Film Kebaya Kala Kini Angkat Kebaya Sebagai Identitas Perempuan Indonesia

24 Juli 2024 18:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Artis Putri Marino saat hadir konferensi pers film pendek Kebaya Kala Ini di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (23/7/2024).  Foto: Agus Apriyanto
zoom-in-whitePerbesar
Artis Putri Marino saat hadir konferensi pers film pendek Kebaya Kala Ini di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (23/7/2024). Foto: Agus Apriyanto
ADVERTISEMENT
Bakti Budaya Djarum Foundation merilis film pendek berjudul Kebaya Kala Kini pada hari ini, 24 Juli 2024 bertepatan dengan peringatan Hari Kebaya Nasional. Film ini menghadirkan sebuah kisah inspiratif tentang kebaya sebagai identitas perempuan Indonesia yang terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman.
ADVERTISEMENT
Dibintangi oleh aktris ternama Dian Sastrowardoyo, Putri Marino, penari Raykan Syandriasari Kameron, dan penyanyi Woro Mustiko, film ini mengajak penonton untuk menyelami makna kebaya yang lebih dari sekadar busana. Kebaya digambarkan sebagai entitas yang hidup, menyatu dengan perjalanan hidup perempuan Indonesia dari masa muda hingga dewasa, mencerminkan kebijaksanaan, keindahan, dan kekuatan mereka.
Lebih dari itu, Kebaya Kala Kini juga mengangkat isu tentang peran perempuan di masa kini. Film ini menunjukkan bagaimana perempuan Indonesia terus berkarya dan berprestasi dalam berbagai bidang, tanpa meninggalkan identitas dan budayanya. Kebaya menjadi simbol pemberdayaan perempuan, menunjukkan bahwa mereka mampu menjadi tangguh dan mandiri, sekaligus anggun dan penuh kelembutan.

Sekilas tentang film Kebaya Kala Kini

Artis Putri Marino saat hadir konferensi pers film pendek Kebaya Kala Ini di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (23/7/2024). Foto: Agus Apriyanto
Dalam film ini, Dian Sastrowardoyo merepresentasikan sosok perempuan yang punya jiwa pemimpin, mandiri, dan tidak takut untuk berekspresi. Dian juga ditampilkan sebagai sosok yang teduh mengayomi dan juga bijaksana. Sementara Putri Marino berperan sebagai perempuan berjiwa bebas, suka berpetualang namun tak kehilangan valuenya sebagai perempuan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menampilkan setting waktu di masa lampau, film ini juga memotret bahwa kebaya masih sangat relevan dengan masa depan. Di zaman yang semakin canggih dan segala sesuatu berhubungan dengan teknologi, kebaya masih akan menjadi bagian dari perjalanan perempuan Indonesia.
Film pendek yang disutradarai Bramsky ini dikemas dengan sinematografi yang indah dan musik yang menyentuh hati. Alur ceritanya yang sederhana namun kaya makna mampu menggugah emosi penonton dan memberikan pesan moral yang kuat.
Artis Putri Marino saat hadir konferensi pers film pendek Kebaya Kala Ini di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (23/7/2024). Foto: Agus Apriyanto
Kebaya adalah karakter yang menyiratkan cerita dan emosi yang mendalam, memberikan dimensi baru pada peran yang dimainkan,” ujar Putri Marino dalam konferensi pers Kebaya Kala Kini, Selasa (23/8).
Putri mengungkapkan bahwa dalam dunia seni peran, kebaya bukan sekadar busana. Ia mengibaratkan, seperti seorang aktor yang mendalami karakter, kebaya seolah juga memperkaya setiap adegan dengan keanggunan dan keunikan desainnya yang memberikan kedalaman visual dan emosional sehingga memperkaya setiap peran dengan nuansa sejarah dan budaya.
ADVERTISEMENT
“Kebaya Kala Kini mengajak kita untuk mendalami kebaya yang tidak hanya memancarkan keanggunan, tetapi juga menggambarkan ketangguhan dan kelembutan perempuan Indonesia,” ujar Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian.
Renitasari berharap film pendek ini bisa menjadi pengingat bahwa kebaya telah menjadi simbol penghormatan yang abadi antara perempuan Indonesia dan warisan budaya. Sandang ini mencerminkan perjalanan dan transformasi yang terus berkembang seiring waktu.
“Semoga karya ini menjadi pengingat akan kekuatan dan keindahan kebaya yang terus menghidupi dan menginspirasi. Selamat Hari Kebaya Nasional,” tutup Renitasari.