Imbauan Ikatan Dokter Indonesia Buat Kamu yang Ingin Lakukan Sedot Lemak

2 Agustus 2024 21:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi operasi sedot lemak. Foto: Dmytro Zinkevych/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi operasi sedot lemak. Foto: Dmytro Zinkevych/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur bedah kosmetik yang bertujuan untuk mengurangi timbunan lemak pada area tubuh tertentu. Untuk itu, prosedur ini memerlukan pertimbangan yang matang dan persiapan yang baik, Ladies.
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang sedang mempertimbangkan untuk melakukan bedah plastik ini, ada beberapa imbauan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang perlu diperhatikan. Termasuk kamu juga perlu memahami bahwa liposuction atau sedot lemak bukanlah prosedur untuk menurunkan berat badan, melainkan prosedur bedah plastik yang bertujuan untuk memperbaiki bentuk tubuh dengan menghilangkan timbunan lemak yang sulit dihilangkan melalui diet dan olahraga.
Berdasarkan penjelasan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik Indonesia cabang Jabodetabek Banten & Anggota Bidang Kajian Sejarah & Kepahlawanan Dokter PB IDI, Dr Qori Haly, SpBP-RE berikut hal-hal yang harus dipertimbangkan secara matang dan diketahui sebelum kamu melakukan sedot lemak.

Sedot lemak dilakukan pada pasien kelebihan berat badan, bukan obesitas

Hal pertama yang diimbau oleh IDI adalah tindakan sedot lemak sejatinya diperuntukkan bagi pasien dengan berat badan normal hingga overweight, namun memiliki deposit lemak di area tubuh tertentu. Berat badan normal dilihat dari Body Mass Index (BMI) yang ada pada range 18,5-24,9 sementara overweight ada di rentang 25-29,9.
ADVERTISEMENT
Ini artinya prosedur sedot lemak tidak dapat dilakukan pada tubuh yang masuk dalam kategori obesitas atau tubuh dengan nilai BMI di rentang 30-39,9. Tubuh yang masuk kategori obesitas harus menjalani diet sehat terlebih dahulu hingga nilai BMI nya turun ke range 25-29,9 atau masuk dalam kategori overweight, barulah bisa dilakukan sedot lemak

Konsultasikan dengan dokter spesialis

Ilustrasi operasi sedot lemak. Foto: Gerain0812/Shutterstock
Sedot lemak termasuk dalam tindakan medis sehingga tindakan ini tidak bebas dari risiko. Untuk itu, IDI mengimbau agar pasien cermat dalam memilih dokter dan fasilitas kesehatan yang dituju. Pastikan dokter yang dipilih memiliki spesialisasi dalam bedah plastik dan berpengalaman dalam melakukan prosedur sedot lemak, Ladies.
“Untuk sehat, kita juga harus cerdas, cerdas memilih gaya hidup, cerdas memilih dokter, memilih RS dan tahu apa yang akan dilakukan. Jangan tergiur viral, karena yang viral belum berarti bagus. Ada dasar yang harus dilakukan. Sedot lemak juga bukan tindakan emergency, jadi ga harus buru-buru juga,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia DR Dr Moh Adib Khumaidi, SpOT dalam Media Briefing IDI, Jumat (31/7).
ADVERTISEMENT
Adib mengatakan, untuk memastikan kompetensi dokter, masyarakat bisa mengeceknya langsung ke website Konsul Kedokteran dan pilih menu ‘Cek Dokter’. Di situ semua informasi mengenai dokter dan keahliannya telah terdata secara rinci. Harapannya, pasien tidak salah memilih dokter untuk tindakan sedot lemak.

Realistis dengan hasil sedot lemak

Selain tidak bertujuan untuk menurunkan berat badan, hasil sedot lemak juga tidak permanen, Ladies. Jika kamu tidak menjaga pola makan sehat dan gaya hidup aktif, lemak bisa tumbuh kembali menumpuk di tubuh. Menurut Qori, setelah sedot lemak, bukan berarti pasien bisa bebas makan apa pun.
“Operasi bedah plastik itu jadi awal perubahan hidup sehat. Bukan berarti setelah bedah plastik bisa makan dan hidup bebas, justru setelah operasi diharapkan perubahan awal pola hidup yang sehat,” ujar Qori.
ADVERTISEMENT