Giorgio Armani Sebut Perempuan Diperkosa oleh Industri Fashion

22 Februari 2020 18:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perancang busana asal Italia Giorgio Armani. Foto: AFP/Andreas SOLARO
zoom-in-whitePerbesar
Perancang busana asal Italia Giorgio Armani. Foto: AFP/Andreas SOLARO
ADVERTISEMENT
Pekan mode dunia tengah berlangsung sejak awal Februari 2020 lalu. Dimulai dari New York, London, Milan, kemudian berakhir dengan Paris Fashion Week. Pagelaran fashion bergengsi ini telah dinantikan oleh banyak pecinta fashion dunia. Mereka antusias untuk melihat karya-karya desainer ternama, koleksi-koleksi terbaru, dan apa saja yang akan menjadi tren di sepanjang tahun 2020 ini.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menghadirkan tren dan koleksi-koleksi busana terbaru, fashion week juga kerap diramaikan oleh beragam kontroversi. Mulai dari model busana yang menyinggung isu bunuh diri dari Burberry, sweater yang dianggap tak peka terhadap isu rasisme dari Gucci, penggunaan bulu hewan asli pada coat dan jaket, hingga fashion dianggap tidak ramah lingkungan juga menjadi hal yang tak pernah luput dari sorotan.
Sejumlah model memperagakan busana Emporio Armani di Milan. Foto: AFP/Andreas SOLARO
Kali ini, desainer Giorgio Armani menimbulkan kontroversi dan mendapatkan banyak kritikan karena pemilihan kata yang dianggap salah saat akan melangsungkan fashion show di Milan Fashion Week 2020 pada Jumat (21/2) waktu setempat.
Desainer 85 tahun itu menggunakan kata ‘diperkosa’ untuk menggambarkan kondisi industri fashion yang kian memburuk.
“Saya rasa ini saatnya saya mengutarakan pemikiran saya. Perempuan terus ‘diperkosa’ oleh para desainer, oleh kita,” ungkap Giorgio Armani saat mempresentasikan karya terbarunya, Emporio Armani, pada para wartawan di Milan Fashion Week 2020 seperti dikutip dari The Guardian.
Sejumlah model memperagakan busana Emporio Armani di Milan. Foto: AFP/Andreas SOLARO
Ia mengatakan bahwa para desainer brand fashion telah memperkosa perempuan dengan menghadirkan iklan yang terkesan mengatur bagaimana seharusnya perempuan berbusana.
ADVERTISEMENT
“Jika ada seorang perempuan berjalan dan melihat iklan fashion di mana sang model berpose memamerkan payudara dan pantat, lalu perempuan tersebut ingin menjadi seperti model iklan tersebut, itu artinya ia sudah diperkosa. Anda bisa memperkosa perempuan dengan berbagai cara, mungkin bisa dengan membawanya ke basement atau menyarankan mereka untuk menggunakan busana tertentu,” lanjut Giorgio Armani.
Ungkapan desainer asal Italia tersebut sontak mendapat banyak komentar di media sosial Twitter. “Giorgio Armani mengucapkan kata ‘diperkosa’ dengan sangat enteng dan berkali-kali untuk menyatakan kritikannya pada dunia mode,” tulis Booth Moore, Jurnalis Fashion sekaligus Editor Eksekutif media fashion WWD area West Coast.
Mungkin maksud Armani baik dan ingin mengatakan pada dunia bahwa pelaku industri mode membutuhkan sesuatu yang baru untuk para perempuan di seluruh dunia. Armani mengaku sudah lelah dengan kata-kata tren. Sebab menurutnya perempuan modern saat ini tidak membutuhkan tren dan para desainer harus bisa memahami itu. Namun pemilihan kata yang ia ucapkan sangat tidak tepat.
ADVERTISEMENT
“Fakta bahwa perempuan dieksploitasi di industri fashion memang bukan fenomena baru. Dan menurut saya, Armani selalu berusaha menghormati perempuan lewat karyanya. Tetapi kata-kata ‘diperkosa’ sangatlah tidak layak diucapkan dalam konteks apapun,” lanjut Booth Moore di akun Twitter @booth miliknya.
Lebih dari itu, karya Giorgio Armani malam itu tetap berhasil memukau dunia. Ia bahkan juga mengusung konsep empowering women yang membebaskan perempuan dalam berekspresi lewat busana-busana yang dikenakan para model. Koleksinya di Milan Fashion Week 2020 dibuka dengan busana-busana berwarna hitam, lalu berlanjut dengan koleksi bernuansa biru dan hijau.