Inisiatif Baru Lindungi Perempuan dari Kekerasan di Transportasi Umum

14 Desember 2024 11:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan naik transportasi umum untuk pergi kerja. Foto: bbernard/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan naik transportasi umum untuk pergi kerja. Foto: bbernard/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perempuan Indonesia, terutama yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, kini menjalani kehidupan yang semakin aktif dan dinamis. Hal ini seiring dengan bertumbuhnya angkatan kerja perempuan serta meningkatnya jumlah perempuan yang berkegiatan di luar rumah, dengan transportasi umum menjadi andalan utama untuk mobilisasi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Agustus 2024 jumlah angkatan kerja perempuan mencapai 60,39 juta orang. Angka ini naik 9,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang tercatat sebanyak 55,1 juta orang.
Ini artinya, keberadaan transportasi umum memiliki peran vital bagi perempuan, terutama dalam mendukung produktivitas. Namun, tersedia saja tidak cukup, Ladies. Transportasi umum harus dirancang agar nyaman, aman, dan mudah diakses oleh semua kalangan, termasuk perempuan.
Seorang perempuan berjalan menunju transportasi publik MRT di Jakarta, Jumat (20/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Koalisi Bisnis Indonesia untuk Pemberdayaan Perempuan (IBCWE) menyebutkan faktor kenyamanan dan kemudahan bertransportasi umum ternyata punya peran yang sangat penting. Kedua faktor ini bahkan dapat memengaruhi bertahan atau tidaknya seorang pekerja perempuan pada tempat kerjanya. Sayangnya, faktor-faktor ini belum terpenuhi pada sistem transportasi umum di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Riset yang dilakukan oleh Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG), SurveyMETER, dan RAND terhadap lebih dari 500 perempuan pengguna Transjakarta menunjukkan sebanyak 31% perempuan bahkan menolak pekerjaan karena tempat kerja yang terkendala transportasi.
Selain itu, Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) pada 2022 mencatat sebanyak 3.539 responden perempuan dari 4.236 mengatakan bahwa mereka pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik, dengan 23% di antaranya mengaku kekerasan tersebut terjadi di transportasi umum termasuk sarana dan prasarana. Itu belum termasuk kasus lain yang tidak dilaporkan oleh korban.
Sejumlah penumpang KRL Commuter Line mengenakan masker di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (12/62023). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa kondisi transportasi umum di Indonesia masih menjadi tantangan bersama. Padahal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan bahwa penyediaan transportasi umum yang aman dan mudah diakses dapat meningkatkan produktivitas perempuan dan memberikan pengaruh langsung pada pencapaian kesetaraan gender.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari fakta tersebut Gojek, sebagai perusahaan superapp penyedia teknologi transportasi, turut ambil bagian untuk menciptakan ruang aman bertransportasi umum bagi perempuan melalui 3 pilar utama yaitu Edukasi, Teknologi dan Proteksi.
Head of Region Gojek, Gede Manggala mengatakan, bagi Gojek, keamanan pelanggan maupun mitra driver adalah prioritas utama. ”Kami secara konsisten terus berkomitmen menghadirkan rasa aman dan memperkuat langkah #AmanBersamaGojek untuk memastikan risiko keamanan berada di titik minimal,” ujar Gede dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (13/12).
Meski demikian, Gede mengatakan pihaknya tak akan berhenti di sini. Lewat kolaborasi strategis dengan para pemangku kepentingan yang berkompeten di bidangnya, inisiatif keamanan akan terus diperkuat menjawab berbagai risiko yang ada. “Sehingga, tiga pilar keamanan, yaitu edukasi, teknologi dan proteksi, dapat melindungi ekosistem Gojek secara optimal,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Gojek berkolaborasi bersama para ahli berkompeten untuk memberikan edukasi kepada mitra driver mengenai kekerasan seksual. Program ini dilakukan melalui pelatihan yang menggabungkan metode online dan tatap muka, sehingga memastikan materi dapat diserap dengan optimal.

Ratusan Ribu Mitra Driver Gojek Ikuti Pelatihan Anti Kekerasan Seksual

Ilustrasi beraktivitas menggunakan layanan GoRide dari Gojek. Foto: dok. Gojek
Hingga kini, pelatihan Anti Kekerasan Seksual ini telah diikuti oleh ratusan ribu mitra driver Gojek di seluruh Indonesia. Upaya ini tidak hanya meningkatkan wawasan mitra driver, tetapi juga memperkuat peran mereka sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan pengguna selama perjalanan.
Dalam upaya menciptakan ekosistem transportasi yang aman dan tepercaya, Gojek juga menghadirkan berbagai fitur inovatif yang dirancang untuk melindungi pengguna, antara lain:
ADVERTISEMENT
Gojek juga menunjukkan komitmennya dalam menciptakan layanan yang aman dan nyaman melalui berbagai bentuk proteksi bagi pengguna. Salah satu langkah utama adalah menyediakan Tim Unit Darurat, yang siap merespons setiap laporan dengan cepat dan tepat. Tim ini mengadopsi perspektif korban dalam penanganannya, memastikan bahwa setiap kasus ditangani dengan empati dan keberpihakan yang mendukung rasa aman pengguna.
Selain itu, Gojek memberikan jaminan asuransi perjalanan untuk layanan GoCar dan GoRide, yang melindungi pengguna dari risiko tak terduga selama perjalanan. Untuk menambah rasa aman, Gojek juga menghadirkan Zona #AmanBersamaGojek, yaitu area tunggu aman yang dirancang untuk meningkatkan kenyamanan pengguna di lokasi-lokasi tertentu. Dengan berbagai langkah perlindungan ini, Gojek terus berinovasi untuk memberikan pengalaman transportasi publik yang lebih aman, tepercaya, dan ramah bagi perempuan.
ADVERTISEMENT