Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Hari Kartini Diperingati Setiap 21 April, Intip Sejarah di Baliknya
21 April 2022 8:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April setiap tahunnya. Ini merupakan hari di mana lahirnya tokoh Pahlawan Kemerdekaan Nasional bernama Raden Ajeng Kartini atau R.A Kartini di Jepara pada tahun 1879.
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Kartini pertama kali tercetus karena melalui Keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 1964, pada 2 Mei 1964 yang menetapkan Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno.
Kemendikbud melansir bahwa R.A Kartini merupakan keturunan bangsawan. Ia adalah putri dari Bupati Demak Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah. Semua anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat menempuh pendidikan di Europese Lagere School atau ELS.
Namun, ada perbedaan dalam tingkatkan pendidikan antara anak perempuan dan juga anak laki-laki. Hal ini pun terjadi pada R.A Kartini yang hanya mengenyam pendidikan hingga usia 12 tahun, karena berdasarkan adat istiadat di masa itu anak perempuan sudah dipersiapkan untuk menikah meski masih usia belasan tahun.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Kartini dalam Dunia Pendidikan
R.A Kartini merupakan pahlawan yang berjuang menyetarakan hak dan kewajiban perempuan atau yang lebih dikenal sebagai emansipasi. Nama Kartini masih terus menjadi penyemangat perempuan untuk terus berjuang saat ini, termasuk dalam hal pendidikan.
Dikutip dari Jurnal UAI, R.A Kartini memiliki peran yang besar dalam dunia pendidikan Islam, terutama dalam pendidikan moral dan juga budi pekerti. Kartini berani mendobrak batasan di masanya karena pada saat itu perempuan hanya boleh bersekolah hingga usia 12 tahun sebelum akhirnya menikah.
Dengan rasa keprihatinan dan kepedulian yang dimiliki oleh R.A Kartini menjadi langkah awal perjuangannya dalam memperjuangkan pendidikan perempuan dan ingin bebas dari adat istiadat yang menghambat perempuan untuk berkembang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan surat-surat yang dikirimkannya kepada sahabat korespondensinya di Belanda, R.A Kartini menunjukkan semangat yang tidak pantang menyerah dan sangat optimis bahwa perempuan di Indonesia bisa mengenyam pendidikan yang layak dan meraih cita-citanya, sama seperti kaum laki-laki. Surat yang berisi pemikirannya tersebut telah terkumpul dalam buku yang diterbitkan Balai Pustaka pada tahun 1922 berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran.
***
kumparan bagi-bagi starter pack kuliah senilai total Rp 30 juta untuk peserta SNMPTN 2022. Lolos atau nggak, kamu bisa tetap ikutan, lho! Intip mekanismenya di LINK ini.