Jubir Gedung Putih Diduga Pakai Baju Buatan China Tuai Kontroversi

18 April 2025 18:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt Diduga Pakai Baju Buatan China. Foto: Mandel Ngan/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt Diduga Pakai Baju Buatan China. Foto: Mandel Ngan/AFP
ADVERTISEMENT
Perang dagang antara AS dan China terus memanas setelah kedua negara saling menaikkan tarif impor beberapa waktu lalu. Di tengah konflik ini, penampilan Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, justru viral di media sosial karena ia diduga menggunakan pakaian buatan China.
ADVERTISEMENT
Karoline tampil di hadapan pers pada akhir Januari 2025 mengenakan gaun rajut berwarna merah selutut berhiaskan kristal dengan aksen renda hitam pada bagian dada dan kantongnya. Gaun itu keluaran band asal London Self-Portrait yang didirikan oleh desainer asal Malaysia, Han Chong.
Meski sudah tiga bulan berlalu, tapi penampilan Karoline saat itu mencuri perhatian Diplomat China di Indonesia, Zhang Zhishen. Dilansir WWD, Zhang mengungkap bagian renda pada gaun jubir Gedung Putih itu dibuat di sebuah pabrik di China.
Lewat akun X-nya, Zhang membeberkan bukti foto tangkapan layar pengguna Weibo yang mengklaim bahwa kain renda itu di buat di pabrik tempatnya bekerja. Ia juga merinci bahwa renda tersebut dibuat oleh desainer Malaysia dan China.
ADVERTISEMENT
“Menuduh China adalah bisnis. Membeli dari China adalah gaya hidup,” begitu bunyi sindiran Zhang kepada Karoline.
“Renda yang indah pada gaun itu dikenali oleh seorang karyawan perusahaan China sebagai produknya,” lanjut Zhang.
Tuduhan Zhang ini memicu kontroversi di tengah peliknya konflik antara AS dan China. Banyak netizen yang setuju dengan klaim Zhang dan ikut menambahkan sederet bukti dari mana gaun itu berasal. Namun tidak sedikit juga yang menuduh Zhang mengunggah foto gaun yang desainnya hanya meniru gaya busana Self-Portrait.
Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump memutuskan mengenakan tarif 145 persen untuk produk impor dari China. Hal ini kemudian direspons China dengan memberikan tarif impor AS ke negara tersebut setinggi 125 persen.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt. Foto: Mandel Ngan/AFP
Tuduhan Zhang juga menambah keramaian di media sosial terkait spekulasi banyaknya rumah mode mewah yang memproduksi tas dan item fesyen lainnya dari China. Pengguna media sosial beramai-ramai menampilkan video kegiatan di dalam pabrik yang diduga sebagai tempat produksi berbagai brand terkenal di dunia.
Spekulasi ini juga sekaligus mendukung data bahwa China telah menjadi produsen dan eksportir pakaian terbesar di dunia selama lebih dari satu dekade terakhir. Menurut Statista, setidaknya ada 13.820 perusahaan pakaian dan aksesori yang berkembang di China per 2024.