Dukung Pelestarian Alam, Louis Vuitton Kolaborasi dengan People For Wildlife

11 Februari 2023 19:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Louis Vuitton kerja sama dengan People For Wildlife untuk lestarikan keanekaragaman hayati di Cape York, Australia. Foto: People for Wildlife/Derek Henderson
zoom-in-whitePerbesar
Louis Vuitton kerja sama dengan People For Wildlife untuk lestarikan keanekaragaman hayati di Cape York, Australia. Foto: People for Wildlife/Derek Henderson
ADVERTISEMENT
Bagi brand-brand luxury, lingkungan dan alam menjadi elemen yang sangat krusial dalam visi bisnis mereka, tak terkecuali Louis Vuitton. Jenama mewah asal Prancis ini baru saja mengumumkan kerja sama dengan organisasi non-profit People for Wildlife.
ADVERTISEMENT
People for Wildlife merupakan organisasi non-profit yang bergerak di bidang riset dan pelestarian lingkungan. Organisasi ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembalikan lanskap keanekaragaman hayati lewat kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan besar dan masyarakat lokal.
Bagi Louis Vuitton, pelestarian alam menjadi fokus dalam bisnis mereka. Ini mengingat jenama mewah sangat bergantung pada bahan-bahan mentah dari alam dan lingkungan merupakan landasan dari keberlanjutan bisnis.
Ilustrasi Louis Vuitton. Foto: Shutter Stock
“Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang Louis Vuitton untuk melestarikan sumber daya alam dan tindakan melawan perubahan iklim, Rumah Mode ini berkolaborasi dengan yayasan amal konservasi People For Wildlife,” ungkap Louis Vuitton dalam keterangan resminya.
Nah, dalam kerja sama ini, Louis Vuitton dan People For Wildlife menjalin kemitraan global selama lima tahun untuk mempertahankan dan meningkatkan keragaman hayati.
ADVERTISEMENT

Berpusat di Semenanjung Cape York, Australia

Semenanjung Cape York berlokasi di Negara Bagian Queensland, Australia. Di lanskap seluas 400 ribu hektare ini, terdapat hutan tropis, daerah berhutan, ekosistem air tawar, serta pesisir yang menjadi rumah bagi habitat yang beragam.
Louis Vuitton kerja sama dengan People For Wildlife untuk lestarikan keanekaragaman hayati di Cape York, Australia. Foto: People for Wildlife/Derek Henderson
Di semenanjung nan kaya inilah Louis Vuitton akan mendukung riset ilmiah People For Wildlife dan inisiatif manajemen lahan yang berkelanjutan bersama dengan masyarakat lokal. Riset serta inisiatif ini bertujuan untuk memahami lebih lanjut soal penurunan keragaman hayati dan aksi melawan perubahan iklim.

Yang akan dilakukan oleh Louis Vuitton dan People For Wildlife

Dalam keterangan resmi Louis Vuitton, rumah mode ini akan bekerja sama langsung dengan pendiri People For Wildlife, Dr. Daniel Natusch. Ia merupakan seorang ahli ilmu pengetahuan konservasi.
Louis Vuitton kerja sama dengan People For Wildlife untuk lestarikan keanekaragaman hayati di Cape York, Australia. Foto: People for Wildlife/Derek Henderson
Kemitraan antara keduanya akan membantu Louis Vuitton untuk memahami kegunaan berkelanjutan dari bahan-bahan alami atau nature-based materials. Bahan-bahan ini dipercaya merupakan esensi dari produksi barang mewah.
ADVERTISEMENT
Louis Vuitton dan People For Wildlife bakal bekerja sama dengan masyarakat lokal lewat kemitraan lima tahun ini. Sepanjang kolaborasi ini, mereka bakal mendalami cara untuk mempertahankan keanekaragaman hayati di area Cape York seluas 400 ribu hektare.
Tidak hanya mendukung riset ilmiahnya, Louis Vuitton akan membantu memantau margasatwa di Cape York serta membantu penyusunan model bisnis berkelanjutan yang didasari oleh bahan-bahan alami.
Louis Vuitton kerja sama dengan People For Wildlife untuk lestarikan keanekaragaman hayati di Cape York, Australia. Foto: People for Wildlife/Derek Henderson
Kolaborasi ini berkontribusi pada target Moet Hennessy Louis Vuitton (LVMH)—induk perusahaan jenama Louis Vuitton—dalam mengembalikan 5 juta hektar habitat flora dan fauna pada 2030 mendatang. Ini juga sesuai dengan target Perjanjian Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (UN Biodiversity Conference Agreement COP-15) untuk melindungi 30 persen lahan Bumi pada 2030.