Inspiratif, Perempuan Somalia yang Lahir di Pengungsian Berhasil Lulus S-2 di AS

10 Juni 2023 10:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hamdia Ahmed, perempuan pengungsi asal Somalia yang sukses lulus S-2 di Amerika Serikat. Foto: Instagram/@hamdia_ahmed
zoom-in-whitePerbesar
Hamdia Ahmed, perempuan pengungsi asal Somalia yang sukses lulus S-2 di Amerika Serikat. Foto: Instagram/@hamdia_ahmed
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kehidupan yang berat tidak menjadi penghalang bagi perempuan ini untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Hamdia Ahmed, perempuan pengungsi asal Somalia, berhasil meraih gelar magister di usia 24 tahun. Kabar bahagia ini disampaikan langsung oleh Hamdia melalui akun media sosialnya pada awal Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan unggahannya di akun Instagram @hamdia_ahmed, Hamdia mengungkapkan rasa syukur karena berhasil menyelesaikan pendidikannya, bahkan di tengah kondisi kehidupan yang cukup berat.
“Sebelumnya, saya ingin mengucap rasa syukur pada Allah SWT karena telah membantu saya hingga sejauh ini. Kedua, saya ingin berterima kasih pada orang tua saya, atas semua yang telah dilakukan pada saya dan saudara-saudaraku,” kata Hamdia.
Hamdia Ahmed, yang lulus S1 pada 2019 lalu di University of Southern Maine, menghabiskan masa kecilnya di pengungsian di Kenya. 24 tahun lalu, keluarga Hamdia melarikan diri dari perang saudara yang terjadi di Somalia. Sang ibunda melahirkan Hamdia di kamp pengungsian.
Hamdia Ahmed, perempuan pengungsi asal Somalia yang sukses lulus S-2 di Amerika Serikat. Foto: Instagram/@hamdia_ahmed
“Saya tumbuh besar di salah satu kamp pengungsi terbesar di dunia. Orang tua saya datang ke Amerika Serikat bersama saya dan saudara-saudara saya. Mereka hanya memiliki USD 0 di dompet,” tulis aktivis sosial ini.
ADVERTISEMENT
Hamdia dan keluarganya tinggal di pengungsian selama tujuh tahun. Akhirnya, pada 2005, mereka mengungsi ke Amerika Serikat.
Hamdia mengatakan, perjuangannya untuk bisa meraih prestasi ini sangatlah sulit. Namun, berkat orang-orang baik di sekitarnya, termasuk profesor, teman, dan mentornya, ia mampu melewati segala tantangan tersebut.
Di akun Twitter resmi Hamdia @hamdia_ahmed, ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) dan Kementerian Luar Negeri AS karena telah membantu dirinya dan keluarga pindah ke AS.
“Pendidikan adalah suatu hal yang tidak pernah dijanjikan pada saya. Saya harus berjuang untuk mendapatkannya. Mencapai titik ini dalam kehidupan saya tidaklah mudah. Banyak energi, waktu, kerja keras, dan dedikasi yang terlibat. Ada waktu-waktu di mana saya menemui kesulitan. Saya terus mendorong diri saya sendiri untuk mencapai tujuan saya,” ungkap Hamdia di keterangan unggahan Instagram.
ADVERTISEMENT

Bercita-cita untuk melanjutkan pendidikannya

Hamdia tidak secara detail menjelaskan program studi yang ia ambil di jenjang S-2. Namun, ia mengatakan, usai meraih gelar magisternya ini, Hamdia berencana untuk melanjutkan studinya ke sekolah hukum.
“Banyak dari kalian yang mendukung saya dalam pendidikan saya, sehingga saya bisa sejauh ini sekarang. Saya harap saya bisa membuat Anda semua bangga. Target saya selanjutnya adalah melanjutkan studi di Sekolah Hukum, karena ini akan membantu saya merepresentasikan para pencari suaka, imigran, dan mereka yang jadi korban opresi, di tingkat yang lebih tinggi,” kata Hamdia.
Hamdia berharap, pencapaiannya ini bisa mendorong lebih banyak perempuan di luar sana untuk berani berjuang meraih cita-citanya.
“Saya berharap, saya bisa menjadi inspirasi untuk kalian semua lewat membagikan kisah hidup saya. Pelajaran paling penting yang saya pelajari adalah kunci untuk mencapai kesuksesan ialah dengan tetap bermimpi dan bercita-cita tinggi, tanpa memandang dari mana asalmu atau siapa dirimu,” tegas Hamdia.
ADVERTISEMENT
Hamdia Ahmed, sebelum berfokus pada pendidikan tingginya, pernah menjadi kontestan di kontes kecantikan Amerika Serikat, Miss Maine, pada 2017. Hamdia kala itu menjadi perempuan pertama yang berhijab dan mengenakan burkini di ajang ratu kecantikan tersebut.