news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Endometriosis pada Perempuan, Apa Saja Dampaknya?

19 Maret 2023 16:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan didiagnosis endometriosis. Foto: Chinnapong/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan didiagnosis endometriosis. Foto: Chinnapong/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Endometriosis merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai perempuan. Kondisi ini sering disepelekan karena ditandai dengan nyeri saat menstruasi.
ADVERTISEMENT
Sebagian perempuan menganggap nyeri saat menstruasi adalah hal yang lumrah terjadi. Padahal, jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan intensitasnya semakin meningkat, ini bisa jadi tanda bahaya, lho.
Berdasarkan penjelasan dari dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes., endometriosis merupakan kondisi tumbuhnya jaringan, yang seharusnya keluar saat menstruasi, justru masuk ke rongga perut. Darah menstruasi yang mengandung sel endometrium ini pun bisa menyebabkan perlengketan jika menempel dengan organ lain, seperti usus dan rahim.
Ilustrasi endometriosis. Foto: Gegambar/Shutterstock
“Jadi endometriosis adalah suatu kondisi di mana darah haid yang ada di dalam rongga rahim seorang perempuan itu mestinya ke luar ke bawah vagina, tapi malah naik ke atas,” papar dr. Dara kepada kumparanWOMAN.
Kemudian dr. Dara juga menjelaskan bahwa kondisi tersebut sering kali terlambat disadari. Padahal, jika tidak diatasi dengan tepat, ini bisa memberikan dampak buruk pada kehidupan dan juga kesehatan perempuan.
ADVERTISEMENT
“Karena nyeri ini membuat perempuan terganggu kualitas hidupnya. Jadi, kadang-kadang, pada saat mens, dia tidak bisa bekerja, mengurus keluarga, dan bahkan tidak bisa bangun dari tempat tidur,” imbuh dr. Dara.
Ilustrasi perempuan sakit perut karena menstruasi. Foto: Backgroundy/Shutterstock
Salah satu dampak buruk dari endometriosis adalah ini bisa memengaruhi keharmonisan dalam rumah tangga. Pasalnya, perempuan yang menderita endometriosis akan merasa kesakitan saat berhubungan seks. Ini pun bisa menurunkan gairah seksualnya.
“Bahkan penelitian mengatakan angka perceraian pada perempuan yang mengalami endometriosis, khususnya endometriosis berat, itu meningkat. Karena nyeri di rongga panggulnya bahkan kadang-kadang terasa nyeri kalau sudah terjadi perlengketan yang hebat,” kata dr. Dara.
Kondisi ini juga dapat menurunkan kualitas hidup karena rasa sakit yang parah hingga picu kelelahan, depresi, dan kecemasan. Selain itu, endometriosis juga bisa menyebabkan komplikasi, seperti infertilitas (gangguan kesuburan) dan kanker.
ADVERTISEMENT
Mengutip Mayo Clinic, komplikasi utama endometriosis adalah gangguan kesuburan. Sekitar sepertiga hingga setengah dari perempuan dengan endometriosis mengalami kesulitan untuk hamil.
Ilustrasi menstruasi. Foto: Shutter Stock
Agar kehamilan terjadi, sel telur harus dilepaskan dari ovarium, berjalan melalui tuba falopi kemudian dibuahi oleh sel sperma. Sementara itu, endometriosis dapat menyumbat tuba dan mencegah pertemuan sel telur dan sperma.
Meski begitu, banyak penderita endometriosis ringan hingga sedang masih bisa hamil. Para ahli kesehatan terkadang menyarankan penderita endometriosis untuk tidak menunda memiliki anak karena kondisinya dapat memburuk seiring berjalannya waktu.
Komplikasi selanjutnya adalah kanker ovarium. Perempuan dengan endometriosis lebih berisiko menderita kanker ovarium berdasarkan beberapa penelitian. Namun, rasionya masih relatif rendah.