Ini Bahaya Sinar UVA & UVB pada Kulit Menurut Dokter Spesialis

25 Juli 2023 18:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sunburn atau kulit terbakar sinar matahari. Foto: Mallika Home Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sunburn atau kulit terbakar sinar matahari. Foto: Mallika Home Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, kamu mungkin sudah tahu bahwa dalam merawat kulit, satu produk yang tidak boleh dilupakan adalah tabir surya atau sunscreen. Sunscreen berfungsi untuk melindungi kulit kita dari paparan sinar matahari yang mengandung radiasi ultraviolet atau (UV).
ADVERTISEMENT
Dilansir Healthline, radiasi UV adalah bentuk energi elektromagnetik yang bersumber dari reaksi nuklir dalam inti matahari dan radiasi tersebut disalurkan ke bumi lewat sinar matahari.
Nah, menurut Ketua Bidang Sosial PERDOSKI Cabang Jakarta, dr. Adhimukti T. Sampurna, SpKK, sinar UV terbagi menjadi tiga jenis: Ultraviolet A (UVA), Ultraviolet B (UVB), dan Ultraviolet C (UVC). Paparan ketiganya, menurut dr. Adhi, bisa berbahaya untuk kulit jika terpapar dalam waktu lama.
Ilustrasi kulit terbakar (sunburn). Foto: Margo Basarab/Shutterstock
“Untuk protection, yang perlu kita ingat adalah UV itu ada tiga: A, B, dan C. Ultraviolet A, Ultraviolet B, Ultraviolet C. Nah, ultraviolet C untungnya di-cancel sama ozon, jadi sudah nggak boleh masuk ke bumi. Karena kalau [UVC] masuk [ke bumi] itu bahaya, bisa langsung menyebabkan kanker,” ungkap Adhi pada konferensi pers The Vaseline Project 2023 di Fatmawati City Center, Jakarta, Minggu (23/7).
ADVERTISEMENT
Meskipun UVC dipandang paling berbahaya, ini bukan berarti UVA dan UVB tidak buruk untuk kulit. Justru, keduanya bisa menyebabkan dampak buruk tersendiri buat kulit kita.
“Tapi untuk UVA dan UVB bukan berarti tidak berbahaya. Karena biasanya, UVA itu menyebabkan aging (penuaan kulit), UVB itu menyebabkan burn (kulit terbakar). Peranan UVA dan UVB ini juga bisa tukaran,” kata Adhi.
Apa yang terjadi jika kita tidak melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB? Adhi mengatakan, ada efek jangka pendek dan jangka panjang yang bisa dialami kulit.
Ketua Bidang Sosial PERDOSKI Cabang Jakarta, dr. Adhimukti T. Sampurna, SpKK (kiri) di acara The Vaseline Healing Project 2023 di Fatmawati City Center, Jakarta Selatan, Minggu (23/7/2023). Foto: Judith Aura/kumparan
“Jadi, kalau kita nggak punya proteksi yang cukup seperti sunscreen, topi, atau pakaian yang bisa melindungi dari matahari, pada jangka panjang, bisa terjadi kerusakan yang permanen. Yang kita takut adalah arahnya ke skin cancer,” jelas Adhi.
ADVERTISEMENT
“Lalu kalau kerusakan jangka pendek kayak gimana, Dok? Kulit menjadi menggelap,” imbuhnya.

Dampak buruk UVA terhadap kulit

Dilansir Healthline, sinar UVA bisa masuk ke dalam kulit lebih jauh lagi dibandingkan sinar UVB. Oleh sebab itu, UVA bisa mempengaruhi sel-sel kulit yang lebih dalam lagi. Selain itu, UVA juga tidak diserap oleh lapisan ozon di atmosfer bumi. Sekitar 95 persen dari sinar UV yang sampai ke bumi adalah sinar UVA.
Selain bisa menyebabkan kanker kulit sebagaimana penjelasan dr. Adhi, sinar UV juga bisa menyebabkan kerusakan secara tidak langsung pada DNA. Sinar ini juga bisa membuat kulit menggelap dan terbakar (sunburn).
Ilustrasi menggunakan sunscreen. Foto: theshots.co/Shutterstock

Dampak buruk UVB terhadap kulit

Dikutip dari Healthline, sinar UVB bisa merusak lapisan terluar kulit dan merusak DNA secara langsung. Sinar ini juga menjadi penyebab mayoritas kanker kulit dan berkontribusi pada penuaan dini di kulit.
ADVERTISEMENT
Paparan terhadap UVB yang berlebih juga bisa menyebabkan sunburn atau kulit terbakar. Biasanya, efek paparan UVB terasa lebih lama, seperti beberapa jam setelah paparan sinar matahari terjadi.
Melihat betapa buruknya dampak sinar UVA dan UVB terhadap kulit, pengaplikasian sunscreen atau tabir surya menjadi lebih krusial, Ladies. Untuk itu, pastikan kamu jangan lupa mengaplikasikan sunscreen secukupnya sebelum keluar rumah dan melakukan reapply beberapa jam setelahnya, ya!