Jakarta Fashion Hub, Wadah Bagi Penggiat Mode Salurkan Kreativitas Resmi Dibuka

18 Agustus 2020 18:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jakarta Fashion Hub (JFH) resmi dibuka. Foto: dok. APR
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Fashion Hub (JFH) resmi dibuka. Foto: dok. APR
Jakarta Fashion Hub (JFH), ruang kolaboratif yang mempertemukan fashion dan kreativitas bagi para penggiat mode resmi dibuka, Selasa (18/8). JFH diharapkan dapat menjadi platform bagi para pelaku fashion untuk berkreasi sekaligus menggerakkan potensi industri fashion, tekstil dan kreatif yang berkelanjutan dalam negeri.
Diinisiasi oleh produsen serat viscose-rayon terintegrasi Asia Pacific Rayon (APR), Jakarta Fashion Hub menyediakan wadah bagi penggiat mode untuk menyalurkan kreativitas dalam merancang konsep, mendesain produk hingga menciptakan karya dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang tersedia.
Berlokasi di pusat kota Jakarta, Gedung Tanoto Foundation lantai 7 Jalan Teluk Betung No.33, penggiat mode dapat menggunakan co-working space, area workshop, studio foto hingga mini-store yang menampung kreasi para desainer yang bekerjasama dengan APR.
Jakarta Fashion Hub juga menyediakan beragam pilihan bahan dengan berbagai motif khususnya kain berbahan dasar viscose-rayon yang dipasok oleh APR demi mendukung fashion yang berkelanjutan.
“Kami berharap Jakarta Fashion Hub dapat menjadi pusat bagi para fashion enthusiast, mahasiswa, desainer, hingga pemilik bisnis fashion untuk terus menggali potensi dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam menciptakan produk mode asli buatan Indonesia yang mendunia sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo dalam mendorong #BanggaBuatanIndonesia,” kata Direktur Asia Pacific Rayon, Basrie Kamba.
Jakarta Fashion Hub. Foto: dok. APR
Jakarta Fashion Hub, lanjut Basri, juga diharapkan bisa mendorong geliat industri tekstil dan fashion sebagai salah satu motor penggerak industri kreatif dalam negeri serta menjaga sektor hilir industri tekstil agar tetap berjaya di tengah masa pandemi.
Didiet Maulana, desainer dan owner IKAT Indonesia mengapresiasi hadirnya Jakarta Fashion Hub yang dinilai sangat tepat untuk mewadahi aspirasi anak muda Indonesia yang ingin menyalurkan passion di bidang fashion.
“Semoga Jakarta Fashion Hub dapat menjadi tempat berkumpul semua praktisi di bidang fashion, mulai dari desainer hingga komunitas untuk terus dapat menciptakan kreativitas baru dan dijaga untuk dapat memajukan industri ini,” kata Didiet.
Selama pandemi, Jakarta Fashion Hub menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung yang ingin berkarya. Setiap pengunjung akan dicek suhu tubuhnya, mewajibkan penggunaan masker, memberlakukan pembatasan jarak hingga menyediakan hand sanitizer.
Untuk mengunjungi Jakarta Fashion Hub, silahkan mengakses informasi pada akun Instagram@JakartaFashionHub. Hingga akhir tahun ini, JFH menggratiskan biaya membership fee bagi para penggiat mode yang ingin berkarya di tempat ini.

Webinar “Make Your Own Fashion Labels – Bangga Buatan Indonesia

Webinar Make Your Own Fashion Labels -Bangga Buatan Indonesia Foto: dok. APR
Pembukaan Jakarta Fashion Hub ditandai dengan diadakannya webinar series Everything Indonesia ketiga bertema “Make Your Own Fashion Labels – Bangga Buatan Indonesia” yang menghadirkan pembicara yang berpengalaman di bidang fashion dan tekstil seperti Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh, Founder BIN House Josephine ‘Obin’ Kumara, Owner IKAT Indonesia Didiet Maulana, Co-Founder Danjyo Hijoyi Dana Maulana dan CEO The Bespoke Fashion Consultant Melinda Babyanna.
Menurut Didiet, dalam membuat label sendiri diperlukan riset yang jitu untuk menetapkan positioning produk, menciptakan desain yang sesuai dengan selera pasar, berkolaborasi dengan mitra penyuplai bahan baku tekstil serta menentukan harga produk yang kompetitif untuk konsumen.
Founder BIN House Josephine ‘Obin’ Kumara mengatakan inovasi menjadi kunci untuk dapat membangun label yang berkelanjutan, “untuk membuat suatu brand, adalah tentang bagaimana bisa membuat produk tetap bertahan, bisa memberikan pekerjaan bagi orang banyak, bangga dengan kreasi yang diciptakan, terus memberikan sesuatu yang baru dengan terobosan dan berbagai uji coba.”
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh menambahkan, pemahaman kepada masyarakat bahwa brand asal dalam negeri tidak kalah berkualitas dengan brand asing perlu terus ditingkatkan.
“Kita perlu sama-sama memperjuangkan bahwa brand lokal dan asing itu sejajar sehingga perlu ada pemahaman di masyarakat bahwa brand dari Indonesia tidak kalah saing. Pemerintah telah memiliki rencana aksi pengembangan industri fashion yang terintegrasi, mulai dari mendorong pembentukan brand, peningkatan kualitas produk, promosi dan pemasaran, perluasan akses pasar hingga peningkatan keterampilan dan pengetahuan SDM,” ujarnya.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Asia Pacific Rayon (APR)