Jokowi dan Iriana Hadiri Peringatan Hari Kebaya Nasional

24 Juli 2024 14:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi di Hari Kebaya Nasional 2024. Foto: Dok. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi di Hari Kebaya Nasional 2024. Foto: Dok. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi menghadiri peringatan Hari Kebaya Nasional di Istora Senayan, Rabu (24/7). Ini merupakan peringatan pertama setelah pemerintah menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Ketua Panitia Peringatan Hari Kebaya Nasional, Tantri Diah Kirana Dewi, mengatakan peringatan ini mengacu pada sejarah Kongres Wanita Indonesia (Kowani) ke-10 pada tahun 1964 yang dihadiri oleh Presiden Soekarno bersama 7.000 perempuan berkebaya.
Tema Hari Kebaya Nasional tahun ini adalah 'Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya'. Acara ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk mengenakan kebaya.
Selain itu, Tantri mengungkapkan telah ditetapkan hari khusus berkebaya, yaitu 'Selasa Berkebaya' yang diharapkan dapat diterapkan oleh perempuan di seluruh Indonesia.
"Kebetulan kami sudah menetapkan di Kowani Selasa Berkebaya, selain Rabu Batik tentunya Selasa Berkebaya itu sudah digariskan untuk ditetapkan sebagai hari berkebaya di Kowani. Insyaallah hari Selasa ini juga akan kami siarkan ke seluruh negeri untuk bisa setiap Selasa ibu-ibu berkebaya semua," kata Tantri.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi di Hari Kebaya Nasional 2024. Foto: Dok. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
Tantri juga menjelaskan tentang berbagai jenis kebaya yang akan diajukan dalam nominasi UNESCO bersama empat negara ASEAN lainnya. Mulai dari kebaya labuh dari Sumatera, kebaya kutu baru dari Jawa, kebaya noni dari Sulawesi Utara, kebaya nona dari wilayah Timur Maluku dan Papua, hingga kebaya kerancang.
ADVERTISEMENT
“Yang mendominasi sekarang adalah kebaya kerancang itu bagian dari peradaban Cina yang masuk ke Indonesia," jelas Tantri.
Sementara, Nunun Daradjatun dari Perhimpunan Kebayaku menilai kebaya memiliki makna yang sangat tinggi karena merupakan bagian dari tradisi keluarganya.
"Bagi saya maknanya tinggi sekali, karena kebetulan keluarga kami, ibu saya juga mengajarkan saya untuk selalu dalam acara-acara tertentu, khususnya acara-acara kenegaraan, apakah dalam mendampingi suami, apakah itu dalam acara-acara adat, dan seterusnya. Kami memang diminta dan diharuskan, diwajibkan kalau di keluarga untuk memakai kebaya," ungkap Nunun.
Ia juga berharap agar Hari Kebaya Nasional tidak hanya menjadi euforia sesaat, tetapi menjadi kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya yang diwariskan oleh leluhur.
"Harapannya kami mohon agar ini bukan hanya euforia sesaat, tapi kami menginginkan kebaya menjadi sebuah kenyataan kebanggaan kecintaan kita terhadap budaya yang diwariskan oleh pewaris-pewaris kita terdahulu," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Iriana mendapatkan penghargaan Ibu Bangsa yang diserahkan secara langsung oleh Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia Giwo Rubianto Wiyogo.