Financial Planner Ungkap 5 Tips Mengelola Keuangan Bagi Perempuan

4 Agustus 2022 20:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keuangan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keuangan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengelolaan keuangan memang menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan. Pasalnya dengan perencanaan keuangan yang terstruktur, kamu bisa memenuhi semua kebutuhan hidup, dari yang primer hingga sekunder.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pengelolaan, kita sering merasa tidak bisa mengatur keuangan dengan baik karena banyaknya hal-hal di luar kendali. Padahal, kamu bisa menahan diri dan menetapkan prioritas untuk pengeluaran.
Hal ini dapat kamu lakukan sedini mungkin, bahkan sejak sebelum menikah. Tujuannya agar kelak jika memiliki anak, maka masa depannya bisa terjamin.
Ladies, ingin mengelola keuangan dengan baik dan belajar tips seputar keuangan secara langsung dari ahlinya? Nah, belum lama ini, kumparanWOMAN telah mengadakan workshop 360 Ladies yang mengusung tema 'Perempuan Cerdas Finansial'.
Bersama Financial Planner Annisa Steviani, kami membahas lima catatan penting soal keuangan yang wajib kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penasaran apa saja? Yuk, cari tahu selengkapnya di bawah ini.
ADVERTISEMENT

1. Penuhi basic needs (kebutuhan dasar)

Dalam pengelolaan keuangan, tidak ada yang memaksamu untuk langsung terjun ke dunia investasi atau membuat aset kekayaan. Ladies bisa mulai dari yang paling bawah, yaitu basic needs atau kebutuhan dasar.
“Kebutuhan yang paling dasar adalah makan, membayar listrik, internet, yang jika tidak dipenuhi maka kamu tidak akan hidup. Kalau basic needs belum terpenuhi, jangan naik ke tingkat selanjutnya. Fokus untuk penuhi kebutuhan dasar diri sendiri dan jangan lihat orang lain,” ujar Annisa.

2. Memiliki dana darurat

Ilustrasi keuangan. Foto: Shutter Stock
Ladies, tips selanjutnya sangat penting karena ini bisa membantu kamu tetap bertahan dalam kondisi darurat. Sesuai fungsinya, dana darurat ini merupakan uang yang kita kumpulkan untuk digunakan di masa-masa darurat.
ADVERTISEMENT
Salah satu contohnya ketika mobil tiba-tiba rusak atau terjadi kecelakaan. Untuk mengumpulkan dana darurat ini, Annisa memberikan tips dengan menyisihkan dana darurat sebesar dana pengeluaran. Misalnya tiap bulan kamu punya pengeluaran 20 persen dari jumlah gaji, maka kamu juga harus memisahkan 20 persen untuk dana darurat.
Setelah itu, mulailah untuk membuat target berikutnya dengan menyisihkan tiga kali dana pengeluaran bulanan. Kalau sudah bisa menyisihkan tiga kali pengeluaran untuk dana darurat jadi lumayan tenang.
Pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup, ya, Ladies. Selain itu, pastikan juga kamu telah mempunyai asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Kalau kamu belum bisa membayar asuransi kesehatan pribadi, rajinlah membayar iuran BPJS agar aman di masa mendatang.
ADVERTISEMENT

3. Melakukan debt management (manajemen utang)

Ilustrasi manajemen utang. Foto: Shutterstock
Setelah memiliki dana darurat dan rutin membayar BPJS, Annisa menerangkan langkah selanjutnya adalah membereskan semua utang-utang secara perlahan.
“Ingat-ingat kembali Ladies pernah memiliki utang di mana saja. Jadi, percuma investasi kalau masih ada utang yang tertinggal,” ujarnya.
Uang untuk membayar utang masuk ke dalam pengeluaran untuk kewajiban. Artinya kamu harus menyisihkan gaji kamu untuk memprioritaskan pelunasan utang terlebih dahulu dibanding kebutuhan dan keinginan, ya, Ladies.

4. Asset building (membangun aset)

Ilustrasi investasi untuk perempuan. Foto: Shutter Stock
Tips dari Annisa selanjutnya yaitu dengan menetapkan aset apa yang ingin dibangun untuk masa depan. Misalnya membeli ruko atau kios-kios di wilayah yang ramai, hingga berbisnis.
Membuat usaha atau bisnis juga merupakan asset building. Harapannya, saat sudah pensiun nanti bisnis tersebut akan berjalan dengan sendirinya. Aset itu tidak harus berupa tanah atau properti saja, lho, Ladies. Tapi bisa juga hal-hal lain seperti bisnis atau usaha yang akan menguntungkan kamu di masa depan.
ADVERTISEMENT

5. Financial planning (perencanaan keuangan)

Ilustrasi Tabungan atau Menabung. Foto: Shutterstock
Terakhir, ada proses perencanaan keuangan yang perlu dilakukan dengan mengumpulkan aset dan menabung mulai dari usia 22 sampai 55 tahun. Selain itu, kamu juga harus belajar investasi dan berbisnis.
Kalau bisa, ini dilakukan dari masa bekerja sampai memasuki masa pensiun. Nantinya, seluruh aset tersebut bisa kamu wariskan kepada anak.
“Tak hanya mewariskan bekal pendidikan yang memadai, alangkah baiknya juga para orang tua mampu memberikan aset lainnya, seperti rumah atau mungkin modal usaha yang akan sangat berguna bagi anak di kemudian hari,” tutup Annisa.