Fakta-fakta Seputar Endometriosis

21 Maret 2023 22:08 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fakta-fakta Seputar Endometriosis. Foto: nuiza11/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Fakta-fakta Seputar Endometriosis. Foto: nuiza11/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, pernah merasakan nyeri yang sangat parah saat sedang haid? Hati-hati, nyeri menstruasi adalah salah satu tanda penyakit kronis endometriosis.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa saja fakta-fakta seputar endometriosis? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini!

1. Pengertian endometriosis

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan, yang membentuk lapisan dalam rahim, tumbuh di luar rahim. Dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi ini menyebabkan reaksi inflamasi kronis yang dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut (adhesi dan fibrosis) di dalam panggul dan bagian tubuh lainnya.

2. Mereka yang berisiko mengalami endometriosis

Data dari WHO menjelaskan bahwa sekitar 190 juta atau 10% perempuan usia reproduksi di seluruh dunia mengalami endometriosis. Angka yang tinggi ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran perempuan untuk melakukan pencegahan yang efektif, diagnosis dini, dan pengobatan yang lebih baik secara global.
Ilustrasi endometriosis pada perempuan. Foto: Pepermpron/Shutterstock
Dikutip dari Michigan Medicine, penyakit ini bisa terjadi di masa subur, tapi seringnya didiagnosis pada perempuan berusia 30-an dan 40-an. Sering kali, gejala pertama yang muncul dari endometriosis ini adalah usai menghentikan KB.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Department of Health & Human Services Amerika Serikat, endometriosis biasanya terjadi pada perempuan dengan tanda-tanda sebagai berikut:

3. Sering disepelekan

Ilustrasi sakit perut menstruasi. Foto: sitthiphong/Shutterstock
Beberapa tanda endometriosis, di antaranya rasa sakit atau kram yang bisa secara ringan atau bahkan sangat parah sehingga dapat menurunkan kualitas hidup. Nyeri haid dengan gejala yang bervariasi ini sering kali dianggap remeh oleh perempuan. Makanya, saat sudah parah, kondisi tersebut jadi lebih sulit untuk diatasi.

4. Cara diagnosis endometriosis

Berdasarkan penjelasan dari Sawsan As-Sanie, MD, MPH, dokter kandungan dan ginekolog di Michigan, Amerika Serikat, cara diagnosis yang pasti adalah dengan melakukan pembedahan biopsi implan endometriosis.
ADVERTISEMENT
Disebut laparoscopy, metode standar tersebut memungkinkan ahli bedah untuk menggunakan tabung tipis dengan kamera video pada bagian ujungnya saat memeriksa panggul dan perut.
Kemudian, diambil sampel jaringan atau tindakan pengangkatan jaringan endometriosis. Tabung dimasukkan di dekat pusar dengan sayatan kecil. Prosedur ini memerlukan anestesi umum.
Selain itu, ultrasonografi dan MRI juga bisa digunakan untuk mendiagnosis endometriosis. Contohnya, USG dapat mendeteksi kista ovarium yang berkaitan dengan endometriosis. Sementara itu, MRI dapat mengidentifikasi jaringan abnormal yang lebih besar dan menyerang rahim, usus, atau kandung kemih.

5. Nyeri saat berhubungan seks

Ilustrasi sakit perut setelah berhubungan seks. Foto: TORWAISTUDIO/Shutterstock
Berdasarkan penjelasan dari dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, ApOG, M.Kes, salah satu dampak endometriosis adalah terjadi perlengketan jaringan pada usus, rahim, omentum (lemak yang ada di perut), hingga indung telur.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, saat sedang berhubungan seksual dengan posisi tertentu, perempuan yang mengalami endometriosis bisa merasakan perlengketan itu saling tarik-menarik organ-organ di dalam tubuh ketika sedang penetrasi. “Makanya, betul, kadang-kadang, pada orang yang mengalami endometriosis berat, hubungan seksual pun bisa saja merasa tidak nyaman,” jelas dr. Dara.

6. Dapat menyebabkan masalah pernikahan

Nyeri saat berhubungan seksual juga mengarah pada masalah pernikahan, Ladies. Menurut dr. Ardiansjah Dara, penelitian mengungkap adanya peningkatan angka perceraian pada perempuan yang mengalami endometriosis berat. Sebab tidak dapat dimungkiri, endometriosis memang ada kaitannya dengan kualitas hubungan suami istri.

7. Termasuk dalam kategori penyakit kronis

Endometriosis masuk ke dalam kategori penyakit kronis. Memang bisa disembuhkan, tapi membutuhkan kesabaran dan kerja sama antara pasien dan dokter. Pengobatannya juga memerlukan proses yang panjang agar tidak kambuh lagi.
ADVERTISEMENT
“Pengobatannya bisa dikatakan seumur hidup. Endometriosis ini bandel sebenarnya, bisa diobati dengan cara operasi, minum obat, sembuh, dan tetapi nanti beberapa tahun muncul lagi,” tutup dr. Dara.

8. Kondisi kesehatan lain yang berhubungan dengan endometriosis

Ilustrasi perempuan alami migrain atau sakit kepala. Foto: PBXStudio/Shutterstock
Kondisi endometriosis biasanya juga menyebabkan beberapa penyakit lain karena termasuk penyakit yang sistemik dan kronis. Berikut ini di antaranya, sebagaimana dikutip dari Michigan Medicine.
ADVERTISEMENT

9. Cara mengobati endometriosis

Berikut langkah tepat untuk pengobatan endometriosis. Kesadaran diri diperlukan agar deteksi dini dapat dilakukan untuk membantu penanganan endometriosis.

a. Langsung konsultasi ke dokter

Ilustrasi pasien dengan tanda-tanda endometriosis. Foto: Rocketclips, Inc./Shutterstock
Langkah pertama yang harus dilakukan bila mengalami gejala endometriosis adalah langsung berkonsultasi ke dokter. Jangan sepelekan nyeri haid yang mengganggu karena ini adalah salah satu tanda endometriosis.

b. Melakukan rangkaian pengobatan

Menurut pendiri The Endometriosis Coalition, Jenneh Rishe, RN. Setelah diagnosis, operasi pengangkatan jaringan endometriosis secara menyeluruh atau eksisi laparoskopi bisa dilakukan sesuai anjuran dokter.
Lebih lanjut, dr. Dara juga menjelaskan, walaupun sudah diobati dengan operasi, endometriosis masih bisa kambuh lagi

c. Rutin melakukan pemeriksaan pascapengobatan

Endometriosis bisa sembuh dengan pengobatan. Namun, diperlukan pemeriksaan rutin agar tidak kambuh lagi. Sebab, endometriosis jadi salah satu penyakit yang panjang dan kronis.
ADVERTISEMENT

10. Apakah ada obat khusus untuk menyembuhkan endometriosis?

Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan endometriosis secara total. Beberapa di antaranya hanya untuk mengurangi gejalanya dan meringankan nyeri saat menstruasi, misalnya obat pereda nyeri ibuprofen, pil KB, atau alat kontrasepsi hormonal (IUD).
Namun, para peneliti masih mempelajari lebih dalam seputar penyakit ini untuk membantu menekan tingginya kasus endometriosis yang dialami oleh perempuan di seluruh dunia.