Jalan Karier Virgil Abloh, dari Anak Magang Fendi hingga Desainer Louis Vuitton

29 November 2021 18:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Virgil Abloh. Foto: dok. Louis Vuitton
zoom-in-whitePerbesar
Virgil Abloh. Foto: dok. Louis Vuitton
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabar duka datang dari industri fashion dunia. Direktur Artistik Louis Vuitton Men, Virgil Abloh, meninggal dunia pada Minggu (28/11) waktu AS. Desainer yang juga mendirikan label Off-White ini tutup usia setelah berjuang melawan kanker yang langka dan agresif bernama cardiac angiosarcoma, selama dua tahun.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat sedih mengumumkan meninggalnya Virgil Abloh yang kami cintai, seorang ayah, suami, putra, saudara laki-laki, dan teman yang sangat berbakti,” tulis keterangan resmi di akun Instagram pribadi Virgil Abloh, @virgilabloh.
Lebih lanjut, keterangan tersebut menyampaikan bahwa Virgil Abloh telah menutup usia dan meninggalkan istri tercintanya Shannon Abloh dan anak-anaknya Lowe Abloh dan Gray Abloh.
Menurut laporan Vogue, pria 41 tahun ini memilih menyembunyikan perjuangannya melawan kanker sejak didiagnosis pada 2019. Di tengah pergulatannya melawan kanker, Virgil tetap aktif bekerja di label fashion yang berada di bawah kepemimpinannya.

Dari anak magang hingga mencuri perhatian di Paris Fashion Week

Nama Virgil Abloh sendiri mulai banyak dikenal di industri mode pada 2009. Pria yang merupakan lulusan S2 arsitektur di Illinois Institute of Technology, Chicago, ini mengawali kariernya di industri mode dengan magang di Fendi pada 2009. Ia berada di satu kelas yang sama dengan Kanye West. Sejak itu, Virgil dan Kanye mulai berkolaborasi menciptakan karya untuk Fendi di Roma, Italia.
ADVERTISEMENT
Kemampuan Virgil Abloh saat itu ternyata berhasil mencuri perhatian CEO Louis Vuitton, Michael Burke. "Aku sangat terkesan dengan Virgil dan Kanye yang berhasil membawa nuansa baru dan menghadirkan perubahan di studio. Virgil bisa membuat metafora dan kosakata baru untuk menggambarkan sesuatu yang jadul seperti Fendi. Saya telah mengikuti perjalanan kariernya sejak itu," ungkap Michael Burke kepada New York Times seperti dikutip dari Vogue.
Di tahun yang sama, Virgil Abloh dan Kanye West kemudian menghadiri Paris Fashion Week. Keduanya berpose bersama rekan-rekan mereka di depan venue label Comme des Garçons. Saat itu mereka belumlah seterkenal saat ini. Karena itu, ketika mereka mulai dikenal luas, foto tersebut pun sempat viral dan mereka kemudian menjadi ikon fashion pria.
ADVERTISEMENT
Dalam foto yang diambil oleh fotografer Tommy Ton, Virgil Abloh tampak mengenakan kemeja bercorak hitam putih dengan jaket puffer warna biru cerah, celana abu-abu, dan sepatu kuning. Sedangkan Kanye West mengenakan kemeja biru muda, blazer, dan coat tartan, sambil membawa koper Goyard.
"Kami adalah generasi yang tertarik dengan fashion dan kami tidak seharusnya berada disana. Kami hanya melihat momen itu bisa jadi kesempatan untuk bisa berpartisipasi dan menciptakan kultur baru. Secara tidak langsung, rasanya kami membawa daya tarik tersendiri," ungkap Virgil Abloh.

Mendirikan label Off-White

Karier Virgil Abloh selanjutnya menapaki dunia agensi. Pada 2010, ia ditunjuk oleh Kanye West sebagai direktur kreatif Donda, agensi kreatif milik Kanye. Di tahun berikutnya, 2011, Virgil juga menjadi art director untuk album kolaborasi rapper Jay-Z dan Kanye West yang bertajuk Watch the Throne. Desain cover albumnya sendiri dibuat oleh direktur kreatif Givenchy, Riccardo Tisci. Dari karyanya ini, Virgil masuk nominasi Grammy Awards.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ia meluncurkan label pertamanya, Pyrex Vision, di New York pada 2012. Kala itu, ia membeli kemeja flanel stok lama dari Ralph Lauren seharga 40 dolar AS atau sekitar Rp 573 ribuan. Virgil kemudian mendesain ulang kemeja tersebut dengan tulisan Pyrex dan nomor 23 di bagian punggung. Koleksi ini kemudian dijual seharga 550 dolar AS atau Rp 7,8 jutaan.
Hanya berjalan setahun, Virgil menutup Pyrex Vision dan meluncurkan kreatif multi-platform, Off-White, yang berbasis di Milan. Pada label ini, Virgil Abloh mengawinkan streetwear, luxury, seni, music, dan travel. Filosofi brand-nya adalah mirip seperti warna off-white, area di antara hitam dan putih. Bersama Off-White, nama Virgil Abloh kian bersinar. Label ini bahkan menjadi signature dari seluruh karya-karyanya.
ADVERTISEMENT
Virgil menciptakan koleksi pria dan perempuan untuk Off-White. Koleksinya makin ramai diperbincangkan usai salah satunya dikenakan oleh Beyonce dan Nicki Minaj pada 2015. Ia juga membuka gerai Off-White di Tokyo, Jepang pada 2016. Di puncak kariernya, Virgil banyak berkolaborasi dengan brand ternama, beberapa di antaranya adalah Ikea dan Nike.

Menjadi Direktur Kreatif Afrika-Amerika pertama di Louis Vuitton

Pada 2018, Virgil Abloh resmi ditunjuk sebagai direktur kreatif Louis Vuitton Men. Virgil Abloh saat itu menggantikan rekan sekaligus mentornya, Kim Jones. Penunjukan Virgil Abloh sebagai direktur artistik Louis Vuitton Men mencetak sejarah baru di dunia fashion. Ia adalah desainer Afrika-Amerika pertama yang memimpin merek raksasa, Louis Vuitton.
"Bisa menerima posisi ini adalah sebuah kehormatan. Saya menemukan warisan dan integritas kreatif dari rumah mode ini sebagai sebuah inspirasi. Saya akan menjadikan dua hal itu sebagai referensi sambil membuat kreasi sesuai era modern," ungkapnya saat itu.
ADVERTISEMENT