International Women’s Day: 9 Perempuan Penggerak Perubahan

8 Maret 2020 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nancy Pelosi, Zozibini Tunzi & Tara Basro. Foto: AFP/VALERIE MACON, MANDEL NGAN & kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nancy Pelosi, Zozibini Tunzi & Tara Basro. Foto: AFP/VALERIE MACON, MANDEL NGAN & kumparan
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Perempuan Sedunia! Pada 8 Maret tiap tahunnya diperingati sebagai International Women’s Day atau Hari Perempuan Sedunia. Selama puluhan tahun, perempuan telah melakukan banyak hal berani demi mendobrak batasan dan status quo.
ADVERTISEMENT
Langkah ini dilakukan untuk membuktikan bahwa tidak hanya laki-laki saja yang bisa menduduki posisi penting dan melakukan berbagai hal hebat. Tetapi perempuan juga bisa. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perempuan dunia yang satu persatu mulai menunjukkan taringnya di berbagai bidang.
Mereka berani melawan stigma dan menjadi contoh perempuan lain agar percaya pada potensi diri dan saling mendukung demi terwujudnya kesetaraan terhadap perempuan.
Untuk itu, dalam merayakan International Women’s Day, sekaligus meratakan prestasi yang sudah dicapai oleh perempuan baik di dalam maupun luar negeri, berikut kumparanWOMAN telah memilih 10 perempuan hebat baik dari dalam maupun luar negeri yang berhasil membawa perubahan pada bidangnya masing-masing. Siapa saja sosok-sosok perempuan pembawa perubahan itu?
ADVERTISEMENT

Tara Basro - Aktris

Tara Basro untuk Women on Top. Stylist: Anantama Putra, Makeup: Michael Aji. Pro Artist Estee Lauder, Hairdo: Nik Alex by The Parlour. Busana: Kate Spade. Foto: Norman Fideli
Siapa yang tak kenal dengan Tara Basro? Aktris 29 tahun ini telah banyak membintangi film layar lebar Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Perempuan Tanah Jahanam, Gundala, hingga Pengabdi Setan.
Selain dikenal karena kepiawaiannya dalam dunia seni peran, Tara juga dikenal sebagai selebriti yang suka blak-blakan saat membahas berbagai hal, terutama soal bentuk tubuhnya. Tara Basro banyak mendapat pujian dari netizen lantaran ia dinilai sebagai perempuan paling ideal karena bentuk tubuh dan kulitnya yang sawo matang khas perempuan Indonesia.
Namun di sisi lain, tak sedikit pula masyarakat yang berkomentar bahwa berat badan Tara telah bertambah dan membuatnya tampak gemuk. Padahal ia sendiri sangat mencintai bentuk tubuhnya saat ini. Ia begitu bangga sampai-sampai tak ingin fotonya diedit saat melakukan pemotretan untuk program Women on Top bersama kumparanWOMAN.
ADVERTISEMENT
Ia pun kemudian mulai memanfaatkan popularitasnya untuk mengkampanyekan hal-hal seputar citra tubuh positif; mulai dari mengubah pandangan orang tentang standar kecantikan perempuan, hingga menyuarakan self-love atas bentuk tubuh yang dimiliki.
“Aku ingin banyak orang yang ter-influence dengan cara melihat aku. I can be real with everybody, sehingga mereka juga bisa kayak gitu,” ujarnya kepada kumparanWOMAN.
Untuk melancarkan misinya, beberapa waktu lalu Tara mengunggah foto tanpa busana di Instagram Story dengan menggunakan tagar Worthy of Love. Ia juga mengunggah foto lain dengan tagar sama di Instagram.
Foto tersebut ia unggah dengan tujuan mendorong perempuan maupun laki-laki agar memiliki pemikiran yang positif tentang tubuh mereka. Selain mendapat banyak respon dan komentar positif, upaya Tara untuk menunjukkan apresiasi diri ini diganjar dengan kontroversi soal pelanggaran pasal 27 ayat 1 UU ITE karena fotonya dianggap sebagai konten pornografi. Hal ini disebutkan oleh Ferdinandus selaku juru bicara Kominfo.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu, Tara sendiri tak akan berhenti untuk mendorong agar perempuan maupun laki-laki tetap bisa menerima bentuk tubuh mereka apa adanya dan tidak memikirkan komentar negatif dari orang lain.

Angkie Yudistia - Pendiri Thisable Enterprise dan Staf Khusus Presiden

Difable Womanpreneur, Angkie Yudistia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Nama Angkie Yudistia sendiri sudah tidak asing lagi di dunia sosial. Perempuan kelahiran 1987 ini merupakan penyandang disabilitas tuli yang berhasil mendirikan sebuah perusahaan berbasis sosial yang bernama Thisable Enterprise. Sebuah pusat penyedia jasa untuk memberdayakan dan memberikan kesempatan kerja bagi para penyandang disabilitas.
Selain itu, sejak lama Angkie juga dikenal sebagai motivator dan inspirasi bagi banyak teman-teman disabilitas lainnya. Dan di tahun 2019 ini ia terpilih sebagai salah satu staf khusus yang ditunjuk Presiden Jokowi. Mendapatkan tugas yang cukup besar, Angkie memiliki misi khusus, yaitu ingin memberi peran lebih bagi penyandang disabilitas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Berdiri di sini menyuarakan 21 juta jiwa disabilitas di seluruh Indonesia dan turut bangga saya berdiri di sini mewakili disable enterprise yang saya bangun 8 tahun, di mana sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas tetapi kita dianggap setara," ujar Angkie seperti dikutip dari kumparanNEWS.

Baiq Nuril - Guru & Penyintas Pelecehan Seksual

Baiq Nuril di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (10/7). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Pada 2018, nama Baiq Nuril banyak mendapat sorotan. Pegawai honorer di SMAN 7 NTB tersebut dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agung (MA) serta divonis hukuman enam bulan penjara dan denda Rp 500 juta.
Baiq Nuril dianggap bersalah melanggar UU ITE karena menyebarluaskan konten elektronik yang bermuatan asusila. Dokumen elektronik itu adalah rekaman percakapan telepon dari Kepala Sekolah SMAN 7 bernama Muslim, kepada Baiq Nuril yang dianggap berisi muatan pornografi. Padahal Baiq Nuril menyimpan rekaman percakapan itu karena ia telah mengalami pelecehan seksual dari sang kepala sekolah.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku sengaja melakukan hal ini agar bisa dijadikan contoh oleh perempuan lainnya di Indonesia yang juga banyak menjadi korban pelecehan seksual. Ia ingin agar perempuan berani mengungkap kejahatan seksual yang terjadi pada mereka supaya pelaku bisa ditindak dengan adil.
“Mungkin banyak di luar sana yang tidak berani menyuarakan seperti saya. Ke mana mereka harus melapor, ke mana mereka harus berani menceritakan hal tersebut,” ujar Baiq Nuril di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/11) seperti dikutip dari kumparanNEWS.
Ia pun terus berjuang. Meski pengajuan Peninjauan Kembali (PK) oleh Mahkamah Agung (MA) terhadap kasusnya ditolak, Baiq Nuril tidak menyerah. Ia bersikukuh menyatakan dalam kasus tersebut dirinya hanyalah korban karena berani buka suara atas tindakan pelecehan seksual yang dialaminya. Ia pun bergerak menempuh jalan lain dengan berharap mendapat amnesti dari Presiden Jokowi yang kemudian dikabulkan dan ia dibebaskan dari hukuman serta denda.
ADVERTISEMENT

Aries Susanti - Atlet Panjat Tebing Indonesia

Atlet panjat tebing putri Indonesia Aries Susanti Rahayu berpose sesusai melakukan latihan di halaman Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis (7/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Aries Susanti Rahayu (24) adalah seorang perempuan berhijab yang merupakan atlet panjat tebing dengan julukan Spider-Woman. Sebutan Spider-Woman pertama kali disematkan padanya saat Aries berhasil mengalahkan atlet asal Rusia Elena Timofeeva dengan catatan waktu 7,51 detik di International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2018 di Chongqing, China. Kemudian, namanya semakin dikenal ketika ia berhasil meraih 2 medali emas di Asian Games 2018.
Di tahun 2019 ini, tepatnya pada 19 Oktober 2019, atlet berhijab kelahiran Grobogan, Jawa Tengah ini kembali menorehkan prestasi karena berhasil meraih gelar juara dunia lewat kategori speed dalam ajang World Cup 2019 di Xianmen, China. Layaknya Spider-Man, Aries memanjat dinding dengan kecepatan penuh dan berhasil mengalahkan Yi Ling Song, atlet panjat tebing juara dunia asal China, di partai final dengan catatan waktu 6,995 detik.
ADVERTISEMENT
Aries meraih semua itu dalam balutan hijab, dan hijabnya tidak membatasi Aries untuk meraih prestasi tersebut. Lewat Aries, kita sebagai perempuan sepatutnya percaya jika memiliki tekad yang kuat, apapun bisa kita raih termasuk menjadi sosok ‘superhero’ di dunia olahraga.

Tsai Ing-Wen - Presiden Taiwan

Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen. Foto: Sam Yeh / AFP
Tsai Ing-Wen merupakan pemimpin perempuan pertama di Taiwan. Ia juga menjadi presiden pertama yang belum menikah ketika terpilih pada tahun 2016.
Sejak menjabat, ia telah menunjukkan langkah berani dengan melanggar berbagai protokol. Salah satunya adalah ia membuat penawaran khusus pada Amerika Serikat yang berhasil menciptakan ketegangan dengan China.
Selama menjabat, Tsai Ing-Wen memiliki misi untuk menjadikan Taiwan sebagai negara penting yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi melalui inisiatif biotek, pertahanan, dan energi hijau.
ADVERTISEMENT
Ia juga mendukung kelompok-kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat, termasuk orang miskin, perempuan, dan anak-anak, suku asli Taiwan, dan kelompok LGBT. Tsai juga mendukung tindakan pemerintah untuk mengurangi pengangguran, memperkenalkan insentif untuk kewirausahaan di kalangan pemuda, memperluas perumahan publik, dan dukungan pengasuhan anak yang dimandatkan pada pemerintah.

Laxmi Agarwal - Aktivis & Penyintas Serangan Asam di India

Laxmi Agarwal. Foto: Instagram / @thelaxmiagarwal
Laxmi Agarwal merupakan aktivis sekaligus penyintas serangan cairan asam (Acid attack) di India. Perempuan 29 tahun ini diserang dengan cairan asam setelah menolak tawaran menikah dari seorang pria pada 2005 lalu saat ia masih berusia 16 tahun.
Acid attack atau serangan cairan air asam sendiri merupakan sebuah serangan yang dilakukan oleh sekelompok pria atau perorangan yang menyiram perempuan dengan cairan senyawa kimia pada bagian wajah. Serangan ini dilakukan bukan untuk membunuh sang korban, namun untuk membuat korban malu seumur hidup sebab sudah menolak tawaran pernikahan yang diajukan.
ADVERTISEMENT
Setelah melalui berbagai operasi dan pengobatan, serta pergolakan batin lantaran harus menerima kenyataan bahwa wajahnya menjadi cacat akibat serangan asam, Laxmi kembali bangkit dan menginisiasi gerakan untuk perempuan. Ia pun juga pernah menjadi salah satu pemimpin Chhanv Foundation, sebuah organisasi non-profit yang membantu korban serangan asam di India.
Ia menjalankan kampanye yang berfokus menghentikan kejahatan serangan asam terhadap perempuan di India. Salah satu petisi yang ia buat bahkan telah berhasil membuat pengadilan menyuruh pemerintah agar mengatur kembali regulasi penjualan cairan asam. Berkat petisi Laxmi juga, pengadilan mengutus pihak parlemen untuk membatasi resep obat-obatan yang memudahkan siapa saja untuk mendapatkan cairan asam.
Berkat keberaniannya melawan, di tahun 2014 Laxmi Agarwal meraih penghargaan International Women of Courage yang diberikan langsung oleh Michelle Obama yang saat itu masih menjadi Ibu Negara AS. Dan di 2019, Laxmi menerima penghargaan International Women Empowerment dari Kementerian Pengembangan Perempuan dan Anak, Kementerian Air Minum dan Sanitasi, serta UNICEF untuk kampanyenya, Stop Sale Acid.
ADVERTISEMENT
Kisah Laxmi Agarwal yang menginspirasi ini kemudian dijadikan sebuah film dokumenter berjudul 'Chhapaak' hasil digarapan sutradara Meghna Gulzar dan diproduseri oleh aktris Deepika Padukone. Film ini rilis pada Januari 2020 lalu.

Zozibini Tunzi - Miss Universe 2019

Miss Universe 2019 terpilih Zozibini Tunzi asal Afrika Selatan. Foto: AFP/VALERIE MACON
Ajang kontes kecantikan sejagad, Miss Universe 2019 berhasil dimenangkan oleh Zozibini Tunzi Miss Afrika Selatan pada Minggu (8/12) di Georgia, Atlanta, Amerika Serikat. Lewat kemenangannya, perempuan 26 tahun asal Tsolo, Eastern Cape, Afrika Selatan ini telah berhasil membuktikan bahwa cantik itu tak harus berkulit putih. Ia menyampaikan bahwa selama ini banyak masyarakat yang masih berpikir warna kulit menentukan keindahan seorang perempuan.
“Saya sangat gembira. Dalam waktu yang sangat lama, masyarakat selalu dibuat untuk tidak melihat keindahan dari perempuan kulit hitam. Tapi sekarang kita sudah bergerak ke masa di mana perempuan (berwarna kulit) seperti saya, bisa mendapatkan tempat di masyarakat, dan akhirnya kami tahu bahwa kami juga indah,” ungkap Zozibini pada pidato kemenangannya.
ADVERTISEMENT
Ternyata, Zozibini tidak sendiri. Ia bersama dengan empat pemenang beauty pageant lainnya yang juga merupakan perempuan berkulit hitam. Mereka adalah Toni-Ann Singh (Miss World 2019), Nia Franklin (Miss America 2019), Cheslie Kryst (Miss USA 2019), dan Kaliegh Gariss (Miss Teen USA 2019). Kelima perempuan ini berhasil mendobrak standar kecantikan dunia dan membuktikan bahwa kecantikan perempuan tak bisa dinilai berdasarkan fisiknya saja.

Nancy Pelosi - Ketua DPR Amerika Serikat

Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi merobek naskah pidato kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Kongres Amerika Serikat. Foto: AFP/MANDEL NGAN
Pada tahun 2007, Nancy Pelosi mencetak sejarah di AS dengan menjadi perempuan pertama yang terpilih sebagai Ketua DPR. Hal ini membuatnya menduduki posisi Ketua DPR ke-52 dalam pemerintahan Amerika Serikat. Ia kemudian mengulang sejarah tersebut pada Januari 2019. Di masa ketiga jabatannya, perempuan 79 tahun ini kembali terpilih sebagai Ketua DPR. Hal tersebut membuatnya menjadi orang pertama yang menjabat posisi itu secara berturut-turut dalam 60 tahun sejarah pemerintahan AS.
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, nama Nancy Pelosi juga mulai banyak diperbincangkan ketika ia membuat langkah berani dengan memimpin sidang pemakzulan Donald Trump pada 2019 lalu. Ia menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh Trump telah melanggar sumpah kepresidenan.
Atas keberaniannya ini, Nancy mendapat banyak pujian dan dukungan dari berbagai pihak. Ia bahkan juga masuk dalam daftar The Most Powerful Women 2019 versi majalah Forbes.
Tak hanya itu saja, baru-baru ini Nancy menarik perhatian dunia setelah tindakannya menyobek salinan pidato Donald Trump setelah sidang senat AS. Hal ini ia lakukan untuk membalas Trump yang tak menyambut uluran tangannya saat ingin bersalaman di awal acara.

Christina Koch - Astronaut Perempuan NASA Terlama di Luar Angkasa

Astronot NASA Christina Koch usai turun dari kapsul Soyuz MS-13 di Dzhezkazgan, Kazakhstan. Foto: AFP/SERGEI ILNITSKY
Astronaut perempuan dari NASA, Christina Koch, berhasil mencetak sejarah pada Kamis (6/2). Ia sukses memecahkan rekor penerbangan luar angkasa tunggal terpanjang yang dilakukan oleh astronaut perempuan.
ADVERTISEMENT
Perempuan 41 tahun ini menghabiskan 328 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Catatan tersebut melampaui rekor Peggy Whitson, astronaut perempuan yang sebelumnya menghabiskan 289 hari berturut-turut di antariksa.
Ini bukan pertama kalinya Christina memecahkan rekor. Sebelumnya pada Oktober 2019, ia dan rekannya Jessica Meir telah melakukan perjalanan luar angkasa pertama yang semua timnya adalah perempuan. Perjalanan tersebut berlangsung selama 7 jam 17 menit dan para astronaut mendapatkan telepon langsung dari Presiden Donald Trump setelah misi mereka selesai.
Jika kebanyakan orang ingin menjadi satu-satunya yang memecahkan rekor dunia, berbeda dengan Christina. Ia ingin pencapaiannya kali ini bisa dipecahkan oleh perempuan-perempuan lainnya. Ia ingin agar perempuan lebih berani untuk menembus batas dan melakukan apapun yang mereka bisa.
ADVERTISEMENT
“Kita selalu berusaha untuk mendobrak batasan. Lakukan apa yang membuat kamu takut. Semua orang harus berpikir tentang apa yang membuat mereka tertarik dan apa yang mendorong mereka untuk melakukan itu. Hal-hal itu bisa sedikit menakutkan, tetapi biasanya itu berarti kamu menginginkannya,” ungkap Christina seperti dikutip dari CNN.