Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Setiap perempuan memiliki durasi dan siklus haid yang berbeda-beda. Namun, umumnya durasi haid berlangsung antara 3-7 hari, sedangkan rata-rata siklusnya berkisar antara 21-35 hari.
ADVERTISEMENT
Merujuk laman Cleveland Clinic, perbedaan siklus dan durasi tersebut disebabkan banyak faktor, seperti perubahan hormon, tingkat stres, obat yang dikonsumsi, usia, dan lain-lain. Sejumlah penyakit juga bisa memengaruhi, tapi biasanya disertai gejala-gejala lain seperti nyeri, mual, hingga muntah.
Jadi, jika kamu mengalami siklus dan durasi haid yang bervariasi, sebenarnya tak perlu terlalu khawatir selama tak ada gejala lain yang menyertai. Lantas, kalau haid 2 hari apakah normal? Yuk, cari tahu jawabannya lewat pembahasan di bawah ini.
Haid 2 Hari Apakah Normal?
Meskipun umumnya perempuan menjalani haid selama 3-7 hari, tapi dijelaskan dalam laman Healthline bahwa haid selama 2 hari tetap terhitung normal. Selain itu, haid yang lebih dari 7 hari juga masih dapat dikategorikan normal.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan catatan bahwa durasi tersebut memang sudah menjadi durasi bulananmu. Jika biasanya durasi menstruasimu 7 hari, lalu tiba-tiba berubah menjadi 2 hari, maka kamu perlu waspada, Ladies.
Bisa jadi perubahan drastis pada durasi menstruasimu disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Kehamilan
Bagi perempuan yang tengah mengusahakan kehamilan , haid yang hanya berlangsung 2 hari bisa jadi tanda usahamu berhasil. Sebenarnya, itu bukan darah haid melainkan flek atau pendarahan implantasi.
Pendarahan tersebut terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim, sehingga memicu keluarnya darah. Namun, tipe pendarahannya lebih ringan daripada menstruasi.
Flek ini biasanya berlangsung sekitar 24-48 jam. Warna darahnya merah muda hingga cokelat tua.
2. Kehamilan Ektopik
Pada kehamilan yang normal, sel telur yang berhasil dibuahi akan menempel pada rahim. Namun, terkadang sel telur juga bisa menempel pada tuba falopi, ovarium, atau serviks. Kondisi inilah yang disebut kehamilan ektopik atau kehamilan tuba.
ADVERTISEMENT
Salah satu tanda utama kehamilan ektopik adalah pendarahan seperti menstruasi yang durasinya singkat. Selain itu, biasanya disertai gejala nyeri panggul atau perut, pusing, hingga pingsan.
3. Menyusui
Saat perempuan menyusui , tubuhnya akan memproduksi hormon prolaktin untuk mendorong produksi ASI. Namun, hormon ini juga dapat menyebabkan periode menstruasi tertunda atau menjadi lebih singkat.
Jadi, jika kamu sedang menyusui dan mengalami haid selama 2 hari saja, tak perlu khawatir. Sebagian besar ibu menyusui akan kembali mengalami menstruasi yang normal sekitar 9-18 bulan setelah melahirkan.
4. Penyakit Tiroid
Penyakit tiroid menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tiroid. Hormon ini berperan penting dalam siklus maupun durasi menstruasi.
Jika tubuh tidak memproduksi hormon dalam jumlah yang tepat, menstruasi jadi tidak teratur dan durasinya lebih pendek dari biasanya. Umumnya, penyakit tiroid juga disertai gejala lain seperti penurunan atau penambahan berat badan, sulit tidur, serta detak jantung lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya.
ADVERTISEMENT