Kenali Narkolepsi, Gangguan Tidur Kronis yang Bikin Ngantuk di Siang Hari

8 September 2020 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kenali Narkolepsi, Gangguan Tidur Kronis yang Bikin Ngantuk di Siang Hari. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Kenali Narkolepsi, Gangguan Tidur Kronis yang Bikin Ngantuk di Siang Hari. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, apakah kamu pernah mengalami rasa mengantuk berlebihan di siang hari? Hal ini tentu saja akan sangat mengganggu aktivitas dan pekerjaanmu. Kantuk membuat kita sulit untuk fokus mengerjakan sesuatu dan mendorong kita untuk tidur atau memejamkan mata. Namun, ternyata masalah tersebut tidak boleh dibiarkan.
ADVERTISEMENT
Gejala serupa juga dialami oleh penderita narkolepsi. Narkolepsi adalah gangguan tidur kronis yang membuat kamu mengalami kantuk yang berlebihan. Penderita narkolepsi biasanya mengalami sejumlah gejala, salah satunya kantuk di siang hari. Hal ini ternyata berbahaya bila dibiarkan dan tidak mendapat penanganan yang tepat. Lantas, apakah kondisi yang kamu alami saat ini tergolong narkolepsi? Yuk, simak penjelasan berikut tentang gejala hingga bahaya narkolepsi bila tidak ditangani.

Gejala narkolepsi, salah satunya halusinasi

Melansir dari Verywell Health, gejala narkolepsi biasanya terjadi pada remaja dan mereka yang berada di usia 20-an awal. Hal ini juga bisa terjadi di masa kanak-kanak dan bahkan usia tua, meskipun sangat jarang ditemui kasusnya. Terdapat 4 gejala utama narkolepsi dan hanya satu dari tiga orang yang merasakan semua gejala sekaligus.
Ilustrasi mengantuk di siang hari. Foto: Shutter Stock
Pertama, mudah merasa kantuk berlebihan di siang hari. Namun, penderita narkolepsi bukan berarti memiliki jam tidur lebih banyak dari mereka yang normal. Hanya saja, penderita ini punya gangguan pola tidur dan bangun.
ADVERTISEMENT
Kedua, cataplexy atau mengalami kelumpuhan tanpa gejala. Hal ini biasanya terjadi saat seseorang mendapatkan rangsangan emosi yang sangat kuat, seperti tertawa, marah, dan menangis. Gejala ini dikaitkan dengan narkolepsi karena membuat pengidapnya tertidur secara tiba-tiba, bahkan saat sedang melakukan aktivitas.
Ketiga, penderita narkolepsi biasanya mengalami gejala halusinasi yang intens. Ini biasanya terjadi saat tidur dengan kondisi otak yang masih terjaga. Oleh karena itu, penderita kerap kali mendengar suara atau merasakan sesuatu yang sebetulnya tidak ada.
Penderita narkolepsi biasanya mengalami gejala halusinasi yang intens. Ini biasanya terjadi saat tidur dengan kondisi otak yang masih terjaga. Foto: Shutterstock
Keempat, kelumpuhan tidur. Penderita narkolepsi akan merasa kesulitan untuk bergerak dan berbicara 1 hingga 2 menit setelah terbangun. Terkadang kelumpuhan juga disertai dengan halusinasi atau merasa tercekik. Hal ini bisa sangat menyeramkan bila dialami.

Apakah keluarga kamu punya riwayat narkolepsi?

Dilansir dari Healthline, belum ditemukan penyebab pasti dari narkolepsi. Namun penderita tipe 1 (narkolepsi dengan gejala cataplexy) mempunyai penurunan jumlah protein di otak yang disebut hypocretin. Salah satu fungsi dari hypocretin adalah mengatur siklus tidur dan bangun seseorang. Selain itu, faktor stres juga disebut bisa menjadi pemicu narkolepsi.
ADVERTISEMENT
Kamu juga memiliki kemungkinan mengalami gangguan ini bila keluargamu mempunyai riwayat narkolepsi. Itu menyebabkan kamu menjadi 20 hingga 40 kali lebih rentan mengalami kondisi ini.
Orang dengan narkolepsi sering mengalami depresi dan kecemasan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Hati-hati bila tidak segera ditangani

Orang dengan narkolepsi sering mengalami depresi dan kecemasan. Namun, masih belum jelas apakah dua hal tersebut merupakan gejala narkolepsi. Selain itu, kantuk yang berlebihan ditambah gejala cataplexy bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari. Bila gangguan ini tidak ditangani dengan tepat, penderita bisa memiliki kecenderungan kehilangan harapan untuk hidup. Untuk mengatasinya, sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan orang yang tepat agar mendapatkan penanganan yang maksimal.