Intip Keindahan Karya dari Limbah Pukat Ikan oleh Seniman Selat Torres Australia

24 Mei 2023 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran seni dari limbah pukat ikan oleh seniman Selat Torres Australia di pamerah Ghost Nights: Awakening the Drifting Giants di Museum MACAN, Jakarta Barat. Foto: Judith Aura/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pameran seni dari limbah pukat ikan oleh seniman Selat Torres Australia di pamerah Ghost Nights: Awakening the Drifting Giants di Museum MACAN, Jakarta Barat. Foto: Judith Aura/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sampah di lautan mungkin akan terus bertambah, tetapi ke mana lagi mereka akan pergi? Bagi para perupa asal Pulau Darnley, Selat Torres, Australia, seni menjadi jawabannya. Sekelompok seniman andal yang terkumpul dalam komunitas Erub Arts mengubah limbah pukat ikan menjadi patung-patung berbahan lunak dengan nilai seni tinggi.
ADVERTISEMENT
Limbah pukat, yang juga disebut sebagai ghost nets atau jaring hantu, merupakan jaring-jaring ikan yang ditinggalkan oleh kapal-kapal atau hanyut di Selat Torres. Dikutip dari situs resmi Australian Museum, limbah jaring ini sangat berbahaya bagi biota laut, termasuk penyu dan burung-burung laut.
Semakin menyadari dampak buruk limbah tersebut, Erub Arts pada 2011 berinisiatif untuk mengubah ghost nets menjadi sesuatu yang bermanfaat. Penciptaan karya seni lewat medium limbah pukat adalah upaya konservasi laut oleh Erub Arts, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai isu lingkungan di Selat Torres.
Pameran seni dari limbah pukat ikan oleh seniman Selat Torres Australia di pamerah Ghost Nights: Awakening the Drifting Giants di Museum MACAN, Jakarta Barat. Foto: Judith Aura/kumparan
Akhirnya, di tahun ini, Kedutaan Besar Australia di Indonesia pun mendukung para seniman Erub Arts untuk menyelenggarakan pameran seni bertajuk Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants.
ADVERTISEMENT
Pameran yang terdiri dari 18 karya seni tenun tangan ini digelar di Museum of Modern and Contemporary Arts (MACAN) di Jakarta Barat. Sebanyak 18 patung berbahan lunak itu mengambil bentuk biota-biota laut, seperti ikan pari manta, penyu, ikan-ikan, hingga cumi-cumi.
Dalam sambutannya di pembukaan pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants pada Jumat (19/5), Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengungkapkan bahwa karya seni oleh Erub Arts merupakan medium untuk mengangkat pembicaraan soal pentingnya menjaga ekosistem laut.
Pameran seni dari limbah pukat ikan oleh seniman Selat Torres Australia di pamerah Ghost Nights: Awakening the Drifting Giants di Museum MACAN, Jakarta Barat. Foto: Judith Aura/kumparan
“Menampilkan kawanan ikan, penyu laut, dan keluarga pari manta raksasa, koleksi karya seni ini menggabungkan budaya penduduk Selat Torres, seni kontemporer, dan advokasi lingkungan,” ucap Penny Williams.
“Penggunaan kembali pukat ikan ini tidak hanya memberdayakan sampah plastik, tetapi juga mendorong diskusi tentang bagaimana kita semua dapat berkontribusi bagi pengurangan sampah plastik dan menjadi pelindung lautan yang lebih baik,” lanjut Penny.
ADVERTISEMENT

Pertama kalinya digelar di Indonesia

Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants ini adalah pameran seni kontemporer Australia dengan medium limbah pukat pertama yang digelar di Indonesia.
Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa karya seni Australia digelar di Indonesia? Ladies, Selat Torres memiliki keterkaitan sejarah dengan Tanah Air kita, lho.
Pameran seni dari limbah pukat ikan oleh seniman Selat Torres Australia di pamerah Ghost Nights: Awakening the Drifting Giants di Museum MACAN, Jakarta Barat. Foto: Judith Aura/kumparan
Selain perairan ini menghubungkan Australia dengan Indonesia, menurut situs resmi Torres Strait Regional Council, ternyata penduduk pertama di area Selat Torres bermigrasi dari kepulauan Indonesia di masa lalu. Saat itu, Papua Nugini masih menyatu dengan benua Australia. Itulah mengapa, hubungan budaya Indonesia dan Australia cukup lekat.
Pameran ini terinspirasi dari perairan yang menghubungkan Indonesia dengan Australia, dan mengangkat kisah-kisah serupa serta jalinan lintas budaya yang bersejarah antara kedua bangsa. Tak cuma itu, diharapkan Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants bisa membuka dialog terkait dampak yang dibawa oleh sampah plastik dan limbah pukat di laut.
Pameran seni dari limbah pukat ikan oleh seniman Selat Torres Australia di pamerah Ghost Nights: Awakening the Drifting Giants di Museum MACAN, Jakarta Barat. Foto: Judith Aura/kumparan
Koleksi karya seni yang indah ini akan dipamerkan di Museum MACAN hingga 4 Juni mendatang, Ladies. Setelahnya, koleksi akan dibawa dan dipamerkan di Bali. Nah, buat kamu yang tertarik melihat langsung keindahan seni limbah pukat ikan, kamu bisa langsung reservasi secara gratis di situs resmi Museum MACAN.
ADVERTISEMENT