Indah Shafira Ungkap Tantangan saat Kuliah di Jepang hingga Amerika Serikat

29 Juli 2021 18:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indah Shafira di Harvard. Foto: dok. Instagram @indahshafira
zoom-in-whitePerbesar
Indah Shafira di Harvard. Foto: dok. Instagram @indahshafira
ADVERTISEMENT
Kuliah di luar negeri merupakan salah satu pengalaman berharga dalam hidup. Selain dapat bertemu dengan pelajar dari negara lain, seseorang juga bisa mendapatkan berbagai pelajaran hidup dari tantangan yang ada.
ADVERTISEMENT
Perempuan asal Bandar Lampung, Indah Shafira juga mengaku bahwa pengalaman kuliah di luar negeri membuatnya menjadi pribadi yang lebih independen. Pada 2015, Indah berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah S1 di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) Beppu, Prefektur Oita, Jepang.
Indah Shafira. Foto: dok. Instagram @indahshafira
Kemudian, ia sukses meraih beasiswa S2 di Harvard University, Amerika Serikat dengan mengambil jurusan International Education Policy, pada 2019.
Indah pun membagikan pengalaman dan tantangan yang dihadapi saat berkuliah di luar negeri melalui program terbaru kumparanWOMAN, Sister of Soul (SOS), yang digelar secara virtual lewat IG Live di Instagram kumparanWOMAN, Rabu (28/7).

Merasakan perbedaan waktu untuk salat

Indah Shafira menghadapi beberapa tantangan saat kuliah di luar negeri. Salah satunya, yakni perbedaan waktu untuk menunaikan salat.
ADVERTISEMENT
Saat berkuliah di luar negeri, Indah harus bisa menyesuaikan waktu untuk salat. Ada pula beberapa kondisi yang membuat waktu salat di sana berubah-ubah sesuai dengan musimnya. Ketika bulan puasa, waktu untuk berbuka juga menjadi lebih lama dari Indonesia.
Oleh karena itu, Indah mengaku tantangan yang cukup sering terjadi adalah waktu untuk menunaikan ibadahnya. Tak jarang, Indah lupa akan waktu untuk salat. Ia kerap diingatkan oleh temannya.
Ia menuturkan, "Dari awal tuh udah harus dijelaskan ke teman yang di sana kalau ada beberapa makanan yang saya enggak bisa makan."
"Terus, ada jam-jam tertentu yang saya harus salat. Nah itu, kalau menurut aku, banyak waktu-waktu salat aku justru mereka yang ingetin," imbuhnya dalam IG Live bersama kumparanWOMAN dengan tema 'Sukses Sekolah di Luar Negeri? Perempuan Juga Bisa!'.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, selama hal tersebut diceritakan secara terbuka sejak awal perkenalan, orang-orang di sana pasti akan sangat menoleransi hal tersebut.

Melakukan kerja part time selama berkuliah

Saat menempuh pendidikan S1 di Jepang, Indah memang mendapatkan beasiswa. Namun, beasiswa tersebut tidak termasuk dengan biaya hidupnya di sana.
Oleh karena itu, Indah mulai melakukan berbagai pekerjaan part time, seperti di restoran, hotel, dan lain sebagainya. Ia memerlukan uang tambahan untuk bisa menyokong kebutuhan harian, sehingga ia tidak perlu merepotkan orang tuanya.
Setelah fasih berbahasa Jepang, Indah memutuskan untuk mencari pekerjaan part time di ranah berbeda, seperti menjadi pengajar atau tour guide.
"Alhamdulillah, tahun kedua, ketiga, keempat, itu udah mulai adjust. Mulai kerja di tempat-tempat yang lebih manusiawi, aku banyaknya ngajar, jadi tour guide pas bahasanya udah lancar," jelas Indah.
ADVERTISEMENT
Karena konsistensinya, Indah mengaku bisa menabung dan mendapatkan keuntungan. Pasalnya, ia dapat berlibur ke Korea menggunakan uang dari hasil part time selama kuliah.