Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kejayaan Perancang Busana Louis Vuitton, Nicolas Ghesquière
8 Desember 2023 9:11 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Rumah mode Prancis Louis Vuitton memperpanjang kontrak desainer untuk busana perempuannya, Nicolas Ghesquière. Berita ini tentu saja mendapat sambutan yang luar biasa di dunia mode.
ADVERTISEMENT
Terlebih, dengan kecenderungan gonta-gantinya desainer di jagad mode dalam waktu yang relatif singkat, kabar ini seperti memberikan ketenteraman atau setidaknya kepastian akan apa yang akan terjadi pada label besar seperti Louis Vuitton. Selama lima tahun ke depan, penggemar mode akan tetap dimanjakan oleh kemantapan desain Ghesquière yang banyak melahirkan karya-karya cerdas.
Bergabung sejak November 2013, Nicolas Ghesquiére diumumkan sebagai direktur artistik baru Louis Vuitton hanya beberapa minggu setelah Marc Jacobs, desainer asal Amerika Serikat mengumumkan pengunduran dirinya dari rumah mode tersebut.
Peragaan perdana Ghesquière untuk Louis Vuitton yang mengetengahkan koleksi musim gugur/dingin 2014—2015 dielu-elukan sebagai debut yang gemilang. Peragaan demi peragaan, ia mengundang decak kagum para jurnalis mode, sering kali membuat publik berpikir untuk mengerti dan mengenal karyanya.
ADVERTISEMENT
Nicolas Ghesquiére suka menerawang waktu. Ke masa depan, ke masa lalu, dan sekarang. Ia dikenal karena perpaduan inventif antara desain sejarah dan elemen fiksi ilmiah futuristik yang ia sebut sebagai “bentrokan waktu”. Misalnya saja koleksi musim semi 2018, ketika ia memadukan jubah berdetail sulam ala abad 18 dengan celana pendek atletik dan sepatu kets.
Sepuluh tahun menjadi direktur artistik, Ghesquière tak hanya sukses menaikkan nilai bisnis Louis Vuitton, tapi juga menyumbangkan warisan yang besar pada dunia mode.
Dalam satu dekade ini, Nicolas Ghesquière juga telah banyak melahirkan karya-karya yang kemudian menjadi ikon baru Louis Vuitton, dari tas Petite Malle hingga si sepatu bantal Pillow Boots. Desainnya yang bersiluet tajam menjadi garis desain ciri khas yang bisa langsung dikenali oleh para fanatik mode. Tak diragukan lagi, Nicolas Ghesquière adalah kejayaan mode itu sendiri.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir, perlu waktu untuk membangun kode, membangun estetika—untuk memperkuat gaya di luar mode,” kata Ghesquière kepada WWD.
Ia percaya, penting untuk memastikan dirinya memulai musim dengan peragaan busana dan presentasi yang hebat. Namun lebih dari segalanya, yang terpenting adalah membangun kelanggengan.
Beberapa Ikon Louis Vuitton Karya Nicolas Ghesquière
1. Petite Malle
Tas Petite Malle atau yang berarti trunk kecil adalah tas pertama yang didesain Nicolas Ghesquière untuk Louis Vuitton. Sebagai penghormatan terhadap sejarah rumah mode, Ghesquière menciptakan tas yang mengambil inspirasi dari trunk-trunk Louis Vuitton.
Didesain dengan cara yang sama seperti koper ukuran normal Louis Vuitton—dengan detail logam, trim kulit anak sapi, dan kunci S berukir LV yang khas, Petite Malle dibangun dengan cermat oleh tim berdedikasi yang terdiri dari puluhan pengrajin. Hanya beberapa jam setelah pergelaran, Petite Malle langsung menjadi tas wajib dimiliki para penggemar mode.
ADVERTISEMENT
2. GO-14
Salah satu tas ikonik Louis Vuitton bernama GO-14, merupakan singkatan dari Ghesquière October 2014. Ini diambil dari momen yang bersejarah, mengingatkan pada peragaan busana Nicolas Ghesquière sebagai direktur artistik Louis Vuitton untuk koleksi ready to wear wanita musim semi dan panas yang pertama.
Tahun ini, GO-14 didesain ulang, mendapatkan tampilan baru dengan karakteristik unik yang mengingatkan kita pada arsip desain Louis Vuitton: malletage, pola bantalan bersilangan yang awalnya terlihat di dalam interior koper Louis Vuitton.
3. Coussin
Pertama kali diluncurkan pada show musim semi dan panas 2021, tas Coussin menjadi salah satu tas yang paling diidamkan. Seiring dengan tren mode saat itu yang menyukai tas berkesan bantalan, tas Coussin—yang berarti bantal, langsung diterima baik oleh kalangan pengejar tren.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapatkan bentuk seperti bantal, tas ini menggunakan delapan belas potong kulit yang terpisah, dijahit oleh tujuh pengrajin kulit berbeda. Teksturnya yang empuk dan lembut dari kulit domba ditabrakkan dengan kekuatan rantai logam yang chunky, disukai selebriti ternama seperti Dua Lipa dan Jennifer Aniston.
4. Twist
Tas Twist dari Louis Vuitton berevolusi setiap musim, sejak pertama kali diperkenalkan pada koleksi Cruise 2015. Umumnya terbuat dari kulit Epi—material kulit yang menjadi salah satu ciri khas Louis Vuitton, Twist memiliki ciri lain, yaitu kunci berinisial LV dari logam yang dipoles keperakan.
Ruang dalam tas yang luas, pilihan tali logam atau kulit, bisa digenggam atau diselempang, membuat tas ini luwes dikenakan dari siang hingga malam hari. Tak heran kala bintang Korea Selatan Hoyeon Jung dan juara tenis internasional Naomi Osaka bersenang hati mengenakannya.
ADVERTISEMENT
5. Pillow Boots
Berkat Nicolas Ghesquière, dunia mode mendapat fenomena baru. Sepatu Pillow Boots ciptaannya menjawab kebutuhan insan mode dalam memerangi musim dingin yang menggigit. Bertentangan dengan tren sneaker yang memperlihatkan pergelangan kaki di musim salju, Ghesquière seperti menciptakan jaket puffer yang menghangatkan kaki.
Bagian luar terbuat dari bahan nilon anti air diisi lapisan penghangat beserta aksen pola monogram yang ikonik. Lapisan bagian dalam seperti kaus kaki dari tekstil jaring halus, memastikan cengkeraman kaki yang sempurna sekaligus menawarkan kenyamanan.
Sejak diperagakan pada 2021, sepatu Pillow Boots ini pun kerap menghiasi layar dunia maya. Sophie Turner, Gigi Hadid, Selena Gomez termasuk dari banyak bintang yang didapati memakai Pillow Boots dari Louis Vuitton.
ADVERTISEMENT
Laporan: Rifina Marie