua anak atau lebih.