Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jika mendengar nama Kate Spade , kita langsung teringat pada label warna-warni yang membawa keceriaan. Baju bergaris-garis yang manis, polkadot yang riang, desain-desain yang gembira.
Kate Brosnahan Spade, si pendiri, awalnya ingin membuat tas yang berfaedah bagi si pemakai, dengan kualitas bagus dan harga yang terjangkau. Keinginannya tercapai, Kate Spade menjadi label global dengan bisnis kini mencapai miliaran dollar.
Katherine Noel Brosnahan lahir di Kansas City, Amerika Serikat, pada 24 December 1962. Ayahnya pekerja bangunan, ibunya mengurus dia dan kelima saudaranya. Setelah lulus kuliah jurnalisme di Arizona State University, Kate pindah ke New York bersama calon suami, Andy Spade.
Di kota barunya, Kate diterima sebagai asisten editor mode di majalah Mademoiselle. Dalam lima tahun, kariernya terus naik. Ia berganti posisi, menjadi editor aksesori, lalu mendapat promosi sebagai editor mode senior. Saat menjalani perannya, Kate melihat kekosongan di pasar untuk tas-tas yang fungsional, bergaya segar, dan berkualitas.
Pada 1991, Kate mengundurkan diri dari majalah, selama dua tahun terobsesi untuk menciptakan tas yang diidamkan. Tak memiliki pendidikan desain atau fashion secara formal, awalnya Kate merasa malu.
Ia membeli gulungan kertas putih, mulai menggunting dan menempel, mengambil pola dari majalah dan membentuknya sebagai tas contoh. Dengan berbagai percobaan di loteng apartemennya, terbentuklah sampel yang ia inginkan.
Pada 1993, Kate dan Andy Spade, mendirikan label Kate Spade, nama gabungan keduanya.
Koleksi pertama Kate Spade New York adalah tas bernama Sam, tas enam versi yang berbentuk persegi ramping dengan palet warna-warni yang membawa kesegaran. Dengan harga berkisar 100-400 USD, tas-tas dengan logo yang terpampang di tengah ini segera dijumpai di berbagai department store.
Apartemennya menjadi gudang penyimpanan, dipenuhi stok yang berboks-boks, dari ruang tamu hingga kamar tidur. Dengan modal hampir setengah juta dolar, pasangan ini mempertaruhkan semuanya.
Namun selama tiga tahun, bisnisnya tidak menghasilkan banyak uang. Kenyataan finansial sering membuat Kate berpikir untuk menutup saja usahanya. Meski tertatih, tiga tahun tanpa gaji ia gigih meneruskan usaha.
Keteguhan Kate lalu berbuah manis. Pada 1996, Council of Fashion Designers of America (CFDA) menganugerahkan penghargaan New Fashion Talent in Accessories kepada Kate Spade. Kemenangan ini memberinya semangat, untuk berpameran dagang, membuat strategi promosi sampai berbagai wawancara dengan media. Tak hanya tas, produknya pun berkembang ke pakaian, sepatu, kacamata, parfum, hingga berbagai pernak-pernik.
Dua tahun kemudian, Kate kembali memenangkan penghargaan dari CFDA, kali sebagai peraih Desainer Aksesori Terbaik. Butiknya bertambah, dari satu saja di Soho, New York, lalu Boston, Los Angeles, dan Tokyo. Julia Roberts dan Gwyneth Paltrow disebut sebagai penggemar. Nilai bisnisnya mencapai 27 juta dollar Amerika Serikat.
Pada 1999, grup Neiman Marcus membeli 56% saham Kate Spade, labelnya melambung terkenal di penjuru dunia. Kate mulai menulis buku-buku, labelnya merambah ke peranti rumah.
Label Kate Spade New York menjadi besar dan mendunia. Sebuah kesuksesan bisnis yang menginspirasi banyak perempuan yang ingin mengawali usaha di bidang mode.
Pada 2007, Kate menjual sahamnya dan keluar dari perusahaan. Hari-harinya lalu diisi dengan kegiatan sosial sambil membesarkan anak perempuan tunggalnya.
Suatu hari di bulan Juni 2018, Kate mengakhiri hidupnya. Sebuah kabar yang mengejutkan tak hanya di kalangan mode, tapi juga para pelanggan setia. Kesehatan mental kini menjadi tonggak penting dalam label Kate Spade. Keceriaan penuh riang, sepantasnya Kate Spade dikenang.
Teks: Rifina Marie