iWareBatik, Aplikasi & Situs Batik yang Dibuat Mahasiswa Indonesia di Swiss

2 Oktober 2020 8:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
iWareBatik, Aplikasi & Situs Batik yang Dibuat Mahasiswa Indonesia di Swiss. Foto: kumparan, Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
iWareBatik, Aplikasi & Situs Batik yang Dibuat Mahasiswa Indonesia di Swiss. Foto: kumparan, Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Batik Nasional. Setiap tahunnya pada 2 Oktober, Indonesia memperingati Hari Batik Nasional sejak 2009 setelah UNESCO resmi menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia yang patut dilestarikan.
ADVERTISEMENT
Batik sendiri merupakan sebuah warisan karya seni bernilai tinggi yang memiliki makna, filosofi, dan simbol yang kaya akan cerita. Di Indonesia, setiap daerah mempunyai motif batik yang berbeda-beda. Uniknya, setiap motif tersebut punya cerita dengan makna berharga yang menarik untuk dipelajari.
Untuk itu, Puspita Ayu Permatasari, Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti sekaligus kandidat PhD dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk warisan budaya takbenda dan pariwisata di Università della Svizzera Italiana (USI), Swiss, menginisiasi sebuah situs dan aplikasi bernama iWareBatik yang diluncurkan pada 17 Agustus lalu dalam rangka HUT RI Ke-75.
Berasal dari singkatan I am Aware of Batik, perempuan yang lebih akrab disapa Ayu ini mengungkapkan bahwa ia ingin aplikasi dan situs yang ia bentuk ini bisa mengedukasi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak di daerah yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai batik.
Puspita Ayu Permatasari, pendiri aplikasi dan situs iWareBatik. Foto: dok. Istimewa
Tak hanya itu, Ayu juga menjelaskan bahwa platform ini bisa memudahkan pemerintah Indonesia dalam melakukan diplomasi internasional. Karena selama ini, setiap kita melakukan presentasi di hadapan khalayak luas, yang digunakan adalah kain fisik dan penjelasan secara lisan. Namun dengan adanya situs dan aplikasi, ketika pihak pemerintah menjelaskan, para penonton atau pendengar bisa sekaligus menilik motif dan informasi mengenai batik dengan lebih jelas lewat aplikasi atau website.
ADVERTISEMENT
"Konsep dari aplikasi dan situs ini adalah menginformasikan 124 ragam batik dari Sabang sampai Merauke melalui teknologi. Jadi di situs dan aplikasi, setiap satu provinsi diwakili oleh empat motif dan motif-motif tersebut sudah dilengkapi dengan nama serta sejarah singkat supaya anak-anak atau orang-orang yang membuka bisa mendapatkan informasi mengenai batik yang mereka lihat," ungkap Ayu saat dihubungi kumparanWOMAN melalui sambungan telepon.
Fitur dan tampilan aplikasi iWareBatik di Android. Foto: dok. iWareBatik
Jika membuka situs atau aplikasi iWareBatik, kita akan menemukan berbagai informasi lengkap mengenai ratusan batik dengan berbagai motif yang tersebar di seluruh pelosok negeri.
Kita bisa mengetahui sejarah singkat, makna batik, asal daerah, hingga batik tersebut cocok dikenakan untuk acara yang seperti apa. Selain itu, kalau kita ingin memberikan kain batik sebagai hadiah, iWareBatik juga menyediakan informasi tentang motif batik yang sudah dibagi menjadi beberapa tema sehingga pengguna bisa memilih kain batik seperti apa yang cocok dengan karakter orang yang ingin diberikan hadiah.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, di aplikasinya juga tersedia fitur pengambilan gambar yang bisa mendeteksi motif kain batik yang kamu miliki. Caranya cukup mudah, kamu hanya perlu memotret kain batik yang ada, lalu secara otomatis aplikasi akan menebak motif-motif batik dengan akurat atau yang paling mendekati.

iWareBatik didukung penuh oleh UNESCO dan pemerintah Indonesia

Selain memberikan informasi yang cukup lengkap mengenai batik, iWareBatik juga memperkenalkan 129 situs budaya dan alam serta situs-situs UNESCO yang ada di Indonesia beriringan dengan wastra atau tekstil Nusantara lainnya di seluruh pelosok negeri.
Untuk mewujudkan iWareBatik, Ayu didukung oleh dana hibah riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) RI, serta kerja sama dengan Yayasan Sobat Budaya bersama Bandung Fe Institute, institusi USI UNESCO Chair dalam Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk mengembangkan dan mempromosikan pariwisata berkelanjutan di Situs Warisan Dunia di USI, serta adanya supervisi dari Prof. Lorenzo Cantoni, PhD dalam bidang edukasi dan linguistik di USI.
ADVERTISEMENT
"Dukungan yang besar ini memberikan tanggung jawab yang besar juga bagi saya untuk bisa menyebarluaskan platform edukasi ini dapat bermanfaat untuk teman-teman di daerah. Untuk mengedukasi anak-anak dan stakeholder daerah agar lebih paham dengan budayanya. Targetnya ada 250 ribu pengguna per tahun," pungkasnya.
Jadi Ayu sendiri berharap supaya setidaknya dari satu daerah di Indonesia ada tiga orang yang mengunduh aplikasi tersebut agar anak-anak bisa belajar mengenai batik. Lebih dari itu, jika platform iWareBatik banyak digunakan, maka dukungan dari UNESCO tidak akan lepas sehingga situs dan aplikasinya bisa terus berjalan. Sebab menurut Ayu, pendanaan iWareBatik ini tidak murah. Setiap bulannya UNESCO mengucurkan dana 700 dolar AS atau sekitar Rp 10 jutaan untuk membayar server.
ADVERTISEMENT
"Pada dasarnya aplikasi dan situs ini milik kita, dibiayai oleh pemerintah kita, jadi sudah sepatutnya kita sendiri juga bangga dan membantu melestarikan batik lewat teknologi ini. Jadi saya berharap partisipasi dari teman-teman di Indonesia untuk membantu melestarikan budaya kita secara formal melalui teknologi," pungkasnya.
Jadi untuk yang penasaran dan ingin belajar lebih dalam mengenai sejarah batik, kamu bisa mengunduh aplikasi iWareBatik di iOS iTunes dan Google Play Android atau mengunjungi situs www.iwarebatik.org.